My Sadness (1)

En başından başla
                                    

Flashback on

"mas, kapan aku mempunyai anak selucu Dion?" tanya Ai kepada suaminya sambil menatap Dion yang tertidur nyenyak di sampingnya setelah melihat sang suami keluar dari kamar mandi

"kamu sudah punya anak 3, jadi tidak perlu memiliki anak lagi," jawab Daaniyaal dengan suara dinginnya sambil menatap Ai yang sedang membelai putranya di ranjang mereka

"tapi aku ingin hamil dan memiliki anak sendiri yang lahir dari rahimku," jawab Ai dengan nada berharap sambil mencium Dion dengan sayang dan tersenyum melihat putra kecilnya yang tidur dengan nyenyak

"kamu tidak perlu hamil, karena tugasmu adalah menjadi ibu untuk ketiga anakku," jawab Daaniyaal sambil melihat ke arah Ai

"maksudnya?" tanya Ai tidak mengerti dan memandang Daaniyaal, sang suami dengan ekspresi bingungnya

"aku menikahimu karena aku ingin kamu menjadi ibu bagi mereka bertiga. Jadi tugasmu hanyalah menjadi ibu bagi mereka, bukan melahirkan anak," jawab sang suami dengan nada tidak ingin dibantah

Flashback off

"nda…nda…" panggil tak jelas yang keluar dari mulut kecil Dion menyadarkan Ai dari lamunannya (bunda… Bunda)

Ai menghapus air matanya saat mengingat ucapan sang suami. Dia tersenyum kepada bayi kecilnya itu. Dia berjalan mendekati sang bayi dan mencium kepalanya yang wangi. Seketika air matanya menetes kembali.

"anak bunda kenapa?" tanya Ai sambil mengelus kepala kecil Dion

"nda….nda…." suara Dion yang terdengar ceria sambil melempar bola yang berada di sekeliling tubuhnya (bunda… bunda)

"seneng ya, mandi bola," kata Ai sambil mencubiti pioi gemuk Dion dengan gemas

Dion berusah menghindar dan kemudian berteriak, "nda…" (bunda…)

Ai terkejut dengan teriakan Dion yang sangat keras. Kemudian dia tertawa melihat wajah bayi itu yang marah. Tetapi tetap terlihat lucu dan menggemaskan, sehingga Ai menciumnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"ini siapa Dion?" Ai menunjukkan foto yang ada di ponselnya

Dion menghentikan kegiatannya yang bermain bola dan beralih melihat foto yang berada di depannya, "ia… ia…" (Nina.. Nina..)

"bukan ia, sayang! Tapi kak Nina," kata Ai membenarkan

Dion melihat sang bunda yang sedang berbicara dengan ekspresi lucunya, kemudian dia berkata dengan suara lucu khas bayinya, "ak ia" (kak Nina)
Ai tersenyum dan berkata kepada Dion, "kak Nina!"

"ak ia," Dion mengulang (kak Nina)

"pinternya putra bunda!" puji Ai dan mencium kepala Dion

Kemudian Ai memperlihatkan foto lainnya Kepada Dion dan Dion langsung berkata dengan nada senang dan suara kerasnya, "io… io.." (Nino… Nino)

"kak Nino!" kata Ai dengan suara pelan dan lembut

Dion pun mengikuti apa yang diucapkan bundanya, "ak io… ak io…" (kak Nino.. Kak Nino)

"Putra bunda memang pintar, ya!" puji Ai lagi dan sekarang Dion mendapatkan ciuman di pipi gembulnya. Dion yang mendapat ciuman sayang dari bundanya merasa senang dan dia tertawa. Dion juga membalas mencium sang bunda.

"ini siapa, Dion?" tanya Ai sambil memperlihatkan foto lagi

"pa… pa… pa… pa…." Dion berkata sambil menepuk tangannya gembira

"ini siapa?" Ai menunjuk gambar lain di foto tersebut

"ak io…" Dion menjawab (kak Nino)

"ini siapa?" tanya Ai lagi

"ak ia.." kata Dion (kak Nina)

Ai menunjukkan dirinya sendiri dan bertanya, "ini siapa?"

"nda… nda…" Dion berkata dengan suara keras dan senang (bunda… bunda…)

"yang ini siapa namanya?" tanya Ai sambil menunjuk Dion

Dion menyentuh dadanya dan berkata, "on… on…" (Dion.. Dion…)

"bunda sayang sama Dion," Ai membawa Dion dalam gendongannya, "Dion sayang sama bunda?" tanya Ai

"on yang nda.." Dion menjawab sambil menganggukkan kepalanya (Dion sayang bunda)

"cium bunda dulu dong!" pinta Ai dan Dion langsung mencium pipi bundanya dengan senang dan Ai juga menciumi pipi gemuk Dion dengan gemas













🌹🌹🌹🌹🌹
















Enough for today

Tunggu lanjutannya di sabtu depan ya 😊😊😊

Don't forget vote and comment

Follow fanyawomenly

Thank you have waited this story

Thank you have read this story

Thank you have voted and commented

Have a nice day

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin