07

183 8 0
                                    

⚠️Cerita ini hanya fiksi semata⚠️

***

Mobil yang membawa mereka akhirnya sampai di rumah sepupunya Nicholas. Si supir membalikkan badannya untuk melihat kedua penumpangnya yang sedang tidur.

Di pertengahan jalan pria bermata tajam itu ikut tertidur juga akibat semalam hanya tidur selama 3 jam saja.

"Mas kita sudah sampai." panggil si supir sambil menepuk-nepuk tangan Nicholas.

Pria itu membuka matanya perlahan. Pergerakan yang dilakukan Nicholas membuat Irene juga ikut terbangun. Wanita itu mengernyitkan matanya kala cahaya mulai merambah masuk.

"Kajja!" seru Nicholas dan secara reflek menepuk tangan Irene. Wanita itu mengangguk, sedikit merenggangkan otot-ototnya sebelum akhirnya ikut keluar.

"Terima kasih banyak, Pak." ujar Nicholas kepada si supir dan mobil itu pun melaju meninggalkan mereka.

Nicholas menatap gadis yang berdiri di sebelahnya. "Dia kembali ke kantor sepupuku." jelas Nicholas lebih dulu sebelum wanita itu bertanya.

Leader Bae mengekori Nicholas menuju pintu utama rumah yang ia sambangi saat ini. Irene memandangi sekelilingnya sembari menaiki undakan tangga satu-persatu.

Ting... Tong...

Dari dalam terdengar teriakan dari seorang wanita yang mengisyaratkan mereka berdua untuk menunggu sejenak dan selang beberapa menit pintu itu pun terbuka. 

"Eh Mas Niko udah dateng, ayo-ayo masuk." sambut asisten rumah tangga sepupunya. Keduanya pun melangkah lebih jauh ke dalam rumah bergaya minimalis itu.

"Tak kira Mas Nico dateng sendiri, ternyata bareng sama pacarnya toh." ucap sang art senyum-senyum menggoda  dengan mata yang melirik pada seseorang yang berdiri di belakang si aktor ternama itu.

Nicholas bergeser memberikan jalan untuk Irene agar berdiri di sisinya. "Ini Irene teman saya mba, bukan pacar."

Irene tersenyum simpul dan nemberikan salam kepada si art.

"Ayu tenan mbanya." kagum art berdaster itu. "Tapi yakin cuma temen aja nih mas?

"Bener kok mba." jawab Nicholas sesabar mungkin.

Irene yang berdiri di antara keduanya manatap ke arah Nicholas untuk meminta sebuah penjelasan. Seperti mengerti arti tatapan itu, Nicholas membantu menjelaskan.

"Katanya kamu cantik." ucap Nicholas yang hanya menerjemahkan bagian yang menurutnya penting saja.

Leader Bae tersenyum malu. "Terr...ima kassihh." balas Irene sedikit terbata-bata kepada si art.

"Irene ini asli Korea Selatan, dia kurang bisa Bahasa Indonesia." ujar Nicholas menjawab pertanyaan dalam benak si art.

Wanita itu manggut-manggut dengan bibir yang dibulatkan. "Betewe, pada mau minum apa? Sampe lupa nawarin aku."

"Nanti saja mba, kami berdua mau lanjut istirahat dulu."

"Oh iya-ya, abis perjalanan jauh. Yo wes kalo gitu, nanti kalo mas sama mbanya ada perlu sesuatu tinggal panggil aja, ya, aku dibelakang mau lanjut nyetrika dulu."

Nicholas mengacungkan jempolnya dan tak lama setelah itu sang art pamit undur diri dari hadapan mereka berdua.

"Mari kutunjukkan kamarmu."

Irene kembali mengekori tour guide-nya sampai mereka berdua berhenti tepat di depan pintu berwarna putih yang berada di lantai 2.

"Ini kamarmu dan yang ini kamarku," tunjuk Nicholas pada pintu yang bersebarangan dengan kamar Irene, "kalau kamu butuh sesuatu, tinggal ketuk saja pintu kamarku." Irene mengangguk kecil.

Best PartWhere stories live. Discover now