chapter 37

5.6K 557 393
                                    

Hayy bestiee 🤗 apa kabar?
Masih setia nungguin Euphoria up?
Sorry ya lamaaa banget updatenya,✌️
.
.
. Oh ya jam berapa kalian baca?
. Malem Minggu nihh, kalian ngapain malming gini, ngebucin? Atau nangis dipojokan?
.
.
oh iya jangan lupa baca ceritaku yang lain ya, cek di profilku Rhetixs

***
Happy reading💜

Vio kembali kerumahnya setelah menginap di hotel usai mengantar kedua orang tuanya kembali ke Los Angeles. Suasana sepi menyelimuti ruangan luas lantai pertama rumahnya. Ia berjalan menuju tangga bersama kedua asisten rumah tangga yang masing-masing menggendong Al dan El yang masih terlelap.

Vio kembali mengingat ucapan satpam penjaga rumahnya, yang mengatakan bahwa Vibra sempat mencari dirinya kemarin. Tak mau berpikir macam-macam lagi, Vio sudah tidak peduli dengan apapun yang Vibra lakukan. Terserah, sekarang tujuan Vio adalah berdamai dengan diri sendiri.

Vio sempat berfikir ingin ikut tinggal bersama orang tuanya di Los Angeles, tapi ia tidak bisa pergi sebelum sidang perceraian. Dan dia harus tinggal sendiri untuk beberapa waktu ini, sampai semua urusannya selesai.

Duduk di tempat tidur, Vio menyalahkan AC dan TV setelah dua asisten rumah tangganya ijin keluar. Berita yang menjadi trending topik pagi ini, kabar tentang kecelakaan beruntun. Kecelakaan  yang menewaskan dua pejalan kaki secara tragis dan lima korban pengendara mobil. Tempat yang tidak asing bagi Vio, jalanan dekat toko kue ibu mertuanya, Areta.

Dering ponsel sedikit mengejutkan Vio, tanpa ia sadari banyak notifikasi telpon dari Vibra kemarin.

"Halo, ada apa By tumben pagi-pagi nelfon?"

"Lo dari mana aja Vio, dari kemaren nggak ada kabar. Lo dimana sekarang?" Dari seberang telpon, suara Abby terdengar panik entah karena apa.

"Gue kemaren nganter mommy sama Daddy di airport, terus nginep di hotel. Sekarang udah dirumah, kenapa si By panik gitu suaranya?"

"Otw rumah Lo penting." Ucap Abby sebelum mematikan sambungan teleponnya. Vio hanya mengerutkan dahi, bingung.

Satu persatu ia membaca pesan yang belum sempat ia buka kemarin.

-Bunda-
.Kemarin.
Nak, ajak Al dan El ke toko kue ya, bunda buatin kalian cheese cake.

Vio tersenyum Miris membaca pesan itu, membayangkan ketika nanti dirinya benar-benar berpisah setelah cerai dari Vibra membuat hatinya terasa nyeri. Areta itu ibu mertua terbaiknya, peluk hangat yang selalu dia berikan mungkin akan menjadi kenangan yang tidak akan pernah Vio lupakan.

Beberapa pesan lainnya Vio abaikan, lalu kembali menutup ponselnya.

Baru saja ia merebahkan tubuhnya, suara ketukan pintu disusul seorang asisten rumah tangga muncul.

"Kenapa bi?"

"Itu mbak Vio, ada mas Adam dibawah. Baru saja datang,"

"Suruh tunggu bentar ya Bi," titah Vio.

"Baik mbak Vio, permisi."

Vio sedikit terkejut melihat Adam tidak sendirian, ada Abby dan Riko juga yang sepertinya baru saja sampai. Dia menatap ketiganya bergantian, mereka masih saling diam bergeming lalu Abby terlebih dulu membuka suara.

"Tante Areta meninggal, Vio,"

Seperti tersambar petir, tubuh Vio bergetar hebat, jantungnya serasa diremas kuat. Ia menggeleng Samar, tersenyum tak percaya seolah Abby tengah membercandainya, tapi sungguh ini tidak lucu.

EUPHORIA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang