03

926 82 11
                                    

Ningning gemesin😡♡

Kak Injun!!(ㅇㅅㅇ❀)

iyya , knp Ningning?

iiii kak Injun! Nini kangen! ayok ketemu!(≧∇≦)/

dah malem baobeii , bsk aj y?

iiih endaaa! Nini maunya sekarang! ╥﹏╥

eum, gmn y .. uda mlm tw , nnti mama mrh sm km ..

dah malem y , tapi kenapa kok rumahnya Nini terang? masi siang kok(个_个) ..

baobeii .. rmh km kn berlampu jd y trng dong ..

Nini jimayuu👉👈 gimanaaa dong? (╯︵╰,)

vc aj gmn? drpd km kgn kn .. sekalian kak Injun temenin km bobo lwt vc ..

WAHH BENERAN KAK?! IIII NINI MAUUU O(≧∇≦)O

okay , kak Injun duluan y

OKAYY! (^ω^)

***

"Nini kenapa si? perasaan berisik banget di kamarnya." tanya Winter yang baru keluar dari kamarnya menuju sofa.

"biasalah , pacaran kan gitu."

Winter menatap malas kearah Giselle. "lo ga pacaran emang?"

Giselle menatap wajah Winter,"gue? entaran aja sibuk anaknya."

Winter dan Giselle tiba tiba menatap Karina yang tengah sibuk makan cemilannya.

"apa anj , liatin gue?"

Keduanya tertawa kecil,"turut berduka cita sama kejombloan lo, semoga cepat dapat ya."

"bacot njir, gue juga bakalan dapat pacar. emang lajang itu berdosa ya?" jawab Karina dan langsung meninggalkan keduanya.

"baperan!"

"halah dah ngatain, dibilang baper."

Winter dan Giselle mengacuhkan Karina yang cukup kesal. Karina memilih masuk kekamar Ningning karna ia sendiri penasaran, bagaimana Ningning berpacaran?

"hallo, kak!" sapa Ningning.

"eum.. lo .. lagi, ngapain?"

"ah, telponan sama kak Injun."

"aaahh, gitu ya, gue ganggu dong kesini?"

Ningning menggeleng,"engga kok kak, emangnya kakak ngapain kesini?"

"ga ada si, yaudah gue keluar dulu, ya?"

Ningning mengangguk lucu,"iya, silahkan."

Karina kembali keluar kamar Ningning dan masuk kedalam kamarnya.

"kenapa Ning?"

"engga ada apa apa, kak Injun dah ngantuk?"

***

Karina menghela nafas, sebenarnya dalam lubuk hatinya ia memang ingin memiliki pacar, ahah tapi, Karina gamau ribet harus dijodohin tapi dia juga gamau kali nyari sendiri.

ngomong ngomong pacar, Karina jadi ingin keluar buat jalan jalan. Karina tersenyum memikirkan apa yang akan ia lakukan saat keluar nanti.

Karina bersiap dengan memakai baju yang simple juga termasuk fashion. tetap memakai baju yang hangat, karna kalo udah malam tentu dingin.

Karina mengambil dompet kecilnya serta hp, dan langsung keluar kamar tidak lupa mengunci nya, Karina menuruni tangga dan bertemu dengan Winter juga Giselle yang masih tertawa.

Karina memilih tak memperdulikan keduanya dan langsung keluar dari rumah.

"WEH COK MAU KEMANA?!" pekik Winter yang ga ada sopannya sama kakak nya.

Giselle menggeleng kecil,"keluar cari angin mungkin, lo ga ke kamar?"

"eh, iya, cowok gue nyari pasti."

"iya." Winter berlarian kecil memasuki kamarnya.

Seketika Giselle terdiam dan mematung, "hah? cowok? Winter punya pacar?"

Giselle menatap TV didepannya, "berarti dia gamau dijodohin karna udah punya pacar, gitu?"

"astaga, kalo kayak gini ribet ga si? haduh."

***

Karina berjalan dengan senang hati, menurutnya ketenangan nya hadir jika dia sendirian berjalan menelusuri apapun yang ia mau.

Sebelum berjalan jalan lebih jauh, Karina memilih untuk masuk kedalam cafe yang kebetulan ia lewat.
"selamat datang."

Karina tersenyum dan duduk di kursi yang menurutnya aesthetic.

Tak lama, seorang lelaki datang, Barista kah namanya? gatau saya. Menuju meja Karina.

Karina memesan minuman biasanya, itung itung menenangkan kaki nya yang mungkin sedikit lelah karna berjalan.

Mata Karina tidak sengaja melihat sang Barista lainnya yang tiba tiba menarik perhatiannya.

"gantengnya," dalam diam Karina memuji barista itu, tanpa sadar lelaki yang ia puji datang menghampirinya dan membawa pesanannya.

"terima kasih," ucap Karina lembut, hehe Karina mau caper deh sama baristanya.

"iya sama-sama, eh bentar, Karina, ya?"

"hah?" Karina terkejut, bagaimana bisa lelaki tampan didepannya mengetahui namanya?

"i-iya, gue Karina, kenal?"

Lelaki itu tersenyum dan duduk di depan Karina,"eum, baru beberapa hari si kenal lo, cuman gue belum sempat buat ketemuan sama lo."

"hah? maksudnya?"

Lelaki itu tersenyum kembali hingga matanya mengecil menjadi bentuk bulan sabit,"gue Lee Jeno, gue kemarin di hasut sama mama lo buat dekatin lo, ya gue si terima terima aja, cuman gue ga ada waktu buat ketemuan dan dekatin lo, sebelum hubungan kita bertahan, gue mau nanya sesuatu."

"tanya apa?"

"lo yakin mau sama gue? maaf maaf aja nih, waktu main gue dikit, tiap hari gue cuman ngurusin cafe gue, kadang bahkan gue ga bisa ngabarin lo, makanya gue single bertahun tahun, kalo lo yakin, kita bisa coba, dan kalo lo ga yakin tolong bilang ke gue, gue mau kepastian dari lo dulu."

"lo ga ada waktu main dan waktu ngabarin seseorang? lo serius dengan hubungan lo yang mau lo bangun? kalo udah hubungan gini aja lo ga ada waktu, gimana nanti lo nikah? lo ga ngurusin istri lo gitu?"

"eh, kalo nikah udah beda nantinya, ini buat sekarang."

"engga, apa yang bakal terjadi sekarang bakal terjadi berikutnya, lo terlihat lebih nyaman di cafe dan ngurusin cafe dibanding ngurusin kehidupan lo sendiri, apa bedanya nanti lo nikah? dan tentang gue, gue terima apa aja asal orangnya ingat gue, gue masih baik mau lo, kalo lo ga terima sama penjelasan gue yaudah, gue mau pergi, btw airnya gratis ya?" Karina tersenyum ke arah Jeno dan langsung pergi dari hadapannya.

Setelah Karina keluar dari cafe, Karina menghela nafas panjang, "astaga, belum coba udah ada penghalang aja."

Sedangkan Jeno sendiri, ia terdiam dengan perkataan Karina tadi, benar si tapi, Jeno ragu.

Daripada terlalu memikirkan hal yang berat, keduanya memilih untuk pergi, Karina pergi dari sana dan Jeno pergi dari tempat duduknya melanjutkan kerjanya. Sedangkan Karina melanjutkan jalan malamnya.












eheheh

Get Married // Aesdream(00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang