-Fiveteen. Sandyakala

Start from the beginning
                                    

"Kalian pulang lah ini sudah mau malam"

"Tap-"

"Pergi kalian, gue lagi ga mau ribut ..." lantas renjun dan jisung menuntun jeno untuk segera  pergi. Jeno menahan langkah nya ia kembali menatap taeil yang masih setia berdiri di ruang ugd.

"Ka maafin jeno" taeil tak mengubris pernyataan jeno ia masih tak bisa menerima semua ini, hanya saja taeil tidak ingin mencari masalah di rumah sakit.

"Lepasin gue ren, gue mau nunggu sandy di sini"

"Ga jen jangan sekarang, lo ga liat keadaanya? Bisa-bisa lo abis di tangan abang nya" ujar nya memberi penjelasan pada jeno yang sedari tadi terus bersikeras untuk tetap tinggal. Tak ada balasan dari jeno membuat renjun membuang nafas pasrah, "gue tau lo ngerasa bersalah, gue juga sama jen. Tapi tolong, kita bisa kesini lagi kalau semua nya udah membaik"

Jeno menatap sahabat nya itu teduh dan kembali melangkah dengan perasaannya yang sudah tak karuan, tujuan nya hanya satu sekarang, "jaemin ..." gumamnya dalam hati.

.....


Langkah nya yang tak nentu, tangan yang terus mengepal menahan begitu banyak rasa di hati nya.

Benci.
Marah.
Kecewa.
Menyesal.

Semua. Ia menahan semua nya, "hiks"
Isakkan terus terdengar mengikuti langkah nya yang kecil dan tak mampu melihat ke arah depan.

"Jaemin bodoh" pekik nya menggerutuki diri nya sendiri dalam penyesalan.

"Papah bodoh! Kenapa papah bunuh diri?! Papah pengen kan aku jadi pembunuh?"

Jaemin. Ya, itu jaemin yang telah lari dari apa yang ia lakukan beberapa saat lalu. Hari sudah gelap tak ada banyak orang yang berlalu lalang, ia berakhir berhenti di sebuah jembatan yang begitu gelap dan di kelilingi banyak pohon-pohon besar.

"Ini semua salah gue, hiks. Maafin gue San, maaf" lirih nya menatap kosong ke arah pemandangan yang begitu gelap.

Jujur saja itu membuat jaemin sangat bersalah, sebenarnya ia tak membenci sandy. Hanya saja perasaan kesal pada apa yang di lakukan ayah nya yang bodoh, karena berbuat seenak nya untuk mengakhiri hidup.

Ia juga benci pada kerjasama antara ayah nya dan ayah sandy, membuat jaemin hilang kendali.

Ini semua adalah salah kedua orang tua yang serakah itu, mereka bertaruh nyawa hanya untuk memenangkan lotre saham di Australia. Gila bukan? Dan berakhirlah ayah jaemin yang bertaruh. Bodoh memang.

Sama dengan jaemin, ia bodoh karena menjadikan sandy yang tidak bersalah sebagai pelampiasannya. Seharus nya jaemin membenci ayah sandy bukan anak nya.

"Maaf hiks" tubuhnya terperosok dalam gelap, dirinya merasa frustasi. Menatap kedua tangan nya yang berlumur darah membuat hati nya terasa sakit, mengingat betapa sakit nya teriakan sandy saat ia layangkan benda tajam pada sandy.

"Tuhan, tolong selamatkan sandy" satu kata terakhir yang ia ucapkan sebelum jaemin melukai diri nya dengan benda tajam yang ia pegang.

Baginya tak ada lagi alasan untuk ia bertahan hidup jaemin sudah sangat lelah akan semuanya, selama ini hidup nya terjamin tapi tidak dengan keluarga. Ia menyerah jaemin lebih memilih pergi dari pada ia harus menua di dalam penjara dengan rasa penyesalannya.

07:15 PM
Jaemin menghembuskan nafas terakhirnya dengan rasa penyesalan.
















.
.
.
.
.






여러분, 안넝하세요!! 어떻게지내세요? Bentar lagi dream akan comeback sijeunii, So pokoknya nanti setelah perdana nya keluar kita harus streaming terus okeyyy 🥰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

여러분, 안넝하세요!! 어떻게지내세요?
Bentar lagi dream akan comeback sijeunii, So pokoknya nanti setelah perdana nya keluar kita harus streaming terus okeyyy 🥰

Oh iya untuk part ini, i'm sorry ga jelas banget hiks, keliatan bangey alur nya aku cepetin ya?
Jujur sebenarnya aku pengen banget nyelesain work ini, maaf banget ya alur nya agak aku cepetin

Kira-kira sandyakala aku buat
Sad Ending or Happy Ending?
Coment yuk @.@

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 18, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sandyakala || {ON GOING}Where stories live. Discover now