-Fourteen. Sandyakala

45 6 3
                                    




~~~~~











"Makasih bang"

Setelah kejadian beberapa jam lalu, sandy berakhir di antar menggunakan motor oleh taeil, itupun kemauan dari sang kaka.

"Iya, nanti pulang mau di jemput?"

"Ga,gausah bang" ujar nya gugup, bukan karena takut atau apa tapi karena sandy masih belum terbiasa. Jadi rasa nya agak aneh.

—yaa you know lah gimna kalau kakak yang sering marah² trus tiba² baik, tapi secara pribadi Nda ga punya kakak T_T.

Taeil tersenyum dan memukul pelan pundak sang adik, "hahaha ... yaudah kalau gitu gue pergi."

Taeil pun melaju kan motornya kembali dan meninggalkan sandy di depan gerbang tempat ia sekolah.

Sandy pun berbalik badan, melihat betapa ramai nya gedung ini tapi terasa hampa bagi sandy.

Ia tersenyum simpul dan berjalan dengan sangat pelan, menuju kelas.

Hari ini adalah hari senin dimana awal dari semua nya bermulai.

Ia pun duduk di meja nya, seperti biasa ia akan menompangkan tangan nya untuk kepalanya.

Mata nya berbinar melihat arah keluar jendela saat mata itu bertemu dengan seekor burung 'gereja' berterbangan.

Ntah lah sandy sangat menyukai burung-burung itu.

"Woi haechan!" Sandy terpelonjak kaget saat seseorang telah menggebrak meja nya dan menggoyangkan badanya.

"Aishh ... arunika "

"Kaget ya?bwahhaha" arunika tertawa ia mengambil satu kursi dan duduk di samping sandy—ah ralat haechan. "Lagian dari tadi di panggil, lu malah sibuk melamun" lanjut nya.

"Hehehe sorry"

"Eh chan muka lu kok pucet? Pasti ga tidur ni ya" ujar nya seraya memastikan jika itu benar.

"Iya, bokap gue kecelakaan kemarin malam"

"Ah?! Jadi yang semalem-"

"Iya itu bokap gue"

"Terus gimana keadaan bokap lu? Baik-baik aja kan?"

Haechan menatap arunika, ia mengangguk dan tersenyum pada sang pemilik mata cantik nan cerah.

Arunika tak berkutik lagi, ia merona pipi nya mungkin sudah merah seperti tomat.

Sampai pada akhirnya mereka berdua saling menatap tak lama dari itu guru pun datang, waktu belajar akan di mulai.

Dengan segera arunika pun berpindah tempat duduk, tak lupa juga haechan yang salah tingkah.

Namun, di balik semua itu haechan maupun arunika tersenyum dalam hati. Ada perasaan aneh yang belum pernah haechan rasakan seperti tadi.




.....




Jam sudah menunjukan waktu pulang sekolah, hari ini berjalan dengan baik, Ya ... sebenarnya tidak juga.

Tapi hari ini ia merasakan adanya canda tawa dengan arunika, dia wanita yang membuat haechan melupakan masalahnya.

Tentu saja haechan pun nyaman di dekatnya.

"Aru, lu pulang duluan aja ya, gue mau beli makanan buat di bawa ke rumah sakit" arunika mengangguk dan tersenyum manis mengiyakan perkataan haechan. "Okeyy, nanti sore gue mampir ya buat nengokin."

Sandyakala || {ON GOING}Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt