01

1.3K 134 29
                                    


Ningning mengintip dibalik jendela besar restoran pilihan mamanya, mencari cari dimana tempat duduk-nya untuk bertemu dengan Renjun.

Tidak melihat apapun, Ningning masuk kedalam dan duduk di kursi yang sudah di pesan sebelumnya.

"Ningning?"

Ningning tersentak kaget mendengar namanya disebut, Ningning menoleh dan melihat siapa yang memanggilnya.

"loh, aku liat di foto ganteng , kok ini ganteng banget?"

Renjun hanya menatap datar ke Ningning, istilahnya jual mahal. Renjun duduk didepan Ningning, keduanya saling tatap.

"jadi, darimana dulu?" tanya Renjun

"dari sekarang hingga masa depan kita , gimana kak Renjun udah tertarik sama aku, ga? aku si udah, tapi kalo kak Renjun belum tertarik, aku ikut ga tertarik juga hehe." 

Renjun terkekeh kecil,"bawel."

"ihh, engga. maap ya, aku ga bawel ... cuman ya gitu—"

"cuman apa? cuman bicara dikit? itu mah udah masuk dalam kata bawel."

"ihh diem deh, mending kenalan."

"gue Huang Renjun, mahasiswa semester 3 fakultas seni."

"aku Ningning , calon ibu dari anak anak kamu."

"heh, bocil! masih kecil mau nikah banget lo?"

"ihh kan mama nyariin jodoh ya buat nikah , masa buat berzina?"

Renjun terdiam, menatap Ningning dalam.

"ngeceramahin gue lo?"

"engga , cuman ngejawab. emang gabole?"

Dengan gemas , Renjun mencubit kedua pipi Ningning."Ningning, cewek yang baru aja nenangin hati gue."

"eh, beneran? jadi maksudnya kak Renjun udah suka sama Ningning ya?"

"masih tertarik, jangan berlebihan dulu."

"ihh gapa-pa dong, aku suka! nanti aku godain lagi deh biar kak Renjun makin cinta sama aku."

Renjun terkekeh kecil,"diem deh, ga mau makan lo?"

"liat kak Renjun aja udah kenyang , aku gamau makan maunya cinta kak Renjun." 

Renjun mencubit hidung Ningning, "udah?"

***

"gimana? gue yakin banget pasti hubungan mereka ga bakal baik." ucap Winter disaat mereka bertiga tengah berkumpul di sofa rumah.

"belom dapat kabar si, tapi kalo ga dapet kabar berarti hubungan mereka baik."

"gue team netral ajalah, gamau ber-debat ya maap." kata Karina sambil menatap siaran tv.

"bodoamat, intinya gue masih gamau ada acara di jodoh jodohin."

"AAAAAAAAAA— SENENG BANGET!"

pekikan Ningning dari luar, cukup membuat ketiga nya terkejut. Untung tidak ada mama Jennie, jika wanita itu ada mungkin kini pantat Ningning sudah di pukuli nya.

"apasih, bocah?"

"Ihhh kakak kakak aku tuh seneng banget, tadi aku kenalan sama kak Renjun dan kak Renjun aduh bf-able banget jadi pengen nikah cepet." jawab Ningning dengan kesenangan

Giselle tersenyum,"lanjut deh kalo cocok," Giselle melihat Winter,"abis ini, gue yakin itu gue."

Winter menghela nafas, memutar kan bola matanya dengan malas.

"tetep aja. gue gamau."

Karina hanya diam, malas berdebat karna ia memang tak mood. dia sendiri bingung, ia harus memilih iya atau tidak? entahlah.

Ningning dengan semangat melang-kahkan kakinya menuju kamar. Dengan senang, Ningning melompat-kan tubuhnya dan merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Dengan cepat, ia membalas pesan yang baru saja diberikan oleh Renjun. Si kecil sudah mendapatkan nya, siapa selanjutnya?

***

Giselle dengan geram menarik tali sepatunya yang memang sudah tidak bagus. ia tadi terlalu terburu hingga dirinya terpaksa memakai sepatu yang sudah hampir rusak.

"kenapa sepatu , lo?"

Giselle mendongak,"gatau, rusak mungkin." jawab Giselle cukup kesal.

"yok sini gue beliin yang baru."

"maap, kata mama jangan—"

"iya gue tau jangan ngambil pem-berian orang asing, 'kan? Tapi, gue bukan orang asing si."

Giselle menatap wajah lelaki itu, "siapa emangnya?"

"nanti lo juga tau, ayo." lelaki itu menarik tangan Giselle dan Giselle hanya mengikuti nya.

"lo suka sepatu yang begimana?"

"gimana aja, yang penting masuk di kaki gue."

"sipp, yang pink mau?"

"serah deh, gue ikut aja."

"lo warna putih aja deh."

"biar?"

"kalo warna putih biar bisa menerangkan hari hari ku."

Giselle terkekeh,"cih, ngegombal lo?"

"engga, nyari hati lo."

"apaan si, udah belom? urusan gue masih banyak nih, maap."

"oiya ampe lupa karna lo nih gue kelupaan."

"kok gue si?"

"iya, karna kehadiran lo buat gue lupa dunia."

"yaela masi aja, gercep deh sepatu gue. mau beliin katanya."

"iyaaaa iyaaaa , eh iya lo anak club ya?"

"hah?"

"gue kalo liat lo jantung gue jedag jedug kayak disko."

"yeuu Wahyu , ga nyambung."

"oiya juga ya."

"udah, makasih ya ... pas si , kayak hati gue ke lo."

"jiakh ikut ikutan, lo mau kemana?"

"ke perpus umum, masi ada yang harus gue selesaiin."

"ayok, gue anter."

"gausah, gue bisa sendiri."

"ayok aja ayok." lelaki itu menarik tangan Giselle hingga ke motornya.










kombek dah mereka hehe , thanks udah nungguin sebulan ! hehe 💗

Get Married // Aesdream(00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang