2.4 The Secret Revealed

71 17 0
                                    

'Aku telah melakukan dosa besar dimana dosa itu tidak hanya membuatku dalam masalah tapi kau juga ikut terseret didalamnya'
-Dari Fayvel untuk Larissa-

###

Sinar matahari pagi itu membuat seorang wanita dengan kaos hitam polos dan celana jens hitam tertidur dengan tidak nyamannya. Beberapa kali dia mengerutkan kening hingga menimbulkan bulir-bulir keringat di dahi dan sekitaran lehernya.

"Larissa ??"

Perlahan kedua netra penuh air mata itu terbuka dan segera memeluk sosok didepannya dengan tangisan tersendat. Entah apa yang membuatnya bertindak demikian, seseorang yang mendapatkan pelukan jelas terkejut dengan apa yang dilakukan sang hawa.

"Larissa ?? Kau baik-baik saja ?? Kau bermimpi buruk ??" Ujar pria jangkung dengan tahi lalat dibawah mata itu pelan.

Sang hawa tak menjawab,dia masih membenamkan wajahnya di dada sang adam masih dengan sengguk kecil dan tubuh bergetar. Tidak mendapatkan jawaban,sang adam memilih mengelus dan menepuk pelan punggung sang hawa untuk memberikan ketenangan. Pikirnya mungkin nanti ketika sang wanita sudah tenang maka dia akan bercerita akan apa yang membuatnya demikian.

Pintu kamar inap Arsen terbuka dan menghadirkan Arion bersama Marta yang langsung menatap kedua orang yang berpelukan itu dengan pandangan terkejut sekaligus bingung. Pria yang memeluk sang hawa mengatakan lewat pandangan matanya bahwa ada sesuatu yang dia sendiri belum ketahui dan meminta mereka berdua untuk mengerti.

"Larissa ?? Sudah mau bercerita ??" Ujar pria yang memeluknya,Athalan. Pangeran termuda Keluarga Fayvel.

Namira menghela nafas berat. Masih enggan keluar dari rengkuhan bahu lebar Athalan.

"Aku bermimpi,keluargamu membunuhku. Mereka datang kemari dan menjauhkan aku dari kakakmu. Memberikan aku hukuman karena dianggap sebagai orang yang membuat kalian melanggar peraturan kerajaan. Athalan....." Ujar Namira pelan.

Athalan tidak bisa mengatakan apapun. Dia kelu. Bahkan panggilan dari Namira saja tidak bisa dia balas.

"Aku takut. Takut jika aku akan mati ditangan keluarga kalian. Bukan kemauanku untuk membawa kalian kemari. Bukan permintaanku untuk kalian datang kemari. Athalan. Aku. Apa yang harus aku lakukan ??" Ujar Namira dengan tangisan yang pilu.

Athalan mengeratkan pelukannya dan memejamkan kedua matanya. Berusaha menyalurkan kekuatannya kepada Namira yang nampak sangat kacau hari ini.

Disisi lain tiga orang yang menunggu diluar nampak sama-sama menahan nafas mendengar tangisan pilu Namira dan ucapannya. Arys yang pernah mengatakan bahwa Namira tidak pantas untuk Acacio dengan lantang kala itu,kini terselip perasaan bersalah dengan ketakutan dalam dadanya. Takut bahwa ucapan Namira akan menjadi kenyataan.

"Kakak kalian belum kembali bahkan setelah satu pekan. Tidakkah menurut kalian dia juga sedang berada dalam masalah ??" Balas Marta memecah keheningan diantara mereka bertiga.

Dua pangeran disana hanya sanggup terdiam. Marta menghela nafas kasar.

"Menerima kalian kedalam dunia ini adalah sebuah kesalahan. Bukan Namira yang tidak pantas untuk Acacio Arys,tapi kalian yang tidak seharusnya ada disini. Menghadirkan rasa yang tidak harus dirasakan, semuanya baik-baik saja dan begitu tertata sebelum kalian bertujuh datang kedalam hidup kami berdua...." Jelas Marta.

Dua pangeran itu masih diam. Bukan enggan menjawab,melainkan tidak tahu harus menjawab pernyataan itu dengan ucapan apa. Sebab mereka memang telah kalah.

"Jika sesuatu yang buruk terjadi di kemudian hari nanti,aku akan memastikan kau menyesali ucapan mu malam itu kepada Namira Arys. Kau akan menyesali ucapan itu sepanjang eksistensi mu di dunia...." Jelas Marta dan berlalu dari depan ruang inap Arsen.

7 Prince (Completed)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin