"Orang tadi siapa?" tanya Sasha pada Nara.

"Dia Tante Lala, ibu kantin yang tugasnya nganter sarapan ke tiap-tiap kamar asrama putri," jelas Nara.

"Lho, gue kira kita bakalan makan di kantin sekolah."

"Kalo makan siang atau malem kita makan di kantin sekolah, kok. Emang udah ketentuan sekolah kalo khusus untuk pagi hari, makanan bakalan diantar sama tante Lala ataupun anaknya si Mumun."

Sasha manggut-manggut, paham dengan penjelasan Nara. Setidaknya mereka tidak harus mengantri pagi-pagi di kantin untuk mendapatkan makanan.

Prisa datang menghampiri mereka. Gadis itu tampak lebih segar dan telah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Sarapan udah dateng, kan?" tanya Prisa.

"Udah," balas Yuki seraya menunjuk kotak makan yang ada di atas meja.

Mereka duduk di kursi panjang, lalu mulai membuka kotak makan masing-masing.

"Ya ampun, kenapa harus udang, sih?" Prisa terus menggerutu. Gadis itu memindahkan udang yang ada di kotak makannya ke kotak makan milik Nara.

"Lo nggak suka udang, ya?" tanya Sasha yang sedari tadi memperhatikan kegiatan Prisa.

Prisa mengangguk. "Iya, gue benci banget sama udang. Rasanya nggak enak."

Yuki dan Nara sudah tidak heran lagi, mereka sudah tahu bila Prisa sangat tidak menyukai udang. Padahal, udang merupakan salah satu makanan laut yang kaya akan nutrisi.

Waktu telah menunjukkan pukul tujuh pagi. Dua puluh menit lagi pelajaran akan segera dimulai. Setelah selesai sarapan, mereka bergegas keluar kamar dan berjalan beriringan menuju kelas.

Eh, siapa itu yang di deket si Prisa?

Gue denger-denger, dia anak baru.

Gila, body-nya mantep juga.

Suara bisikan-bisikan para siswa-siswi mulai terdengar. Mereka membicarakan Sasha. Kehadiran Sasha begitu mencolok dikarenakan paras cantiknya yang membuat siapa saja terpesona.

Mereka masuk ke dalam lift, lalu menekan tombol lantai 1. Selama di dalam lift, mereka terus mengobrol. Tidak menghiraukan kehadiran tiga siswi lain yang ada di dalam lift itu juga.

"Eh, jepit rambut kesayangan gue belum di bawa," ucap Prisa panik.

Ting

Pintu lift terbuka, satu persatu dari mereka keluar dari lift. Tadinya Prisa hendak kembali menuju kamar asrama guna mengambil jepit rambut kesayangannya, akan tetapi Yuki menarik paksa Prisa agar kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas.

Yuki menatap Prisa tajam. "Jangan aneh-aneh lo, bentar lagi masuk. Lo mau telat, hah?"

Nyali Prisa menciut. Raut wajah Yuki jika sedang marah sangatlah menyeramkan. Sontak saja Prisa menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau mencari masalah dengan Yuki.

"Perpustakaan di mana, ya?" tanya Sasha.

"Ada di sebelah lab komputer," jawab Nara. "Lo mau ke sana?"

Sasha mengangguk. "Iya, tapi nanti habis istirahat."

Sesampainya di kelas XII Seni Musik Populer 1, ada seorang guru wanita yang sedang menerangkan sesuatu pada murid-murid.

Yuki menatap arloji di tangannya. Pukul tujuh lewat sepuluh menit, padahal masih ada waktu sepuluh menit lagi sebelum bel masuk berbunyi.

"Nah, ini dia murid barunya. Ayo masuk," ucap Rosita yang merupakan wali kelas XII Seni Musik Populer 1.

Prisa, Yuki dan Nara duduk di kursi mereka masing-masing. Lain halnya dengan Sasha yang berdiri di sebelah Rosita.

"Silakan perkenalkan nama kamu pada teman-teman barumu," titah Rosita.

"Nama gue Sasha Putri Gemintang. Kalian bisa panggil gue Sasha. Gue pindahan dari sekolah Kencana," ucap Sasha memperkenalkan dirinya dihadapan teman-teman barunya.

"Ada yang ingin bertanya?" tanya Rosita.

Seorang laki-laki tampan mengacungkan tangannya. "Gue mau tanya, username Instagram lo apa?"

Pertanyaan Steven membuat laki-laki itu mendapatkan sorakan-sorakan dari teman-temannya.

"Sudah-sudah, jangan gaduh," desis Rosita.

"Selamat datang di kelas XII Seni Musik Populer 1, Sasha. Perkenalkan nama saya Rositawati, wali kelas kamu. Kamu bisa panggil saya dengan nama Bu Rosita atau Bu Rosi," ucap Rosita. "Silakan kamu duduk di kursi kosong yang ada di samping Yuki."

Sasha mengangguk. "Terima kasih, Bu."

Sasha berjalan menuju kursi kosong, lalu duduk di kursi itu. Setelah sesi perkenalan Sasha, Rosita pamit pergi karena sekarang bukan jam pelajaran beliau.

TBC

yuk bisa yuk tekan bintangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yuk bisa yuk tekan bintangnya. jangan lupa untuk komen juga.

NEXT?

DREAM HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang