CHAPTER 3

76.3K 7.3K 275
                                    

Kondisi Zheva yang tadi sudah membaik, kini kembali buruk.

Zheva memang sudah terbiasa di pukuli seperti ini, tetapi masalah nya luka yang tadi di sekolah saja belum sembuh.

Badan nya terasa benar benar hancur sekarang.

Zheva terduduk di lantai dengan badan yang menyender di kasur.

Dia kembali mengingat kejadian saat ayah nya memukuli nya tanpa ampun tadi.

Flashback on.

PLAK

Wajah zheva tertoleh ke samping, bahkan sudut bibir nya berdarah akibat tamparan keras itu.

"SAYA AYAH KAMU, KAMU HARUS MENGHORMATI SAMA ZHEVA." Bentak nya.

"Bagaimana saya bisa menghormati anda, sementara anda sendiri tidak tau cara nya menghormati?." Balas zheva dengan formal.

BUGH

Kali ini bukan tamparan, melainkan pukulan di perut nya.

Zheva tak membalas, Membalas pun tidak bisa. Badan nya sudah sangat lemas.

"Kamu itu cuma anak yang gak di harapkan zheva, jdi tidak usah bertingkah sombong di depan saya."
Ucapan itu,ucapan yang selalu bisa melemahkan zheva.

Ya, Dia hanyalah seorang anak yang tak di harapkan.

"Terserah."

Baru saja hendak berbalik, tangan nya sudah lebih dulu di cengkram oleh ayah nya. "Siapa yang menyuruh mu pergi sial*n."

Rendra menarik rambut zheva, lalu membenturkan kepala zheva ke dinding rumah nya.

Wanita yang berstatus selingkuhan Rendra itu hanya diam menyaksikan tanpa berniat membantu sedikit pun.

"Arghhh." Teriak zheva,saat merasakan sakit di kepala nya.

"Sudah saya bilang, bersikap lah hormat kepada saya jika tidak ingin seperti ini." Seakan merasa tak puas, Rendra menginjak keras perut zheva.

Sungguh, bolehkah zheva menyerah?

Dia benar benar lelah tuhan.

Cih,rendra berdecih. "Lain kali tidak usah mencoba coba memancing emosi saya. Anak sial*n."

Sedangkan zheva, dengan susah payah berjalan menuju kamar nya di lantai atas.

Flashback off.

Zheva lelah tuhan, Zheva ingin menyerah.

Tapi tidak bisakah berilah kebahagiaan terlebih dahulu sebelum dia pergi?

Dia ingin merasakan pelukan hangat bunda, ingin merasakan kasih sayang seorang ayah, ingin merasakan dicintai dengan tulus.

Kenapa tuhan kejam?, Kenapa dunia seakan tidak berpihak padanya?

Zheva merangkak ke meja belajar nya, lalu mengambil silet yang berada di dalam laci.

Lalu dia kembali ke posisi semula.

Perlahan tapi pasti, dia mulai menggoreskan silet itu di pergelangan tangan nya. Sehingga mengeluarkan darah yang cukup banyak.

Zheva memejamkan mata nya, "Tuhan aku ingin bahagia." Gumam nya.

Setelah itu, hanya ada kegelapan. Zheva pingsan

✨✨✨

Zheva terbangun, masih dengan posisi yang sama ketika dia pingsan tadi.

ZHEVAYLA [OPEN PO]Where stories live. Discover now