-Eleven . Sandyakala

57 20 7
                                    


~~~~~






"haechan yuk pulang itu jemputan nya udah dateng" ajak arunika, dan di lanjut dengan Sandy yang Mengikutinya dari belakang ke arah mobil.

Hari sudah mulai gelap, semenjak tadi sore hujan memang tak kunjung berhenti.

Kini perasaan Sandy tidak enak, dia takut akan papah nya marah.

Sandy belum memasak dan lagi kalau papah nya tau dia belum pulang jam segini pasti akan kena marah.

Yaa ... Walaupun begitu, dia beruntung hari Minggu nya sedikit berwarna saat bertemu arunika.

Ini adalah hari yang menyenangkan, sudah lama juga Sandy tidak merasakan hari seperti ini lagi setelah kepergian mark.

Dan sekarang sandy benar-benar di tinggal oleh mark.

"Mungkin mark sudah bertemu dengan mamah disana" begitulah pikirnya.

Dia hanya bisa berdoa yang terbaik untuk sahabatnya itu dan ibu nya.

"Chan lu mau makan dulu gak?" Ujar arunika dan berhasil membuat lamunan haechan teralihkan oleh perkataan arunika.

"Hmm kaya nya ga usah deh gua harus cepet-cepet pulang" jawabnya dengan sedikit panik.

"Oh gitu yah, yaudah tapi di rumah lu harus makan chan, jangan egois, jangan selalu mentingin keluarga lu sendiri, lu juga butuh tenaga buat nangis chan  haha"
Arunika yang berada di samping nya berusaha untuk menghibur sandy.

Karena arunika tau dia pasti sedang mengkhawatirkan keadaan rumah nya.

"Ck, iya iyaa bocill" balas nya sambil mengusap-usap rambut arunika dengan senyuman nya yang khas itu.

"Ishhh udah ya chan jangan manggil gua bocill" bantah arunika sambil memasang wajah sebal nya itu hingga membuat sandy merasa gemas pada nya.

"Hahahahaha, lu kalau ngambek lucu deh"

"Eh awas y—" kalimat arunika terhenti saat mobil yang mereka tumpangi itu berhenti tiba-tiba.

"Duhh pak hati-hati dong" ujar arunika sambil mengusap-usap jidatnya yang terbentur jok di depannya.

"I-iya non ma-maaf" balas pak supir.

"Ada pak?" Tanya Sandy pada supir di depannya.

"Itu dek kaya nya ada kecelakaan di depan"

"Hah?"

"Duh kalau kaya gini bisa-bisa macet nih" ujar arunika ngedumel.

"Kecelakaan apaan emangnya pak?"

"Saya juga kurang tau dek, tapi kaya nya si kecelakaan tunggal" jelas nya.

Dan memang benar kondisi jalanan menjadi sedikit macet karena kecelakaan tunggal itu.

Di jalan ini memang sering sekali terjadi kecelakaan, apalagi saat hujan seperti ini jalanan sedikit licin.

"Cil lu gapapa kan?" ujar sandy kepada arunika saat menyadari kalau temannya itu sedari tadi kesakitan.

"Dih, kamana aja lu, telat kale" balas nya cetus dan di balas dengan kekehan kecil sandy.

"Ihhhh malahh ketawaaaa sii"

"Yaa.. maap, maap"

    .....



"Dahhh echann besokk sekolah masuk yah" teriak arunika dari dalam mobil dengan melambaikan satu tangannya  ke arah Sandy.

Dan di balas dengan anggukan serta senyuman khas nya itu.

Kini arunika perlahan menghilang dari pandangan sandy, dan dia pun masuk kedalam rumah dengan sedikit ragu.

Hujan sudah mulai reda dan yang tersisa hanya hawa dingin dan perasaan takut nya sandy.

"Sa-sandy pulang~" suara nya menggema di seisi rumah besar itu.

Tidak ada jawaban dari berbagai penjuru ruangan, Sepi tidak ada orang.

"Pahh!!"
"Bang taeil!!" Dia terus berteriak untuk mencari keberadaan ayah dan abangnya itu tapi tetap tidak ada jawaban.

"Hmm mungkin belum pada pulang" gumamnya.

Dan kini sandy ke atas untuk mengganti pakaiannya saat setelah menaruh belanjaannya itu di meja dapur.

Namun saat ingin menaiki tangga rumah, suara telpon rumah pun berbunyi.

Kriingg ... Kriiinggg ...

Suara telpon itu terus berbunyi dengan sigap sandy pun mengangkat nya.

"Halo?"

"Apa benar ini rumah kediaman tuan Kang In?"

Balas seseorang dari sebrang telpon.

"Ya benar, saya anak nya, dengan siapa ya saya bicara?"

"Oh baik, saya dari pihak rumah sakit C**** ingin memberitahukan bahwa ayah anda mengalami kecelakaan tunggal, mohon untuk pihak keluarga untuk datang terimakasih"

"ha? Ke-kecelakaan? I-iya pak terimakasih atas infonya"

Tut ...

Sandy menutup telpon lalu meninggalkan rumah itu lagi, dia lari secepat mungkin, tidak perduli akan baju nya yang basah kuyup.

Pikirannya kini sedang kacau, dia tidak mau kehilangan ayah nya dia masih mau melihat ayahnya walaupun ayah nya tidak pernah memperlakukan dia dengan baik.

"Pah tunggu sandy" air matanya jatuh mengalir bersama hujan yang turun.

Ntah mengapa hari ini hujan terus turun begitu saja.

Perasaan nya sudah tidak enak, jadi kecelakaan itu lah yang sandy dengar saat di mobil?

Sandy mencari taksi agar perjalanan dia kerumah sakit lebih cepat.

"Antarkan saya ke rumah sakit C**** "

"Baik tuan"

"Ya tuhan aku mohon beri kekuatan pada papah" gumamnya dengan keadaannya yang panik.




.....









"Jangan lah menaruh dendam pada siapapun, walaupun kita diperlakukan tidak baik oleh orang terdekat, tuhan lah yang membulak - balik kan hati seseorang, maka percayalah Semua akan baik-baik saja. " —Sandy


































 " —Sandy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sandyakala || {ON GOING}Where stories live. Discover now