CHAPTER 23

154 12 2
                                    

Azumi pulang sekitar pukul 6 sore. Aku tak menunggu kedatangan Yuki seperti insting Azumi. Rumahku sudah rapi karena Azumi berbaik hati menyuruhku untuk istirahat dan dia yang membersihkan rumah kecilku. Aku pun duduk di sofa setelah terpintas dalam pikiranku tentang beritaku dengan Angga di akun gossip. Aku baru mengecek handphoneku hari ini dan aku mendapatkan pesan dari Angga.

Apa kamu baik-baik saja dengan berita itu? Maafkan aku membuatmu merasa tak nyaman.

Aku segera membalasnya.

Aku baik-baik saja. Kamu tak perlu khawatir berita itu tak akan menggangguku.

Sekali lagi aku mengecek berita itu beserta foto-fotonya dan membaca beragam komentar pro dan kontra tentang berita itu. Aku orang yang tak ambil pusing dengan berita yang tak benar, aku juga tak ingin merusak hubungan pertemananku dengan Angga.

Angga ternyata sudah memberikan klarifikasi di story instagramnya dan menjelaskan pada penggemarnya kalau aku adalah teman baiknya di Jepang. Aku rasa penjelasan dari Angga sudah cukup jelas dan aku tak perlu melakukan apa-apa lagi.

Saat sedang sibuk menscroll instagramku, aku memilih untuk menstalking akun official milik Yuki, berhubung akun private pria itu dikunci dan aku tak dapat melihatnya. Aku melihat setiap foto yang dia unggah yang kebanyakan foto bersama timnya. Tanpa ku sadari, aku sudah tersenyum lebar melihat foto-fotonya.

Bel rumahku berbunyi dan tanpa pikir panjang aku segera membuka pintu. Aku seharusnya tak terkejut siapa orang yang berdiri di depan rumahku, namun nyatanya aku sangat terkejut.

Yuki tersenyum canggung padaku disaat aku memandanginya dengan terkejut "Kamu sudah makan?"tanyanya. Aku melirik kantong putih yang ia bawa "Belum"jawabku.

Tak berselang lama, aku duduk melihatnya sedang sibuk berada di dapur kecilku dan menyiapkan makan malam. Tangannya sangat lincah dalam hal memasak, aku sebenarnya sudah melihat dia memasak lewat stasiun tv, namun aku pikir itu hanyalah setting sampai akhirnya malam ini dia membuktikannya kepadaku.

"Ahh itu... cabe"ucapku saat Yuki melihat botol kecil boncabe. Aku meringis kecil "Orang Indonesia sangat menyukai makanan pedas"jelasku.

"Apa aku harus memasukkannya?"tanyanya.

"Tidak usah, kamu tidak suka pedas"jawabku.

Pria itu mengangguk dan lanjut memasak.

Masakannya tercium wangi saat pria itu menyajikan di meja makan. Aku tak berhenti tersenyum melihat sayur tumis, ikan yang digoreng kecap khas jepang, dan beberapa makanan sea food seperti tumis udang. Yuki memberikanku semangkuk nasi yang banyak "Kamu harus makan banyak"

"Apa tak masalah aku kembali gendut?"

"Tidak masalah selama kamu sehat"jawabnya sibuk menyendok nasi untuknya.

"Wah.. selamat makan"ucapku begitu senang tanpa sadar aku sudah makan dengan sangat lahap malam ini. "Masakanmu lebih baik dari masakanku"komenku.

"Aku sudah terbiasa hidup sendiri di Italia, jadi aku tak heran jika aku pandai memasak"jawabnya memuji dirinya sendiri.

Aku tersenyum setuju dan kembali menikmati makan malamku. Tanpa sadar, aku sejenak melupakan kesalahpahaman yang tengah terjadi diantara kami berdua. Kami berdua sibuk menikmati makan siang kami.

Usai makan, Yuki kembali sibuk di dapur untuk mencuci piring. Sedangkan aku hanya menontonnya sambil duduk di sofa, dia benar-benar tak memperbolehkanku melakukan apapun. Saat dia membelakangiku, aku bisa melihat bahunya lebar dan berisi. Kata Azumi, Yuki salah satu atlet dengan tubuh atletis, dan kali ini aku mengakuinya. Pria itu memakai kaos hitam dan celana jeans membuatnya terlihat sangat cocok.

An Each Year With Yuki (Indonesian)Where stories live. Discover now