»16 (Sembuh)

433 52 21
                                    

Dua hari berlalu, Luffy juga masih belum siun. Law sebagai pengasuh Luffy di rumah sakit atau disebut dokter, mengkhawatirkan nya.

Tidak hanya Law, semua orang yang dikenal dan mengenal Luffy juga sama khawatir. Setiap hari menjenguk membicarakan hal yang disembunyikan. Nami dan Robin selalu mengganti bunga yang tertera di meja.

Nami sebagai teman lama Luffy, tidak berani untuk memberitahu kepada paman, bibi bahkan ayahnya Luffy.

"Ayo bangunlah Luffy, apakah kau koma?" tanya Nami duduk di kursi samping ranjang pasien dibaring oleh Luffy

Nami memegang tangan kanan Luffy yang diinfus, mengelus nya dengan lembut.

"Mereka terus saja berdatangan dan menyatakan perasaan mereka, bodoh sekali bukan? Apa kau bisa mendengar omongan mereka?"

"Aku sedang mikir..."

"Luffy?! Kau sudah bangun?!"

"Kalau memang aku belum bangun siapa lagi yang mempunyai suara seperti ini?"

"Ah Luffy!"

Nami beranjak dari kursi, melompat untuk memeluk Luffy.

"Sakit!"

"Aku kira kau koma!"

"Aku tidak koma.. Sehabis dibawa kesini kesadaran ku kembali, hanya saja~ aku malas untuk membuka mata juga berbicara"

Nami melepaskan pelukan nya, menatap tajam Luffy lalu mengeluarkan suara khas ibu sedang marah

"Aku tidak terima alasan mu jadi aku akan memanggil mereka semua kesini"

Nami mengeluarkan ponsel nya dari saku celana dan siap untuk nelepon seseorang. Luffy dengan cepat menghentikan aktivitas Nami

"Jangan dulu Nami kumohon!"

"Ish ada apa Luffy? Kau seperti menyembunyikan sesuatu dari mereka"

"Aku sedang memikirkan cara untuk merespon mereka"

"Maksudnya?" Nami memasang mimik wajah kebingungan. Sebelah alis nya diangkat, mengernyitkan mata sebelah kanannya

Luffy memainkan jari telunjuk sambil bersiul, "Aku memikirkan cara untuk merespon pernyataan mereka"

Luffy kembali mengingat-ingat kembali. Wajahnya merona penuh. Tidak pernah ia merasa betapa malu dan senang ketika di katain seperti begitu.

"Kata-kata mereka manis, nada tenang, juga gak salah Zoro dan Koby memberi kecupan singkat di kening ku. Aku berasa di film drakor yang aku nonton bulan lalu"

Nami terkesiap. Kedua tangan menutup mulutnya. Rasa terharu tiba-tiba yang dirasakan.

"Luffy, kau telah-"

"Bukan berarti aku mau berpacaran"

Disaat Nami ingin terbang karena terharu malah jatuh ke sungai.

"Jadi maksud dari ekspresi wajah mu itu apa? Apa hati mu berdetak juga?"

Luffy menjawab dengan anggukan. Nami lagi-lagi menampar wajahnya sendiri

"Itu kau dalam proses"

Tidak paham akan perkataan Nami, Luffy memilih untuk diam dan asal mengangguk.

Ting

"Oh Robin memberiku pesan, aku harus pergi. Tidak apa kan jika aku meninggalkan kau disini sendirian?"

Luffy menggangguk kepalanya sambil memberi jempol. Nami tersenyum, ia mengelus kepala Luffy dan melangkah keluar. Luffy kembali baring dikasur seperti biasa, menunggu kedatangan atau pun apa.

[Luffy harem] Our Love Story [One Piece]Where stories live. Discover now