Ia memegangi dadanya yang terasa nyeri. "Rasanya sakit banget, huaaaa."

Kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda dengan terburu-buru sambil memegangi dadanya. Ia tidak menangis, hanya saja ia kesal.

Zeyn keheranan melihat wajah murung Leyla saat masuk ke dalam mobil.

"Buah kepompong, buah linggis, lo kenapa, La?" Tanya Zeyn dengan pantun tak jelasnya.

"Sejak kapan kepompong sama linggis berubah jadi buah, Kak?"

"Sejak dini," jawab Zeyn asal.

"Btw, lo liat si Agam?" Tanya Zeyn lagi.

"Ga liat tuh," sahut Leyla dengan ekspresi cuek.

"Lo-" Zeyn menghentikan ucapannya ketika melihat Agam dan seorang gadis berjalan kesini, ia pun segera keluar dari mobil.

Leyla bingung kenapa Zeyn tiba-tiba keluar, ia melihat ke arah Zeyn berlari. Leyla mengerutkan keningnya, ternyata Zeyn mengenali gadis yang bersama Agam tadi.

"Mereka semua kenal cewek itu?" Gumam Leyla. Elvan dan Zeyn bahkan tersenyum senang melihat gadis tersebut. Hanya Milo yang tampak biasa-biasa saja.

Perempuan itu saling berpelukan dengan Agam, kemudian dia pergi dari sana. Zeyn dan Agam berjalan ke mobil, sontak Leyla berdiri hendak pindah duduk menjadi ke depan.

Zeyn duduk di kursi pengemudi, ia kaget saat Leyla berada di sebelahnya.

"Lo ko duduk disini? Pindah sana, ntar Agam marah lagi," suruh Zeyn, kalau tidak, bisa berabe urusannya.

"Kak Agam ga bakalan marah, tenang aja," balas Leyla santai.

"Serah lo dah," pasrah Zeyn.

Pintu mobil terbuka, hampir saja Agam menduduki Leyla kalau saja ia tidak melihat gadis itu berada di depan.

"Ngapain duduk didepan?" Tanya Agam.

"Kenapa? Ga boleh?"

"Gak," singkat Agam.

Leyla seperti tidak perduli kalau Agam menatapnya sedari tadi. Pandangannya hanya lurus kedepan menatap orang-orang berjalan.

"Ck. Pindah kebelakang!" Perintah Agam.

"Pelit banget, orang mau duduk di depan juga!" Kesal Leyla.

Ia keluar dan berjalan menuju kursi belakang. Ia duduk sambil bersedekap dada, jangan lupakan wajah cemberutnya. Sepanjang perjalanan pun ia tidak mengubah posisi dan ekspresinya.

Berhubung ini jalan tol, maka Zeyn membawa mobil dengan kecepatan lumayan tinggi. Tanpa sadar di depan sana ada mobil yang tiba-tiba mogok. Zeyn yang terkejut langsung menginjak rem dan membanting stir ke kiri.

Akibat hal itu, tubuh Leyla terbentur cukup kuat kesisi kiri pintu mobil. Secara dia lupa memasang sabuk pengaman.

Brugh

Agam dan Zeyn sama-sama menengok kebelakang. Agam melotot saat menemukan Leyla di bawah.

Kepala Leyla sangat pusing, sepertinya di keningnya akan ada memar.

"Auh..." ringisnya saat Agam mengangkat tubuhnya.

"Coba liat," ucap Agam menyingkirkan tangan Leyla yang memegangi kening.

"Sakit, Kak," adunya ketika Agam mengusap-usap keningnya itu.

"Kotak p3k," pinta Agam pada Zeyn.

"Nih, Gam."

Agam menerima kotak p3k itu. "Lo lanjut jalan, ga usah ngebut," suruh Agam.

"Oke, Gam." Zeyn kembali melanjutkan perjalanan.

AGAM [terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang