s e p u l u h

2.8K 369 9
                                    

VOTE DAN KOMEN lohhh temannn!

***

Malam hari yang begitu dingin membuat kedua manusia itu bergelung di dalam selimut yang sama.

Jeno berkali-kali menguap menahan kantuk.

"Kau terlihat sangat mengantuk jeno, apa cerita ku tadi seperti dongeng tidur untukmu?" kekeh renjun.

"Ah...tidak bukan begitu hanya memang... aku hari ini merasa lelah dan itu cukup membuatku gampang mengantuk." Elaknya.

Renjun mengangguk percaya saja. "Kalau begitu kenapa kau tidak tidur mulai sekarang?"

Jeno tertawa garing. "Kau saja belum tidur renjun, aku tidak ingin wajah tidurku di lihat oleh mu."

Jawaban konyol

"Begitu?" renjun membalikkan badannya berlawanan arah dengan jeno agar tidak saling berhadapan. "Kalau aku di posisi ini jeno, aku tidak akan melihat wajah tidurmu itu. Jadi pejamkan mata mu dan tidur." ucapnya seperti perintah.

Entah kenapa jeno menuruti apa kata renjun. Perlahan matanya kini mulai menutup dan tertidur menjelajahi alam mimpi.

Renjun yang tidak lama mendengar dengkuran jeno terkekeh geli.

"Seperti bocah, tertidur ketika telinganya mendengar sebuah cerita seperti dongeng tidur."

Renjun mengubah wujudnya menjadi rubah, pakaian yang ia kenakan menutupi tubuh rubahnya sampai leher.

Keluar dari pakaiannya, ia kini melangkah dan melompat di meja berdekatan dengan jendela.

Mata tajam rubahnya menatap ke langit yang di hiasi oleh berbagai bintang.

"Chenle dimanapun kau berada kuharap kau baik-baik saja sekarang.

--dan secepatnya aku akan menemukan dirimu."



















"Astaga kau imut sekali!" pekiknya gemas.

Tangannya mengelus rambut merah ke orenan rubah yang tertidur di atas kasur empuknya.

Sambil sesekali tersenyum gemas saat hewan itu menggeliat terganggu karena usapannya.



















Pagi yang cerah menyambut bangun tidur jeno.

"Ah lama sekali aku tidak tidur senyenyak ini." gumamnya dengan mata terpejam.

Tangannya secara refleks meraba-raba di sebelahnya seperti tengah mencari seseorang.

"Renjun?"

Alisnya mengerut ketika mendapati benda berbulu di telapak tangannya.

Menarik tangannya kembali dan mengucek matanya yang masih terasa berat, ingin tertidur kembali.

Metanya terbuka lalu menoleh kesamping di mana ada hewan berbulu merah ke orenan sedang meringkuk tertidur disana.

"Eh? Hewan peliharaan siapa ini?" katanya linglung

Renjun mengerjapkan matanya terganggu dengan suara besar jeno.

Dengan berat hati ia bangun dari tidurnya dan terduduk di atas kasur sambil melihat jeno manatap lurus kedepan yang sepertinya sedang melamun.

Renjun tidak peduli saat ini karena itu ia dengan santai merubah wujudnya kembali menjadi manusia.

Berlari kecil menuju kamar mandi di dalam kamar jeno dengan tubuh polos.

Jeno melotot melihat pemandangan yang baru saja terjadi di depannya.

Seakan sadar dari kebodohannya saat bangun tidur tadi. Jeno menutupi wajahnya yang memerah.

Padahal dia yang telanjang bulat, kenapa aku yang jadi malu? guamamnya dalam hati.

Tidak lama pintu kamar mandi itu terbuka menampilkan renjun yang--yah masih telanjang bulat.

Jeno yang melihat itu kembali dengan kasar melempar bantal tidurnya pada Renjun. Membuat renjun terkejut.

"Yak jeno! Kau ini kenapa?"

"Kau yang kenapa! Kenapa tidak mengenakam pakaianmu! Kau tidak malu apa dengan benda kecil imut mu yang menggantung di selangkangan di lihat orsng lain." ucap jeno tanpa sadar.

"Oh," jawab renjun santai masuk kembali kedalam kamar mandi dan menutup pintunya.

Jeno menganga dengan respon renjun.

Renjun menyembulkan sedikit kepalanya. "Aku mandi duluan ya?"

"Hmm," jawab jeno, dan renjun kembali menutup pintu kamar mandi.

Tok tok tok

Jeno turun dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya.

Terlihat badan tegap dan juga bahu lebar ayahnya. "Tumben?" ucapnya kelepasan yang langsung di berikan pelototan ayahnya.

"Ah, maaf yang mulia. Ada apa dengan kedatangan anda ayahanda?"

"Tidak ada apa-apa, hanya ingin mengajak anakku untuk berjalan-jalan mengelilingi taman istana. Apa kau keberatan?"

"Tentu tidak."

"Kalau begitu aku menunggumu di taman bagian depan jeno, jangan lupa basuh terlebih dahulu wajah berantakanmu dan tidak perlu mandi." setelah itu Jaehyun--ayah jeno atau Raja kerajaan Neviar pergi dari sana.

Jeno menatap punggung ayahnya sejenak lalu menutup kembali pintu kamarnya.

Mengetuk kamar mandi di mana ada renjun disana.

"Ada apa?" tanya renjun menyembulkan kepalanya.

"Pakai handuk di bagian pinggangmu dulu. Aku ingin masuk untuk mencuci muka."

Renjun mengangguk lalu memakai handuk di bagian pinggang hingga bawah. "Sudah," ucapnya yang kini memunculkan badanya.

Jeno mematung sebentar.

Ahh dia lupa kalau bagian dada seharusnya juga di tutupi karena bagaimana pun juga renjun adalah seorang submisif.

"Jeno, jeno katanya kau ingin mencuci wajahmu?" renjun melambaikan tangannya di depan wajah Jeno.

"I-iya." katanya kikuk lalu masuk kedalam kamar mandi.

Renjun menunggu di luar, kegiatan mandinya belum selesai omong-omong.

TBC

Kalo komennya banyak besok aku up lagi deh 😗

Minggu, 06 februari 2022








Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang