Hingga tiba-tiba seluruh pikiran dan hatinya ia siapkan dan bertekad. " Kamu pasti bisa Adel. Ini bukan akhir tapi awal, apa pun yang akan terjadi nanti kamu pasti bisa melewatinya."

" Sebelum jalur kuning itu melengkung kamu harus tetap berdiri di dalam komitmen diri kamu Adel... Fighting!" Gumam Adel menyemangati dirinya sendiri.

Adel benar-benar sudah hanyut dalam cinta Marvin. Ia tidak akan menyerah sampai kapanpun, kecuali jika Marvin benar-benar sudah memiliki kekasih dan menyuruhnya mundur maka ia akan mundur.

Sedangkan di tempat lain!

Kediaman Keluarga Alvin terlihat perdebatan kecil antara Marvin dan Jessi. Jessi terus saja mendekati Marvin yang tidak suka jika di dekatinya, sungguh jika berlama-lama di sana rasanya Marvin akan muak dan minggat.

" Kak kenapa sih jauh-jauh terus? Aku kan adik kakak," teriak Jessi kesal dengan sikap Marvin yang dingin dan cuek kepadanya.

" Jangan panggil gw kakak. Gw bukan Abang lo ngerti!" Tegas Marvin penuh penekanan

Jessi tidak peduli. Ia berjalan menghampiri Marvin dan langsung memeluk Marvin erat, sedangkan sang empu terus memberontak. " Cewe gila lepasin tangan lo. Gw bukan Abang lo dan sampai kapanpun nggak akan pernah!" Sarkas Marvin

" Aku nggak akan lepasin kamu," Jessi mempererat pelukannya.

Marvin memberontak kasar dan sedikit membentak Jessi. Sungguh ini bukan sifat Marvin yang bisa-bisanya membentak seorang wanita, tapi apalah dayanya saat ini.

" Gw bukan Abang lo! Lo hanya orang asing yang di ampung bokap gw ke sini," Teriak Marvin sedikit membentak berhasil membuat Jessi terdiam karna terkejut.

Marvin berjalan ke arah al lemari dan mengambil jaket setelah itu pergi meninggalkan Jessi yang masih diam disana.

" Nggak papa kamu marah-marah sekarang. Tapi, nanti akan aku pastikan kamu akan tunduk dan memohon kepadaku Marvin," Gumam Jessi dengan senyuman smrik di bibirnya.

......

Base Camp

Marvin melempar jaketnya kasar ke sembarang arah dan langsung membaringkan tubuhnya di atas sofa besar itu. Teman sepegengan nya hanya memicingkan mata nya saat melihat sikap ketua geng mereka yang tiba-tiba datang dengan wajah yang tidak bisa mereka Tebak.

" Vin_"

" Gw ngantuk jangan ganggu gw!" Sergah Marvin tanpa mendengar kan ucapan temannya itu.

Beberapa orang disana sedikit menahan tawa saat melihat teman satunya itu di cuekin si Ketua ketos. Pria itu balik duduk di posisi awalnya dan membuang nafas lelah, tak lama Vino dan Justin datang. Tak lupa setiap bertemu mereka selalu menyapa kawan, kini netra mereka menangkap sosok pria yang kini sudah tertidur pulas di atas sofa besar itu.

" Dia disini?" Ucap Vino dengan tatapannya yang fokus ke Marvin.

" Jangan ganggu dia. Keliatannya dia lagi cape," Ujar salah-satu pria itu.

Vino dan Justin duduk di kursi yang kosong dan mengobrol dengan beberapa teman gengnya, tanpa mengganggu Marvin yang sedang tertidur pulas disana.

STARTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon