1. Arcellzio Bagja Sagara

11.8K 405 11
                                    

"Anjing, telat lagi!"

Bukannya bergegas, cowok yang baru saja mengeluh setelah melihat jam di layar ponselnya itu justru kembali memejamkan mata.

"Berisik, Sialan!" omelnya, pada alarm dari ponsel yang kembali bergetar dan berbunyi.

"Arrrggh ...."

Cowok itu menggeliat kesal sebelum menyerah akhirnya. Beranjak bangun dan masuk ke kamar mandi dengan kepala berdenyut pusing.

Kalau saja hari ini bukan hari Selasa, cowok remaja itu sudah pasti akan melanjutkan tidurnya.

Arcellzio Bagja Sagara.

Nama itu terpasang sempurna di seragam sekolahnya. Ellzio menyisir rapi rambut basahnya, sebelum kembali berantakan karena di acak-acak nya dengan sengaja.

Setelah menyemprotkan parfum maskulinnya dibeberapa titik area terbaik, Ellzio menyampirkan tas di bahu dan menyambar ponsel serta kunci motor.

Dari jarum jam yang menunjukkan pukul delapan, sudah dipastikan cowok itu kesiangan. Namun, tidak ada raut wajah panik ataupun khawatir. Ellzio justru mengendarai motornya dengan tenang dan santai menikmati jalanan yang cukup lenggang.

"Selamat pagi, Baginda Raja," sapa Ellzio sopan setelah sebelumnya menekan klakson pada satpam penjaga gerbang sekolah. "Hehe ..." lanjutnya, memberi cengiran tak berdosa.

"Kamu lagi!" balas pria paruh baya itu dengan intonasi kesal dan logat khas Jawa.

"Ellzio, Pak, nama saya. Masa lupa." sahut Ellzio. "Minta tolong dibukain gerbangnya dong, Pak,"

"Minta tolong bukain, minta tolong bukain. Kamu nggak liat sekarang jam berapa?!"

"Baru jam setengah sembilan kok, Pak." jawab Ellzio setelah melirik jam dipergelangan tangannya. "Bukain, dong, ya? Pak?"

"Nggak bisa!"

"Nanti saya beliin seblak deh, Pak." tawar Ellzio, menyogok.

"Enak aja kamu nyogok saya, pake seblak doang pula." satpam bernama Adipramana, atau yang lebih akrab disapa Pak Adi itu melotot galak.

"Ya udah, bapaknya deh, yang request mau dibeliin apa?"

"Saya nggak makan makanan haram!"

Sesaat Ellzio menutup rapat dan menarik kedua bibirnya ke dalam. Bungkam. Sebelum dua detik kemudian dia membuat raut wajah memelas.

"Papa saya bayar uang sekolah mahal lho, Pak. Masa iya saya sekolahnya cuma sampe gerbang doang,"

"Itu sampean tau bayar uang sekolah mahal, kenapa malah rajin melanggar aturan?" balas pak Adi sembari berkacak pinggang.

"Besok nggak lagi, janji!" sahut Ellzio cepat sembari mengacuhkan dua jari membentuk huruf V.

Karena besok, kemungkinan besar cowok itu tidak akan masuk. Ellzio akan meliburkan diri seperti biasa.

"Kalau kamu bohong?"

Dengan tersenyum manis Ellzio menjawab, "Nanti saya janji lagi."

Dear Putih AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang