28

1.2K 34 7
                                    


Andrew yang baru pulang kencan dengan kekasihnya kini ada rasa sedikit kasihan terhadap Zhi. Dengan langkah cepat Ia menuju gudang untuk memastikan keberadaan Zhi.

Membuka pintu dan melihat Zhi yang sudah tertidur, entah mengapa ada rasa lega pada hatinya. Tidak ingin membangunkan Zhi, Andrew kembali menutup pintu gudang sepelan mungkin lalu menuju kamarnya.

Dikamar Andrew merebahkan diri di atas kasur miliknya, menatap langit-langit kamar. Entah mengapa pikiran nya selalu tertuju pada Zhi, ada gejolak aneh setiap melihat Zhi.

Apa mungkin dirinya jatuh cinta kepada Zhi? namun usia Zhi baru hampir 11 tahun. Mana mungkin ada rasa cinta?

"Apa yang terjadi padaku? mana mungkin aku mencintai anak kecil nan bodoh itu? " monolognya sendiri.

Andrew mengacak-acak rambutnya dengan kasar, dirinya frustasi semakin dirinya mengelak bahwa ia mencintai Zhi, namun semakin besar pula rasa itu datang.

Memberikan bayangan bayangan wajah, senyum, tangis Zhi. Tanpa terasa lelehan  bening turun dari pelupuk matanya, Ia menangis merasa gagal menjadi seorang kakak untuk Zhi. Harusnya Ia melindungi bukan sebaliknya menyakiti Zhi meskipun sedikit.

Sayangnya Andrew tetaplah Andrew, baginya sampah akan tetap menjadi sampah.

"Lihat saja Zhi, aku akan membuatmu bahagia. " Ucap Andrew dengan smirk.

......


Malam ini , seorang pria dan seorang wanita sedang berjalan bersama layaknya sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Mereka duduk bersama dibawah pohon rindang dengan didampingi beberapa makanan serta minuman.

Canda mesra kian menambah keromantisan mereka. Tanpa ada yang tahu ada sebuah rencana dibaliknya.

"Bagaimana hm? "

"Entahlah aku rasa misi kali ini akan gagal"

"Apa maksudmu? "

"Tuan menunggu target berusia 17 tahun terlebih dahulu, baru kita boleh membunuhnya. "

"Aarghh" teriak pria itu frustasi sembari menjambak rambutnya sendiri.

"Sebenarnya siapa tuan kita kali ini? "

"Aku tidak tahu, dirinya tidak memberikan informasi lengkap, hanya inisial yang dia berikan. "

Randy menatap dalam mata Michelle menuntut  Michelle melanjutkan pernyataan nya.

"  Dia hanya Ingin dipanggil mr. A"

"Kita harus cari tahu. "

"Percuma aku sudah mencoba namun dia tidak bisa dilacak, kamu lupa bahwa aku ini hacker. "

Malam semakin larut, menemani dus insan yang senantiasa bersama. Bagi mereka keromantisan hanya berdua saja.

"Aku akan mengantar mu pulang. "

"Kenapa cepat sekali?bagaimana kalau kita ke club"

"Besok kita harus bekerja, jadi tidak mungkin jika malam ini kita minum"

"Oh ayolah baby" rengekannya dengan manja.

Cup

You're Asshole ( END) Where stories live. Discover now