Aliansi yang Teputus! Keputusan (Name)!

631 70 16
                                    

Yang namanya hutang Budi itu lebih baik dihilangkan karena lawan pun tidak akan ingat apa yang sudah ia pinjamkan -Dazai Osamu.

***

"Mama, apa yang harus kami lakukan?" Tanya Smothie. Raut wajahnya terlihat tidak senang. "Kita tidak akan membunuhnya kan?"

"Ini aneh sekali. Aku mengerti saat dia berpergian dengan Trafalgar dari North Blue. Setidaknya dia tidak terang-terangan menyatakan bahwa dia masuk ke kru itu tapi yang ini berbeda, Mama. Perorin." Timpal Perospero.

Big Mom juga menampilkan wajah kesal tapi berusaha maklum. "Mungkin dia masih berduka karena kematian kakaknya itu." Dia lalu menatap tajam anak-anaknya. "Apa sampai sekarang masih belum diketahui masa lalu gadis itu? Jika ada kelemahan lainnya, akan lebih mudah untuk mengendalikannya."

"Tidak ada, Mama. Sepertinya  ada orang lain yang memblokir informasi." Balas Katakuri.

"Bukankah Thatch sudah mati? Yang mampu melakukan hal ini pada kita hanya dia kan? Walaupun sampai sekarang aku tidak percaya dibalik penampilan bodohnya itu dia licik dan hebat." Timpal Cracker sambil mengelus bahu kirinya yang sempat terluka parah dan terancam patah karena serangan Thatch 2 tahun yang lalu saat pria itu menemui Big Mom untuk memberi peringatan agar tidak mengusik masa lalu sang adik.

"Hmmmm. Tidak. Masih ada satu orang lagi yang mungkin melakukan hal ini ...." Gumam Big Mom teringat sebuah sosok yang begitu misterius. "Mamamama. Kalian tidak perlu khawatir. Sebentar lagi dia akan sampai. Cracker, Smothie, pergi beritahu Penjaga untuk membiarkannya lewat. Katakuri, jemput dia lewat Dunia Cermin dan ajak Brulee. Perospero, kau awasi pergerakan bajak laut kecil itu." Perintahnya.

"Baik, Mama." Jawab keempat anaknya secara serentak. Mereka lalu berpisah menjalankan perintah sang ibu.

Sementara itu, (Name) baru saja menginjakkan kaki di pulau perbatasan dari kepulauan WCI.

"Hishashiburi, (Name)." Sapa Katakuri yang menyambutnya langsung. "Mama sudah menunggumu."

(Name) mengangguk sebagai jawaban. Dia mengikuti langkah kaki Katakuri dengan santai dan Katakuri juga sengaja memelankan langkah kakinya.

"(Name)-san! Hishashiburi!" Sapa Brulee ceria dan langsung memeluk tubuh gadis yang lebih muda.

Sedikit terhuyung karena kurang tidur-ralat. (Name) tidak tidur setelah malam mereka menginap di Yuba.

"Hishashiburi, Brulee. Ku lihat kabarmu baik. Bagaimana jika kita selesaikan dulu urusan yang mendesak?" Tanyanya dengan senyum lembut.

Brulee menatap Katakuri yang balas mengangguk.

"Baiklah. Ayo, pegangan padaku." Ucap Brulee.

Kedua lalu berpegangan pada Brulee dan masuk ke sebuah cermin besar yang sudah disediakan.

Tak lama kemudian mereka tiba di istana Big Mom dan langsung dibukakan pintu oleh para penjaga sementara Brulee memilih pergi.

Hening, tak ada yang bicara pun sepertinya kedua manusia itu lebih memilih berlama-lama di lorong istana Big Mom daripada langsung menuju inti permasalahan.

"(Name)-"

"Semua yang kau dengar itu sepenuhnya benar, Katakuri."

Katakuri meliriknya sebelum menyeret gadis itu ke sebuah kamar kosong dan menutup pintunya.

Manik darah (Name) melebar begitu menyadari tindakan Katakuri. Dia hendak memberontak sebelum tubuhnya membeku, sempurna terdiam.

Katakuri berlutut, memeluknya dan membiarkan kepala gadis itu berada di pundaknya.

Akaime no (Name) (One Piece x Reader)Where stories live. Discover now