5. KELUH KESAH

5.2K 125 1
                                    

Siang hari, anak-anak Salvanior sedang berada dimarkas. Ada yang sedang bermain kartu, merokok, dan melakukan kegiatan yang lain.

"Wih, banyak cecan yang follow tik tok gue, bentar lagi gue bisa jadi seleb tik tok nih," seru Kenzo yang sedang memainkan aplikasi pada ponselnya.

"Iya woi, followers gue juga naik, keknya kita collab aja biar makin rame," sahut Joseph yang sibuk melihat video orang yang sedang berjoget.

Ya, memang bukan hal baru lagi bagi mereka melihat kedua sahabatnya itu menjadi tiktokers.

"Yaelah, collab-collab, tiap hari juga lo berdua buat tik tok bareng," komen Lorenzo yang sedang merokok.

"Yehh, disini kita bisa dapet duit bro plus difollow cecan-cecan yang aduhay," balas Joseph.

"Bener tuh, mantaplah pokoknya," kata Kenzo.

Arwana yang sedang minum memperhatikan Savier yang sedang melamun. "Sav." Arwana memberikan kaleng minuman kepada Savier. "Melamun aja lo."

"Lagi mikirin apa?" tanya Arwana.

"Iya Sav, masalah tadikan udah beres, sini dong sharing cerita, lama-lama lo cocoknya jadi batu kalo diam terus," semprot Kenzo.

Romeo yang sedari tadi memainkan ponselnya hanya acuh gak acuh dengan percakapan mereka.

"Ar," panggil Savier. Arwana menoleh, "kenapa?"

"Gimana perasaan lo pas disuruh mimpin perusahaan keluarga lo?"

Arwana berjalan menuju tong sampah lalu membuang kaleng minuman itu. "Gue gak ngerasain apa-apa."

Ia menatap Savier. "Gue biasa aja karena itu memang kewajiban gue sebagai putra sulung keluarga Argantara."

Savier mengangguk malas membuat Arwana bingung akan tingkahnya. "Sav, jangan bilang lo..."

Savier menatap Arwana dengan tatapan kosong. "Gue-" Savier menjeda ucapannya, "Gue gak tahu harus gimana hadapinnya, lo tahukan itu bukan passion gue."

Arwana paham akan keluh kesah Savier. Tidaklah muda menjadi keturunan keluarga yang kaya dan terkenal meski banyak hal dapat mereka selesaikan dengan uang namun sebagai penerus mereka tidak bisa lepas dari apa yang telah dipersiapkan untuk mereka jalani dimasa depan.

"Sav, gue tahu apa yang lo rasain. Memang berat rasanya, awalnya gue cuma coba-coba buat bantu karena sebelumnya ada masalah bahkan gue gak pernah dibimbing pada saat itu, tapi cepat lambat perusahaan keluarga bakal jatuh ketangan gue ketika gue lulus kuliah nanti."

"Dan lo Sav, lo gak bisa lari dari hal itu, lo udah ditakdirin buat nerusin Kosalev Corporation bahkan dari lo lahir kakek lo udah memutuskan supaya lo yang bakal lanjutin perusahaan itu," sambungnya.

"Gue gak bisa, gue gak berpengalaman dan gue juga gak doyan. Kenapa harus gue?" tanya Savier, "Kenapa gak yang lain?"

"Gue gak perlu ngejelasin apapun lagi, lo tahukan gak ada yang lebih pantas daripada lo, apalagi sepupu lo itu."

"Gue gak pernah bermimpi atau berambisi untuk jadi pemimpin. Dulunya gue join Salvanior juga karena dipaksa Altair dan dia juga yang memilih gue jadi ketua Salvanior."

Altair adalah pemimpin Salvanior tahun sebelumnya, dulunya ia adalah orang yang sangat pemarah bahkan tidak pernah terbuka dengan siapapun bahkan dulunya ia lebih memilih tidak lulus agar bisa terus memimpin Salvanior yang sudah ia anggap sebagai keluarganya.

Semua berubah ketika Altair bertemu dengan Savier yang notabene pendiam dan tidak memiliki teman karena tampangnya yang sangat songong namun ada suatu hal yang membuatnya tertarik dengan Savier hingga ia langsung mengajak Savier untuk bergabung menjadi anggota Salvanior tanpa harus mendaftar dan memilihnya menjadi penerus Salvanior setelahnya.

SAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang