2.5 Last Love

65 13 1
                                    

'Kalau aja malam itu gue langsung nyuruh lho pergi dibanding tertarik sama cerita lho mengenai kerajaan dan segala macam omong kosong lho mungkin gue nggak akan sesakit ini...'
-Namira Larissa-

###

Sinar matahari mengecup perlahan wajah putih pucat milik wanita yang meletakkan kepalanya di atas meja kerjanya. Seluruh ornamen palsu tersebar dari ujung ke ujung meja,berbagai alat berjajar menyusul ornamen yang tertata.

AMERICAN PATISERY 2020

Wanita berambut panjang itu mengambil tali dan mencepol rambutnya berantakan. Merenggangkan tubuhnya dan mulai membersihkan kekacauan yang beberapa jam lalu dia lakukan.

Ditengah kegiatan membersihkan itu,telefon miliknya berdering. Nama sahabat nya terpampang jelas disana.

"Apa yang kau lakukan ?? Menelfon seseorang di pagi buta seperti ini ?? Dasar pria tidak sopan..." Omelnya kepada pria diujung sana.

'Kau baik-baik saja bukan ??'

"Tentu,apa yang terjadi padaku ?? Dengar Carel,gue nggak punya banyak waktu,gue harus segera mempersiapkan semuanya dan berangkat dalam waktu kurang dari satu bulan dan kau tahu ?? Gue bahkan sama sekali nggak punya ide akan gue bawa kemana masakan gue nanti. Gue jadi ragu,apakah gue harus ikut pertempuran itu ?? Bukan lagi orang Asia Rel,tapi orang Eropa,Amerika dan sekitarnya. Apa gue sanggup ??" Jelas sang wanita ragu.

Pria diujung sana menghela nafas.

'Terserah padamu. Gue udah capek meyakinkan Lo kalau semuanya bakal baik-baik aja. Nam,please. Gue tahu Lo sedih karena Acacio udah kembali ke rumahnya selama satu bulan ini,tapi Nam,kepergian Acacio seharusnya nggak menghalangi Lo buat maju dan menggapai keinginan Lo sebagai komentator masak terbaik. Incaran Lo sama kayak chef di televisi kan ?? American Patisery ini jelas jalan pintas yang harus banget Lo coba....' Jelas Carel panjang.

'Namira,hidup itu nggak harus tetap. Lagipula sampai kapan ?? Sampai kapan Lo akan menunggu Acacio ?? Dia nggak akan kembali,Lo sendiri yang bilang kalau dia nggak akan kembali ke dunia kita. Ini saatnya Lo balik sama realita kehidupan Lo dan lupain semua kejadian tentang 7 pangeran Fayvel itu. Anggap aja mereka nggak pernah ada....' Jelas Carel.

Namira mengulum bibirnya.

'Demi kebaikan Lo. Demi kebahagiaan Lo. Gue nggak mau Lo sedih karena keinget sama mereka terus,Nam,Acacio bukan bagian dari kita. Dia berasal dari antah berantah yang nggak kita tahu,jadi Lo harus mulai bisa menerima bahwa dia udah pergi. Dia udah nggak ada....'

Setetes air mata terjun membasahi pipi putih milik Namira. Masih basah didalam ingatannya bahwa Acacio adalah memori merah muda yang dia suka. Memori yang selalu membuatnya merasa bahagia. Memori bahagianya. Ingatan merah muda.

"Hmm. Gue nggak kepikiran sama dia lagi dan seharusnya. Lo nggak ngomong soal dia lagi. Lo yang barusan mengungkit nya dan itu membuat gue sangat marah...." Ujar Namira dengan air mata yang semakin lama semakin deras.

"Gue harus ke hotel sekarang. Gue mampir ke coffee shop Lo nanti. Sampai ketemu..." Ujar Namira dan mengakhiri panggilannya dengan Carel.

Namira menatap lurus dimana sebuah pedang berwarna perak kebiruan bertengger apik disamping lemari kamar tamunya. Perlahan namun pasti,Namira mendekati pedang itu dan tersenyum tipis.

"Lama tidak melihat mu. Kau baik-baik saja ?? Ah tentu saja,kau kembali ke rumah mu. Rumah yang selalu kau rindukan..." Ujar Namira.

Dia telah kalah. Isakannya keluar dan kali ini sangat-sangat berat. Dia tidak mau menangis keras tapi dia tidak bisa menahannya. Dia terlalu lelah menahannya. Tubuhnya meluruh dan jatuh terduduk dilantai. Dengan kepala menunduk,Namira menangis tergugu.

7 Prince (Completed)Where stories live. Discover now