26 - Hari yang membahagiakan

121 83 187
                                    

"Sayang"

"Sayang"

"Sayang"

"Sayang, sayang, sayang."

Sedangkan yang dipanggil hanya bisa menutupkan telinganya menggunakan kedua tangannya.

"Oke, satu kali lagi." ucapnya sambil menarik nafas dalam-dalam. "SAYANGKU ICIIIIILLL!!!" teriak Bumi kencang.

Icil yang mendengar panggilan yang diluar dari dugaannya itu, membuatnya melototkan mata kepada Bumi.

"Alhamdulillah, akhirnya berhenti juga." ucap Bumi yang sedari tadi meneriaki Icil.

"Lo gila?" tanya Icil yang sudah tidak tahan lagi dengan sikap kekanak-kanakan Bumi.

"Gak kok." jawab Bumi sambil tersenyum manis, semanis madu.

"Orang ngeliatin kita daritadi, lo gak ada rasa malu kah?"

"Nggak usah diperdulikan." jawab Bumi seenak jidat.

"Gue nggak bisa!"

"Tapi aku bisa."

"ITU LO! ORANG YANG NGGAK PUNYA URAT MALU!" teriak Icil yang sudah tidak bisa mengontrol emosinya.

Seketika siswa-siswi yang lain langsung terkejut, saking terkejutnya ada yang sampai pingsan. selebay itu ternyata wkwk.

"Kok kamu ngomongnya gitu?" tanya Bumi yang sama terkejutnya dengan siswa-siswi yang lain.

"Udah ah, gue mau ke kelas." ucap Icil meninggalkan Bumi seperti orang yang tidak punya hati.

Bumi melihat kepergian Icil yang semakin lama semakin jauh, akhirnya hanya bisa berjongkok pasrah sambil memegangi dadanya yang terasa begitu sakit rasanya.

Bagaimana tidak sakit? Orang yang sangat, sangat kita cintai, mengatakan hal yang tidak berprikemanusiaan seperti itu. Kalo kalian sendiri gimana? Apakah kalian kejar Icil? Atau sudahi saja?

Hujan deras mengguyur kota Bandung dan disaat itu juga Bumi menangis.

Tiba-tiba ada seseorang yang memegangi pundaknya. Mencoba memberikan kekuatan kepada Bumi.

Bumi mendongak dan menatap orang itu, "Marsya?"

Marsya yang melihat orang yang dicintainya menangis seperti itu, jadi tak kuasa menahan air matanya. Akhirnya dia pun juga ikut menangis.

"Kak Bumiiiiii, sadar kak!" ucap Marsya sambil menangis terisak-isak.

"Maksudnya?"

"Kak Icil nggak cinta sama kak Bumi, cinta itu nggak bisa dipaksakan. Lagipula kak Bumi udah berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan Kak Icil. Tapi balasan apa? Hanya hinaan aja kak! Kak Icil sama sekali nggak ngehargain perjuangan Kak Bumi selama ini. Jadi tolong, kak Bumi Move on! Lupain kak Icil, Kak Bumi berhak mendapatkan kebahagiaan bukan kesedihan yang kayak kak Bumi rasakan sekarang ini!" jawab Marsya panjang lebar.

Bumi yang mendengar jawaban itu hanya bisa diam, lalu dia berdiri dan mengucapkan kepada Marsya. "Sya, saya tau kalo Icil sama sekali nggak ada rasa cinta sama saya. Tapi saya yakin, suatu saat nanti, Icil bakal balas perasaan cinta saya ini." Setelah mengucapkan itu Bumi berlalu pergi meninggalkan Marsya yang hanya bisa terdiam.

Lalu Marsya tersenyum pilu, "Andai Kak Bumi cintanya sama Marsya. Pasti udah lama kita pacaran kak. Dan kak Bumi nggak perlu berusaha buat dapetin Marsya. KENAPA HARUS KAK ICIL?!!!!!" tangis Marsya seketika pecah saat itu juga.

*****

Icil ternyata tidak ke kelas, tapi dia menuju ke toilet. Dia bercermin sambil meruntuki kebodohan dia.

New studentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang