Sebelas

6.7K 693 42
                                    

"Tentu, sama-sama....jadi, sekarang mau bagaimana? Kamu tetap di Korea atau- kembali ke Jepang?"

---

Asahi tampak menimang dan merenungkan perkataan sang tante tadi, hingga suara pintu terbuka membuat lamunannya buyar

"Hi-kun" suaranya tampak bergetar, dengan langkah pelan ia mendekat dan memeluk sang sahabat erat

Asahi kembali berkaca-kaca, namun kali ini karena ia merindukan sang sahabat. Teman yang sudah dari kecil bersamanya hingga berpisah lima menit saja rasanya tidak sanggup. Namun harus berpisah karena pertukaran pelajar

"Hi-kun hiks aku merindukanmu" tersenyum tipis, ia mengelus punggung sahabatnya dengan lembut

"Aku juga merindukanmu, Mashi-kun"

Keduanya berpelukan menyalurkan rasa rindu terhadap satu sama lain, benar-benar sahabat sejati

Hingga beberapa saat setelahnya Mashiho lebih dulu melepaskan pelukannya karena teringat sesuatu

"M-maaf Hi-kun, apakah aku menyakiti perutmu?" tanyanya tampak ragu, dia mengetahui hal itu dari kakek Asahi. Namun ia tidak akan percaya kecuali Asahi yang memberitahunya sendiri

Asahi pun nampak terkejut

"Ka-kamu sudah tau?"

Mashiho menggeleng "Kakek yang kasih tau aku, tapi aku nggak akan percaya sebelum kamu sendiri yang kasih tau" Mashiho duduk manis disamping Asahi

Asahi menghela nafas dan akhirnya ia menceritakan semuanya, termasuk bagian BB yang menyelamatkannya

Bahkan Mashiho sudah banjir air mata. Sahabat kesayangannya telah disakiti oleh orang-orang brengsek

"Daniel bajingan, sekarang dia udah dipenjara kan? Kalo bisa dia harus dihukum mati" ujarnya menggebu-gebu, sedangkan Asahi tampak lemas

"Aku nggak suka... walaupun mereka jahat terutama Daniel, aku nggak mau dia dipenjara. Anak ini butuh ayah, Mashi"

Mashiho sontak melotot tidak percaya, masih bisa baik dengan orang seperti Daniel? Benar-benar Asahi bodoh - umpat Mashiho di dalam hati

"Hi-kun jangan konyol, dia jahat dan dia pantas dihukum...aku bisa bantuin kamu buat besarin bayi kamu ini"

Asahi menatap Mashiho sendu. Ada suatu rahasia yang mampu Asahi sadari dengan sendirinya tanpa perlu pengakuan dari yang bersangkutan

Takata Mashiho, teman kecilnya yang sudah ia anggap sebagai sahabat sehidup semati. Dia menyukainya, Mashiho menyukai dirinya dan Asahi menyadari itu

Biarpun mungil, Asahi berani bersumpah bahwa Mashiho adalah pihak atas sejati

Asahi menggeleng lemah "Aku nggak suka dia, tapi aku menghargainya sebagai ayah dari kedua bayiku" Mashiho mengusak rambutnya frustasi, dia memeluk yang lebih kecil dengan hangat

"Jangan sakit, aku nggak suka liatnya" Asahi hanya mengangguk agar tidak menjadi panjang "Terus sekarang gimana? Kamu kembali lagi ke Jepang?"

Asahi diam lalu menggeleng lemah "Aku mau di Korea, disana aku bisa kerja dan tidak terlalu membebani kakek nenek sama om tante... sekarang giliran aku, giliran aku yang membahagiakan mereka" jawabnya setelah tadi sempat berfikir

BERANDALAN | JEONGHARU [END]Where stories live. Discover now