Jam menunjukkan pukul 07:00 pagi
Di pagi yang cerah. Sinar matahari mulai masuk melalui sela-sela ruangan.
Wakasa yang masih tertidur pulas pun merasa terganggu karena silau matahari yang menyinari wajahnya. Seperti menyapa nya dan menyuruh dirinya untuk segera terbangun dari tidurnya.Tidak hanya itu ia pun merasa ada yang janggal dengan posisi tidurnya. Wakasa yang menyadari hal itu pun langsung segera membuka matanya perlahan-lahan. Ia terkejut melihat Senju tertidur di dadanya ditambah lagi dengan tangan Senju yang memeluk tubuhnya.
Sc: pinterest
Wakasa tidak berkedip memandangi wanita yang tengah pulas tertidur di dada bidang nya itu.
"Katanya semalam 'jangan mencari cari kesempatan untuk menyentuh ku.' tapi kenapa sekarang ia yang datang melewati batas yang telah ia buat sendiri dan mendekap kepada ku?" Debat Wakasa dalam hatinya.
Senju pun bangun karena merasakan deruan nafas teratur di atas puncak kepalanya. Ia membuka matanya dan terkejut sama halnya seperti Wakasa tadi. Ia pun segera bagun dan duduk di ranjang itu, ia benar-benar malu dan langsung menundukkan kepalanya.
"Ma-maaf. Aku tidak sengaja. Aku juga tidak sadar jika aku tertidur di da-" belum sempat melanjutkan perkataannya itu karena Wakasa menyela perkataannya.
"Tidak masalah. Aku mengerti itu." Ucap Wakasa kepada Senju.
Baru saja Wakasa ingin menuruni rajang itu, tiba-tiba saja Senju menahan tangan Wakasa.
Wakasa pun menatap gadis bernetra hijau itu.
"Kenapa?jika kau ingin mengajak ku berdebat di pagi hari seperti ini lebih baik aku pergi." Tanya Wakasa
"Ti-tidak. Kenapa kau mengfitnah ku seperti itu? Lagi pula aku juga sedang tidak ingin berdebat dengan mu." Ucap Senju
"Hmm, lalu kenapa kau menahan ku?" Tanya Wakasa.
"Aku hanya ingin bertanya, kau ingin kemana?"
Wakasa yang mendengar pertanyaan istrinya itu pun hanya bisa menarik nafas dalam-dalam menahan kesal di pagi yg cerah dan berkata.
"Aku ingin mandi. Nona Senju imaushi." Ucap Wakasa sambil tersenyum- seperti orang tertekan.
Senju yang mendengar nama panggilan itu pun seketika wajahnya memerah dan jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Ia benar-benar tidak bisa memahami perasaan tersebut. Senju pun berusaha fokus kembali ke topik sebelumnya.
"Baiklah. Jika sudah selesai mandi temui aku di meja makan. Ada yang ingin aku bicarakan dengan mu." Jelas Senju sambil melepaskan genggaman tangan tersebut.
"Hn." Jawab Wakasa dengan nada dinginnya.
"Kau ingin sarapan apa?aku akan menyiapkan nya."
"Tidak perlu. Lagi pula banyak pelayan di rumah ini."
YOU ARE READING
Perjodohan [Wakasen]
Romance"Kamu sudah ibu jodohkan dengan anaknya teman ibu." "Apa?!" "Aku sudah besar bu. Aku berhak memilih jalan ku sendiri. Aku tidak terima perjodohan ini." "Kamu tidak bisa menolak. Pernikahan nya akan di laksanakan 2 minggu lagi." "Aku tidak mau di j...