Chap 25

2.8K 386 13
                                    

Disini Zatta buat..

Reane reink dipanggil pake nama Arin, nama di kehidupan lalu. Biar gak bingung aja>○<

🐟Happy Reading🐟

Arin terus mencoba menerobos penghalang yang membatasinya dengan Raska. Dirinya benar-benar marah. Raska kesayangannya saat ini sedang terpuruk, ia sangat yakin jika pelakunya adalah Reane.

"SIALAN!!" Umpat Arin terus menerus, ia sama sekali tidak bisa mendekat. Arin menatap tajam Reane yang sedang mengamati Raska. Reane bahkan tidak bergerak sedikitpun. Setidaknya pergi kek!

"Ras-Raska takut..." Lirih Raska disela-sela tangisannya. Jika Arin amati lagi, ternyata didepan Raska terdapat dua ekor cicak yang sudah mati. Pantas saja Raska ketakutan.

"Hoek!!" Reane mundur perlahan, lalu berlari meninggalkan Raska yang sudah muntah. Lalu beberapa saat kemudian, satu pelayan datang dan membantu Raska.

Arin menatap iba kepada Raska. Lalu beralih menatap tajam tempat perginya Reane.

'Ternyata begitu mengesalkan!!'

Cahaya putih kembali menyelimuti Reane. Kali ini ia berpindah di sebuah kelas. Tetapi kelas ini berbeda dengan kelas yang ia tempati sebagai Reane.

"A-aku minta maaf.." gumam Raska setelah tidak sengaja menuangkan minuman pada seragam Reane. Reane menatap tajam murid lain yang juga sedang melihat mereka berdua.

"Apa lihat-lihat?! Pergi!!" Usir nya pada beberapa murid. Seluruh penonton pun dengan tergesa menjauh dari Reane dan Raska. Mereka tentunya tidak mau berurusan dengan gadis menyeramkan tersebut.

Arin menggertakan giginya. Lagi-lagi ia di halangi oleh pembatas seperti tadi. Jika dilihat, saat ini Reane dan Raska sudah kelas 4 SD.

Reane merogoh sakunya. Mengambil sapu tangan, lalu melemparnya ke wajah Raska. Membuat bocah malang itu terkejut.

"Wajahmu menyebalkan! Bersihkan air mata menjijikan mu dengan sapu tangan itu!" Ujar Reane dengan kesal. Lalu melangkahkan kaki pergi dari sana.

"Dan tidak perlu mengembalikannya! Aku tidak membutuhkan barang sisa dari mu!!" Ucap Reane sebelum benar-benar pergi.

Arin mengepalkan tangannya kuat-kuat. Apakah perlu Reane mengatakan sebuah kalimat yang kejam seperti itu pada Raska?!

"Aku tidak kuat.." gumam Arin. Lalu setelah itu cahaya kembali menerpa tubuh Arin. Kali ini ia berada di gudang kecil milik sekolah tersebut.

"Cowok kok lembek!" Ucap satu siswi perempuan dengan nada centil. Ia mengibaskan rambutnya lalu pergi bersama teman-temannya dari gudang itu dengan tersenyum puas.

Raska terisak, menatap kosong lantai gudang yang basah. Seperti tubuhnya. Ia baru saja di bully tadi. Bukan Reane, tetapi sama buruknya seperti perlakuan Reane padanya.

Reane masuk gudang dengan wajah tertekuk. Menatap tajam Raska yang tidak menyadari keberadaannya. Ia menatap Raska dari atas ke bawah.

"Ck, kau membuat malu nama kakek!" Cibir Reane. Raska mendongak, ia sudah pasrah sekarang. Ia tak akan bisa melawan jika Reane menambah luka padanya.

"Seharusnya paman tidak menjadikanmu anak!" Raska terdiam. Kata-kata Reane sudah meremukkan hatinya. Ia kembali terisak. Ia juga tak ingin menjadi lemah seperti sekarang.

"Aku yakin paman pasti menyesal sekarang!"

"CUKUP!!" Arin berteriak histeris. Ia benar-benar tak kuat. Ia membalikkan badan, berlari sekuat tenaga. Berkali-kali cahaya putih menerpanya, berkali-kali juga ia menyaksikan kesengsaraan Raska. Arin sudah tidak kuat.

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang