Satu

9.6K 236 0
                                    

Bantu vote, ya.

12.38

"Zhelica?"

"Non Zhelica ada di kamar, Tuan" balas Bi Sonya, asisten rumah tangga dikediaman Harison sembari membungkukkan badannya.

19 tahun bekerja sebagai ART dikeluarga Harison, membuat Bi Sonya cukup terbiasa dengan ucapan singkat tuan mudanya. Yang dirinya tahu, Maxi akan berbicara panjang lebar hanya dengan gadisnya, Zhelica.

Maximillian, pria berjas tersebut kembali melangkahkan kakinya menuju tangga, tanpa mengucap satu kata pun. Menaiki anak tangga satu persatu untuk menuju kamar utama, kamar dirinya dan gadis pujaan hatinya.

Ceklek

"Sayang"

Merasa tak mendapat balasan, Maxi segera menutup pintu kamar lalu bergegas menuju ranjang miliknya, saat melihat buntalan yang dapat diyakini bahwa itu gadisnya yang masih bergelung dengan selimutnya.

"Sayang, kamu udah makan siang?" tanyanya sambil mengelus pipi sang gadis, Zhelica.

Merasa terganggu, Zhelica mengerjapkan matanya, menyesuaikan penglihatannya dengan pencahayaan dikamar.

"Lian" rengek Zhelica saat matanya bersitatap dengan mata biru laut Maxi.

"Bangun dulu, honey. Kamu belum makan siang kan?"

Zhelica tak menjawab, ia merentangkan kedua tangannya, tanda ingin digendong sang kekasih.

Maxi yang cukup peka pun menggendong Zhelica ala koala.

"Makan dulu, hm?" tanyanya sambil menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri. Seolah sedang menidurkan seorang bayi.

"Gamau makan hiks"

"Kok nangis, sayang. Kenapa hm? Cerita sama aku"

Tangan kekar Maxi tak berhenti mengelus punggung bergetar Zhelica. Perasaannya begitu tak tenang saat Zhelica mengeluarkan isakkannya.

"Mau es krim. Tapi bibi gak bolehin hiks" ujarnya menatap Maxi sendu.

Siang tadi, sekitar pukul 10.45, Zhelica memang menginginkan makanan manis nan dingin tersebut, tapi keinginannya itu tentu dilarang oleh Bi Sonya. Alasan Bi Sonya melarang pun tentu karena perintah Maxi. Mana berani dia menolak keinginan Nona manisnya.

"Makan dulu ya? Nanti baru makan es krim" bujuk Maxi. Mungkin untuk kali ini ia akan mengabulkan keinginan Zhelica yang menginginkan es krim.

Ia sungguh tak tega jika harus menolak keinginan Zhelica. Dirinya benar-benar lemah jika menyangkut tentang Zhelica, gadisnya, dan hanya miliknya.

"Iya hiks, mau makan sama ayam" ujarnya manja.

"Iya sayang. Makan sama ayam ya" sahut Maxi, mencium pucuk kepala Zhelica dengan lembut.

Kakinya perlahan melangkah menuju dapur dengan Zhelica yang masih digendongannya.

Tiba dimeja makan, Maxi mendudukkan bokongnya di salah satu kursi disana, tanpa menurunkan Zhelica.

Zhelica sendiri menyembunyikan wajahnya dilekukkan leher Maxi, merasa nyaman saat menghirup wangi tubuh pria nya.

"A' dulu, baby" ujar Maxi mengarahkan sesendok nasi dan suiran ayam, yang disambut baik oleh Zhelica.

Zhelica akui dirinya memang lapar. Sesudah tadi dirinya menangis akibat tak diperbolehkan memakan makanan manis dan dingin bernama es krim, ia tertidur karena kelelahan.

"Ugh, udah" ujarnya dengan tangan menahan sendok yang ingin disuapkan pada mulutnya.

"Dikit lagi, sayang" bujuk Maxi.

Maximillian the Possessive GuyOù les histoires vivent. Découvrez maintenant