3. Make it Simple

6 2 0
                                    

Keadaan Yoora sudah jauh lebih baik dibandingkan 3 hari yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keadaan Yoora sudah jauh lebih baik dibandingkan 3 hari yang lalu. Selama 3 hari itu Yoora hanya berbaring, makan, dan kembali tidur. Tidak ada yang spesial sampai Jimin yang membantu mengawasi Yoora begitu heran melihat gadis itu hanya mengulang kegiatan yang bisa di kategorikan dalam kegiatan biasa. Tapi tidak dengan hari ini, Yoora memanggilnya dengan sedikit meringis.

"Maaf Jimin, apakah kau menyimpan ponselku? Aku mengingat dengan jelas bahwa aku membawa ponsel di saku jaket ku."

"Ah iya aku menyimpannya. Tapi itu ada di apartemen. Apakah kau membutuhkan ponselmu segera?"

"Syukurlah. Tidak, aku bisa mengambilnya saat keluar dari rumah sakit. Apakah dokter memberitahumu kapan aku bisa keluar?"

"Melihat kondisimu dokter mengatakan 2 atau 3 hari lagi kau bisa keluar."

"Ah baiklah."

Jimin hanya membalas dengan senyuman dan segera pergi keluar kamar rawat Yoora. Ia merasa ada yang tidak beres dengan kerja jantungnya. Ia hanya mengobrol sedikit dengan gadis manis itu, tapi respon dari jantungnya begitu berlebihan. Jimin memutuskan untuk kembali ke apartemen nya untuk sekedar berisitirahat.

Sedangkan dikamar rawat, Yoora begitu kebingungan melihat gelagat Jimin. Mengapa pemuda itu langsung pergi begitu saja? Apakah ia tidak sopan? Atau ia terlalu dingin? Atau apakah karena selama 3 hari ini Yoora tidak pernah mengajak Jimin mengobrol padahal pemuda itu selalu berkunjung ke kamar rawatnya? Yoora segera menggelengkan kepala ribut saat menyadari bahwa ia memikirkan hal sepele seperti ini. Bukan kebiasaan dirinya sekali.

***

Langit sore terlihat begitu cantik dengan warna orange dan sedikit kuning di setiap bagiannya. Jimin berjalan santai menentang tas berukuran sedang yang berisi handuk dan beberapa kebutuhan yang mungkin Yoora butuhkan sebelum keluar rumah sakit. Ia juga membawa ponsel yang Yoora tanyakan.

Saat Jimin hendak membuka pintu kamar rawat Yoora ia tidak sengaja bertemu pamannya yang sepertinya baru saja selesai memeriksa pasien disamping kamar rawat Yoora.

"Kau membawa apa Jim? Kenapa banyak sekali bawaan mu? Kau mau menginap disini?"

"Ey ini perlengkapan Yoora. Untuk apa aku menginap dirumah sakit saat aku memiliki ranjang empuk diapartemen?"

"Perlengkapan Yoora?" Hyeonwoo bertanya dengan wajah heran. Menurutnya ada yang aneh dari sikap keponakannya belakangan ini.

"Hmm. Sudah ya paman aku masuk dulu. Selamat kembali bekerja."

Hyeonwoo melirik sebentar kearah kamar rawat Yoora dan melenggang menuju ruangannya.

Disana, diranjang yang ditempati Yoora, Jimin dapat melihat gadis itu sedang fokus pada kertas dan pulpen pada genggaman nya. Hal yang Jimin sadari selama ia mengawasi Yoora adalah gadis itu akan larut dalam situasi yang sedang ia hadapi. Seperti saat ia menatap salju diluar jendela, menatap jari-jarinya dan hari ini gadis itu larut dalam gambar yang sedang ia buat. Sebuah gambar pohon tanpa daun. Terlihat hampa dan begitu kesepian.

EphemeralWhere stories live. Discover now