CHAPTER 32

127 11 0
                                    

Pertemuanku minggu lalu dengan Yuki adalah pertemuan terakhirku setelah Yuki sulit dihubungi karena akan disibukkan dengan ajang dunia. Kota Tokyo menjadi ramai dan orang-orang sudah merayakan pesta olahraga yang besar ini. Semalam, pembukaan Olimpiade berlangsung dan lancar dan sangat mengagumkan. Jepang menunjukkan kemampuan teknologi tingkat tingginya kepada dunia yang dapat membuat orang menontonnya pun dibuat takjub, sangat mengakui dengan hasil teknologi ciptaan Jepang.

Aku bersama Azumi, Ray, dan Bibi Tyas datang untuk menonton pertandingan Jepang melawan Venezuela. Kami mendapatkan tempat duduk yang agak begitu jauh dari lapangan, namun aku tak mempermasalahkannya selama aku bisa melihat Yuki.

Sekitar 15 menit kemudian, kedua tim berlari masuk ke dalam lapangan dan memulai pemanasan di tengah lapangan. Ini pertama kalinya, aku melihat langsung Yuki Ishikawa berperan sebagai kapten tim nasional. Diam-diam, mataku sedang berkaca-kaca memerhatikan pria bernomor punggung 14 sibuk berbicara dengan anggota timnya, seperti sedang membicarakan taktik permainan mereka nanti.

Melihat Yuki sebagai kapten, entah mengapa membuatku merasa bangga. Dia sangat cocok dengan sebutan Kapten Ishikawa. Pembawaannya pun menjadi lebih terlihat tenang namun jelas terlihat matanya sedang berapi bersiap untuk memulai pertandingan ajang dunia.

"Itu Yuki, Luna?"tanya Bibi Tyas yang baru pertama kali menonton pertandingan voli secara langsung. Wanita paruhbaya itu sangat bersemangat.

"Iya"jawabku tersenyum.

"Woah, apa Bibi harus merasa bangga karena calon menantuku adalah seorang kapten?"tanyanya bercanda.

Pertandingan di babak pertama pun dimulai dengan servis dari Ran Takahashi yang merupakan pemain yang paling muda yang baru saja memulai debutnya tahun lalu. Ran Takahashi merupakan atlet yang sangat diperhitungkan dan disebutkan dia akan menjadi the next Yuki Ishikawa. Permainannya memang hampir sama persis dengan permainan Yuki. Sepertinya Yuki berhasil menjadi role model bagi pemain muda.

Sepanjang pertandingan, kami supporter tim Jepang tak berhenti bersemangat apalagi saat Jepang jauh unggul dari tim lawan. Sekitar 2 jam lebih, pertandingan akhirnya berakhir dengan 3 set, Jepang menang atas Venezuela. Tim Ryujin Nippon merayakan kemenangan mereka dengan berfoto bersama di tengah lapangan

***

Malam harinya, disaat aku sedang sibuk melihat-lihat hasil jepretanku di pertandingan tadi pagi, handphoneku bergetar dan aku mendapatkan pesan dari Azumi. Aku menghela napas sembari mengambil handphoneku. Aku tahu Azumi pasti akan memberikanku berita terbaru dan itu pasti tentang Yuki.

Lihat!!! Tiba-tiba saja instagram dan twitter penuh dengan berita Yuki. Lunaku sayang, Yuki perlahan sudah mendunia dikalangan para wanita. Persiapkan dirimu HAHAHA

Aku yang membacanya malah tertawa dengan pesan Azumi yang mencoba membuatku panik, namun aku malah merasa itu terdengar seperti berita baik. Siapa yang tak akan menyukai Yuki? Disampiing dia adalah kekasihku, dia adalah pria yang tampan, seorang atlet dan kapten tim nasional. Semua orang pasti akan terpesona ketika melihat permainannya.

Aku menghela napas panjang sambil mencari kontak Yuki. Terakhir kali kami saling mengirim pesan adalah 3 hari yang lalu, itu pun aku harus yang mengirimkan pesan lebih dulu kepadanya dan aku akan mendapatkan balasan sekitar sejam kemudian. Kali ini, aku mengirimkan pesan padanya lagi.

Aku menikmati pertandingan tadi. Ini pertama kalinya aku melihat secara langsung kekasihku berperan sebagai kapten di lapangan. Tetap semangat! Oh yah, maafkan aku, aku tak bisa datang di pertandingan selanjutnya. Aku sudah janji dengan Emi dan yang lainnya akan nonton bersama di panti jompo. Kami akan mendukungmu!

An Each Year With Yuki (Indonesian)Where stories live. Discover now