¡! Besok Sekolah.

33 4 16
                                    

Sesungguhnya Errin tak mengerti mengapa pun harus apa. Entah takut dan ragu atau memang tak paham akan apa yang dikata oleh sang mas kasir AlfaSekolah.

Pun si mas berhenti tak jauh dari tempat si gadis SMA, kemudian menengok ke arah Errin yang dapat dilihat oleh sang gadis beberapa helai rambutnya yang selaras dengan maniknya. Sesaat terlintas sesuatu yang tak asing dipikiran Errin entah apa dan mengapa.

"Kok diem? Ayo, gue anter. Toh jalan pulang kita sama," kata si mas tiba-tiba.

Namun, nampaknya sia-sia, ketika menyadari wajah si gadis yang memucat bersamaan dengan bahu yang sempat gemetaran. Pun mau tidak mau ia mengambil beberapa langkah untuk sampai tepat berada di bawa cahaya yang cukup untuk membuktikan sekilas bayangan. "'Kan? Perlu apa lagi biar lo yakin kalo gue manusia?" ucapnya begitu terus terang alih-alih meyakinkan agar sama-sama nyaman pas jalan pulang.

Errin malah tersentak. "S-serius?" tanyanya masih agak ragu pun tak percaya dengan cara si mas.

Pun si mas malah membisu, tetapi raut wajahnya yang tetap datar itu seolah mengatakan jawaban yang lebih dari serius.

Yah, daripada makin merepotkan si mas dengan menunggu pun Errin setuju untuk percaya bakal diantar pulang dengan selamat sampai ke rumah. Toh tinggal tusuk saja dengan berbagai alat sekolah yang sekiranya tajam untuk melindungi diri kala bahaya melanda. Namun, mumpung si mas ganteng dan gak ada tanda-tanda menggoda, maka Errin merasa iya dan santai-santai saja berjalan di sampingnya.

Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk sampai di sebuah gerbang perumahan yang bernama Perumahan Kasih Tanpa Sayang tersebut pun membuat Errin terkejut. "O-oh, satu perumahan ... ," gumamnya.

"Ya, lo aman, 'kan, kalo gue tinggal di sini?" tanya si mas.

"E-eh, aman, kok, aman." Errin menyunggingkan senyum kikuk saking gugup. "Ano, makasih sekali lagi, ya, uhm, Mas--"

"Mayuzumi Kai."

"Ah--Eh?"

Si mas yang memperkenalkan diri sebagai Mayuzumi Kai tersebut melambai kecil, tetapi malah nampak lemas sekali. "Dah," katanya sambil berlalu pergi.

Errin tak membalas dengan apapun sesaat setelah terlanjur melamun. "Mayuzumi ... Kai?" Sesaat ia merasa deja vu yang membuatnya bergidik bahu bagai tak minat lagi memikirkan hal tersebut. "Mungkin emang sama kali, yak, namanya sama si anak baru," gumamnya yang lanjut berjalan menuju rumahnya yang tak lagi jauh.

Segera setelah semua perkara terselesaikan pun Aoyuki menghela napas panjang penuh lega, kemudian duduk di samping pemuda bersurai panjang dengan warna yang selaras surainya tersebut pun asyik menikmati jajan titipannya sembari menikmati suasana sunyi sejuk malam di sekitar kuil yang terasa damai, bahkan tak disangka pas juga untuk melepas lelah Aoyuki rupanya. Pun gadis itu nampak benar-benar menikmati suasananya.

Dan beberapa saat kemudian ia berkata, "Nih, Ga." Sebuah amplop menyusul kemudian.

Seketika pemuda bernama Nagao Kei tersebut menoleh bersama dengan posky yang menggantung di bibir. "Wah, apa, nih? Tagihan utang tadi? Atau surat cinta karena seorang Aoshi dah naksir?" tanyanya bertubi-tubi, setelah menggigit dan menganggurkan sejenak poskynya tadi.

Aoyuki menatap datar. "Apaan lo GR banget sumpah. Gaji lo ni anjir. Mau gak?" Bahkan ia masih menyodorkan amplop yang diduga berisi sejumlah uang untuk hasil kerja keras Nagao hari ini agak kasar.

"Iya, dong, buat modalin ayank," ucap Nagao sembari menerima amplop tersebut dengan senang hati, kemudian menyimpannya dalam kantong jaketnya dengan baik.

Nampak Aoyuki yang memutar bola matanya dengan malas. "Cuih, kek yang punya aja," cibirnya yang kemudian berdiri dan kembali berucap, "Dah, makasih, ya, buat hari ini. Pulang, gih. Dah malem juga. Mo nginep emangnya lo?"

Besok SekolahOnde as histórias ganham vida. Descobre agora