CHAPTER 9

72.3K 6.9K 484
                                    

Saat ini, Al dkk sedang menunggu zheva yang tengah di tangani dokter.

Sudah setengah jam lama nya, namun dokter tidak kunjung keluar. Dan itu membuat mereka semua semakin khawatir, terlebih Al.

Dari tadi Al sangat tidak bisa diam, dia terus mondar mandir di depan pintu ruangan zheva.

"Al duduk njir." Kesal bara. Ntah sudah berapa kali, dia dan teman-temannya mengatakan seperti itu kepada Al.

Yesa yang sedari tadi terdiam pun, menghela nafas lelah. "Lo sayang zheva." bukan, itu bukan sebuah pertanyaan tetapi lebih ke pernyataan.

Al yang sedang mondar mandir tak jelas pun, sontak menghentikan langkahnya. Lalu menatap Yesa yang juga menatapnya.

"Jangan sampe nyesel Al, Lo udah pernah ngerasain kehilangan orang yang Lo sayang. Dan Lo udah tau betapa sakit nya itu. Zheva emang sayang bahkan cinta banget sama Lo, tapi bukan berarti zheva bakalan terus berjuang. Ada masa nya seseorang nyerah Al." Nasehat Yesa.

Teman teman nya yang mendengar itu melongo tak percaya, sumpah demi apapun ini pertama kali seorang kulkas berjalan berbicara sepanjang itu.

Sedangkan Al, terdiam mendengar itu. Banyak pikiran pikiran buruk yang hinggap di kepala nya.

Arghh, gua gak bisa bohongin perasaan gua lagi. Batin Al.

Al mengalihkan pandangannya, lalu kembali menatap ruangan yang berada zheva di dalam nya. "Gua harus gimana sa?." Lirih Al.

Yesa bangkit dari duduk nya, "Lupain masalalu Lo, dan pikirin masa depan Lo." setelah mengatakan itu, Yesa langsung pergi.

Zidan yang melihat itupun bingung, "Lo mau kemana sa?" Tanya nya.

Tanpa berbalik, "Toilet." Jawab nya singkat.

Al lagi lagi terdiam mendengar perkataan Yesa. Al tau apa yang di maksud 'Masa depan' oleh Yesa.

Jadi Al harus melupakan Ara dan bersama zheva?

Zheva sialan, dia benar benar bisa meruntuhkan pertahanan Al.

Saat sedang asik asik nya bergelut dengan pikirannya. Cklek.., pintu ruangan zheva terbuka.

Dokter yang menangani zheva, akhirnya keluar.

"Gimana keadaannya dok?." Al langsung bertanya.

Yesa pun sudah kembali, langsung saja mereka mendekati Al dan dokter tersebut.

Dokter muda itu menghela nafas berat, "Keluarga pasien?." tanya balik dokter yang bernama Aldian.

Mereka semua bingung. Al yang sudah sangat penasaran pun, "Saya tunangannya dok." Jawab nya asal.

Yesa dkk melotot mendengar itu. mana ada tunangan, Setiap ketemu zheva aja selalu marah marah. Batin teman temannya. Namun mereka memilih diam.

Dokter itu menatap Al, "Bisa ikut keruangan saya sebentar?."

Tanpa ragu, Al mengangguk. "Bisa." Jawab nya.

Se sampai nya di ruangan dokter muda bernama Aldian itu, Al langsung di persilahkan duduk.

"Jadi gimana kondisinya dok?." Tanya nya tak sabaran.

Dokter Aldian menatap Al, "Sudah sejak kapan dia seperi ini?."

Al terdiam. Selama di sekolah zheva selalu mendekati nya, tapi dia tak pernah sekalipun melihat zheva seperti ini. Malah zheva terlihat selalu ceria dan aktif, ya kecuali tiga hari kemarin. Karna zheva tidak bersekolah.

ZHEVAYLA [OPEN PO]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ