"Terus? Kamu mau batalin rencana kita? Nggak bisa ya, Dema. Kamu, harus, ikut, aku." Tekan Luvena sembari meraih lengan Demantara.
"Bukan begitu Luve..."
"Aku duluan kan yang ngajak kamu." Potong Luvena, Demantara diam seolah meng-iyakan, "Kamu nggak bisa pergi sama Aisha, enak aja dia mau ngerebut waktu kamu sama aku, Aisha memang sialan! Pokoknya nggak bisa." kekeh Luvena.
"Aisha nggak bermaksud kayak gitu Luvena, dia--"
"Dema..." Suara lembut Aisha mengintrupsi mereka.
Luvena langsung mendekap possesive lengan Demantara yang tadi diraihnya saat mendengar suara menyebalkan Aisha--setidaknya begitu menurut Luvena.
Demantara terlihat melerai pelukan Luvena saat Aisha mendekat, terlihat seperti tidak ingin disalahpahami Aisha padahal sebelum Aisha hadir Demantara terlihat pasrah saja menerima Luvena.
"Dema, kamu sama Luv--"
"Ya." Balas Luvena tegas memotong ucapan Aisha, "Demantara sama gue, kami akan pergi kerumah keluarga besar untuk sebuah perayaan. Jadi jangan harap, lo! bisa nyuri Demantara dari gue lagi." Lanjut Luvena menatap tajam pada Aisha yang terlihat menunduk lemah.
"Aku nggak ada niatan untuk ambil Demantara dari kamu Luvena." Sangkal Aisha, dia menatap Demantara dengan wajah memelas yang terlihat manis. Tapi Luvena yang melihat tingkah Aisha yang dirasanya menggoda Demantara--langsung merasa geram, dia akhirnya melepas pelukannya pada lengan Demantara yang sedari tadi juga diam, Luvena lalu menuju Aisha yang masih menunduk takut dan kemudian mendorong bahunya dengan perasaan jengkel.
"Nggak ada? terus apa maksud lo ngajak Demantara pergi disaat Demantara udah punya acara sama gue. Kali ini apalagi alasan lo nyuri Demantara dari gue hah?! tugas sialan itu? atau karena suruhan guru? cewek sok pinter kayak lo cuma manfaatin pelajaran buat narik perhatian Demantara kan?"
"Nggak." Sangkal Aisha tak terima dengan tuduhan jahat Luvena yang menggambarkan seolah Aisha adalah gadis licik.
"Lo berani teriak sama gue, hah?!" Berang Luvena sembari mengangkat tangan hendak menampar Aisha. Tapi kali ini Demantara bertindak, dia menahan tangan Luvena sebelum tangan ramping itu mendarat di pipi mulus Aisha.
Demantara menarik Aisha mundur, kemudian dia berdiri di hadapan Luvena sebagai penghalang dan menyembunyikan Aisha di balik punggungnya, melindungi gadis itu.
"Luvena jangan berlebihan." Ucap Demantara berusaha memutus perseruan antara Luvena dengan Aisha.
"Tuh kan, kamu pasti belain si Aisha sialan ini. Dia itu nggak tau diri, udah tau kamu ada acara sama aku, tapi terus berusaha untuk nyuri kamu dari aku." Ungkap Luvena mengeluarkan uneg-unegnya, "Dasar pencuri." Tuding Luvena pada Aisha.
"Aku bukan." Aisha membela diri dengan nelangsa. "Aku minta maaf, tapi aku nggak bermaksud untuk itu, Demaa." Aisha menarik ujung seragam Demantara membuat pemuda itu berbalik untuk menatapnya.
Demantara berbalik, menatap Aisha dengan lembut. "Biar aku yang jelasin sama Luvena, kamu bisa tunggu aku di dalam mobil." Ucap Demantara. Aisha mengangguk kemudian berlalu dari sana, namun baru beberapa langkah tangan nya disentak kuat oleh Luvena.
Luvena sudah tampil dengan wajah memerah dan raut bengisnya. Dia menekan tangan Aisha dengan gigi bergemelatuk "Jangan harap! lo ini pengganggu, kenapa lo nggak balik aja ke habitat kumuh lo itu!"
"Luve, lepasin Aisha." Demantara melerai.
"Kamu harus nya pilih aku!" Sentak Luvena.
"Bukan begitu maksudnya.." Demanatara berusaha menenangkan Luvena.
YOU ARE READING
The Plot Twist
ChickLitPlot Twist ; an unexpected shit Danisha ; the plot twist itself _________________________________________________ Danisha Mahiswa, Bussines Woman yang memiliki zero experience dalam hal percintaan karena terhalang prinsip 'money comes first, men com...
Part 22
Start from the beginning
