CHAPTER 41

73.1K 6.3K 890
                                    

Angga memberhentikan tawanya, "Gak boleh." Jawab nya santai.

Al terdiam, sudah ia duga.

Melihat keterdiaman Al, Angga menghela nafas. Ia menatap serius Al, "Saran gua, mendingan Lo nyerah sekarang Al. Perasaan gak bisa di paksain." Ujar Angga, memberi nasehat.

Al menatap Angga dingin, "Bilang aja klo Lo takut gua ngerebut Zheva." Sahut nya datar.

Aldo yang sedari tadi hanya diam memperhatikan, meneguk ludahnya kasar saat merasa suasana yang mencekam sekarang. Padahal tadi terlihat sangat hangat, kenapa sekarang jadi merinding begini?

Angga terkekeh mendengar ucapan Al, "Terserah apa kata Lo. Yang pasti perasaan Zheva udah gak ada buat Lo." Balas nya tenang.

Al berdecih, "Gak usah sok tau."

Angga menghela nafas, ternyata Al tak pernah berubah. Masih sama, keras kepala! "Harusnya Lo bisa liat dari tatapan Zheva Al, cinta dia buat Lo udah gak ada." Ujar nya serius.

Al terkekeh miris, "Karna rasa cinta dia udah sepenuhnya buat Lo? IYA?" Sahut nya, dengan bentak'kan di akhir.

Kali ini, Angga yang terkekeh, Sepertinya Al salah paham.

"Lo--" barusaja hendak menjelaskan kepada Al, Drtt..drtt.. handphone nya berdering.

Dengan cepat, ia melihat handphone nya.  Saat melihat nama yang tertera di layar handphonenya, tanpa pikir panjang ia langsung mengangkat telfon itu.

"Hallo, papa"

"Iya, kenapa sayang?"

"Papa dimana? Cepet pulang Ai kangenn, sama bundaa Zheva juga" Cerocos, anak kecil itu.

Angga terkekeh mendengarnya.

"Papa juga kangen, sabar yaa. Bentar lagi papa sama bunda Zheva pulang"

Jduarrr..

Tubuh Al bagai tersambar petir saat mendengar itu, Ja--jangan bilang?

Hatinya sakit, pikirannya kacau. Hidupnya yang sudah hancur, terasa semakin hancur sekarang.

Tutt..tutt..

Suara sambungan telfon terputus kembali menyadarkan Al, dia menatap miris kepada Angga yang sedang tersenyum menatap handphone nya.

Sedangkan Angga yang belum menyadari apa apa pun hanya terlihat santai saja.

Ia menatap Al, "Meeting nya kita lanjutin besok aja bisa kan?" Tanya nya.

"Anak gua udah kangen kasian." Lanjutnya sembari terkekeh pelan.

Al tersenyum miris, "Bahagia banget ya?" Bukannya menjawab, Al malah bertanya dengan pelan.

Angga mengangguk dengan tertawa pelan, "Iya, tapi masih belum lengkap." Jawab nya penuh arti.

Al mengernyit bingung, namun memilih tak peduli. Ia menatap Angga dengan senyum tipis yang sangat dipaksakan.

"Jaga Zheva." Hanya dua kata, namun seperti sangat sakit saat dia mengungkapkan itu.

Dia terkekeh pedih, "Kayaknya pikiran gua berubah, gua gak pengen jadi yang kedua. Setidaknya gua udah lega pas tau Zheva udah bahagia sama Lo." Ucap nya pelan.

Angga terdiam mendengar kata-kata Al, sial. Ia baru ingat, pasti Al mendengar saat dia bertelfonan dengan putri-nya.

Ingin menjelaskan, namun rasanya ia harus izin terlebih dahulu kepada Zheva. Ia takut Zheva marah.

ZHEVAYLA [OPEN PO]Where stories live. Discover now