CHAPTER 10

164 15 0
                                    

Aku tiba di apartemen milik Yuki. Apartemennya tak begitu besar dan sudah cukup untuk menampung satu orang. Sepertinya Yuki adalah orang yang sangat pembersih dan rapi, aku sama sekali tak menemukan debu ataupun pakaian yang berserakan. Bahkan ia menata ruangannya dengan unik. Di dinding terpajang foto dirinya bersama tim-timnya. Aku tersenyum melihat setiap foto tersebut.

Tak menunggu aba-aba dari Yuki, aku sudah memasak air hangat.

"aku rasa aku sudah cukup tahu menggunakan kompor seperti ini"ucapku tertawa kecil melihat Yuki yang duduk di sofa sambil membuka perbannya.

Setelah itu, aku pun duduk di samping Yuki sambil membawakan semangkuk air panas beserta handuk putih. Perlahan aku membantu pria itu membuka perbannya dan aku melihat bagian tumitnya yang sedikit membengkak.

"Ini sudah lumayan tidak begitu bengkak"ucap Yuki dengan lembut. Pria itu masih canggung disaat aku malah tak merasa canggung lagi. Aku sibuk mengompres kakinya di saat pria itu malah merasa kaku duduk di atas sofa saat aku malah duduk di lantai mengompres kakinya.

"Padahal aku ingin mengajakmu jalan keliling kota"seru pria itu.

Sejenak aku terdiam mendengarnya "Bagaimana bisa kamu jalan dengan kondisi seperti ini? Bukannya kamu masih memiliki pertandingan lagi?"tanyaku seakan aku sedang berperan sebagai Ibu dari Yuki yang sedang memarahi putranya karena tak menjaga fisiknya.

Setelah aku selesai mengompres kakinya, Pria itu langsung menarik tanganku untuk duduk di sofa yang sama dengannya. Pandangan kami pun bertemu, aku melihat matanya yang sipit tapi senduh.

"Aku ingin minta maaf padamu karena mungkin kamu merasa terusik olehku akhir-akhir ini. Tapi aku sama sekali tak berbohong soal aku ingin mengenalmu lebih baik lagi."ucap Yuki terdengar tulus dan serius.

Perlahan aku tersenyum "Ternyata kamu bisa seserius ini, kata Azumi kamu tipe orang yang sangat canggung di hadapan wanita, tapi aku memang tak begitu memercayainya karena aku mendengar kamu dekat dengan wanita lain"ucapku sengaja menyinggung soal kegundahanku dulu.

Yuki mengerutkan keningnya menatapku dengan merasa kebingungan "Wanita lain?"tanyanya dan aku mengangguk "Aku lagi tak dekat dengan wanita lain selain kamu"jawabnya dengan wajah polosnya "Aku bersumpah"tambahnya.

Aku terdiam memerhatikannya.

"Kamu tak perlu cemburu soal itu"ucap Yuki sekali lagi.

"Cemburu? Tidak. Aku tak cemburu. Aku hanya hanya mengatakan yang aku ketahui saja"

Yuki tertawa kecil melihat salah tingkahku "Itulah kenapa aku sangat berhati-hati karena aku tak mau kamu terusik karenaku, aku tak mau kehidupanmu menjadi berantakan jika muncul banyak pembicaraan mengenai kita, terutama di sosial media"lanjutnya.

Sekali lagi aku terdiam. Mendengarnya mengucapkan kalimat itu membuatku menyadari mengapa Yuki tak mengikuti sosial mediaku. Seharusnya aku memikirkan itu, diserang atau orang-orang akan menanyakan hubunganku dengan Yuki di sosial media adalah benar-benar menakutkan.

"Hmm.. baiklah, lebih baik kita tidak membicarakan sesuatu yang berat dulu. Bagaimana kalau kita makan? Aku bisa masak"ucapku mengalihkan pembicaraan. Aku masih belum siap membicarakan sesuatu yang serius pada Yuki di saat-saat seperti ini.

"Maafkan aku, aku tak memiliki apa-apa di kulkas"jawabnya dengan tersenyum canggung "Karena aku pikir kita akan makan di luar"tambahnya lalu berdiri dan berusaha terlihat baik-baik saja dengan kakinya "Ayo!"ucapnya dengan begitu bersemangat.

Beberapa lama kemudian, malam di Padua benar-benar sangat ramai. Di sekitar apartemen Yuki, berjejer coffee shop dan restoran. Kami berdua menikmati waktu dengan jalan berdua. Melihat Yuki menyembunyikan pincangnya membuatku merasa khawatir, tanpa banyak pikir aku menarik tangan Yuki agar bisa merangkul lenganku. Aku tersenyum malu dan tak berani memandanginya. Kami berdua pun jalan berdampingan dengan tangannya merangkul lenganku. Aku rasa tidak ada masalah dengan tinggi kami. Aku dengan tinggi 163 cm ternyata cukup ideal untuk bersampingan dengan pria bertinggi 191 cm.

An Each Year With Yuki (Indonesian)Where stories live. Discover now