"Tolong anda menunduk sebentar sampai mobil keluar dari mansion," suruhnya.

"Kenapa harus gitu?" Tanyanya.

"Jangan bertanya, cepat lakukan!" Perintahnya. Leyla menurut saja.

Setelah mobil berhasil keluar dari mansion, Leyla langsung menegapkan tubuhnya. Entah kenapa setelah menjauh dari area mansion, pria ini langsung membawa mobil dengan kecepatan tinggi.

30 menit di perjalanan, akhirnya mobil berhenti di sebuah rumah yang sepertinya tidak berpenghuni. Terlihat dengan keadaan rumah begitu kumuh.

"Kak Agam ada di dalam?" Tanya Leyla. Bodyguard tersebut mengangguk.

Pencahayaan di dalam sangat minim. Hanya ada satu lampu, dan itupun hampir mati. Bodyguard itu membuka pintu ruangan dan mempersilahkan Leyla untuk masuk kedalam.

Brakk

Leyla terkejut ketika pintu di tutup rapat. Ia menggedor-gedor pintu itu sambil memanggil bodyguard tadi.

"Buka! Kenapa pintunya di tutup?!"

Tidak ada jawaban sama sekali. Leyla berusaha untuk tenang agar asmanya tidak kambuh.

"It's okay, Leyla. Jangan panik, jangan panik," ucapnya menenangkan diri.

Ia tidak bisa melihat apapun. Ruangan ini sangat gelap, Leyla mencoba mencari saklar lampu, siapa tahu ada.

Ctak

Leyla bersyukur ketika berhasil menemukan saklar lampu. Ruangan ini jadi tidak gelap lagi.

"Tempat apa ini? Kenapa banyak noda darah?" Bingungnya mendapati banyak noda darah di dinding ruangan ini.

Ceklek

Leyla berbalik ketika pintu terbuka. Ia membulatkan matanya kaget menemukan Intan di sana.

"Intan? Kamu disini? Mau nolongin aku, kan?"

Intan yang mendengar penuturan Leyla langsung meludah. "Cuih."

"Ga sudi gue! Bahkan kedatangan gue kesini buat ngebunuh lo!" Sarkas Intan.

"Bu-bunuh aku?! Ke-kenapa?!" Shock Leyla.

"Buat balas dendam ke Agam!"

"Hah? Aku ga paham maksud kamu," cicit Leyla.

"Bodoamat mau lo paham atau ga. Intinya gue bakalan ngebunuh lo!"

Intan maju mendekati Leyla, ditariknya kedua tangan Leyla kebelakang dan langsung diikat nya menggunakan tali.

Leyla memberontak membuat Intan kesal. Ditariknya rambut Leyla kuat sampai kepala Leyla mendongak keatas.

"Akh."

"Mampus lo! Makanya jangan cari masalah ke gue!"

Intan mengencangkan ikatan tali di pergelangan tangan Leyla. Sepertinya akan berbekas nantinya.

"Aris!" Panggil Intan.

Ternyata nama bodyguard yang membawa Leyla tadi adalah Aris. Jadi, mereka berdua ini kerjasama untuk menculik Leyla?!

"Kalian kerjasama?! Bukannya kalian bawahan Kak Agam?"

"Hahaha, kita masuk kesana itu cuma alibi doang. Sepenuhnya kita mau cari cara buat ngehancurin Agam! Dan kita nemuin satu kelemahan dia. Dan itu, lo!" Serunya.

"Kamu salah paham, ga mungkin kelemahan Kak Agam itu aku!" Bantah Leyla.

"Gue juga mikirnya gitu. Tapi, gue bakal buktiin sekarang, apakah benar kelemahan Agam itu lo atau bukan."

AGAM [terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang