18 [ seharian bersama ]

4.3K 242 5
                                    

Aisyah terus tersenyum setelah pulang periksa ke dokter kandungan bersamaa Imam.

Dokter mengatakan, kandungan Aisyah sudah berjalan satu bulan.

Setelah pulang dari dokter kandungan, mereka sempat mampir ke pesantren untuk memberitahukan kabar bahagia ini ke Umi dan Abi.

Tentu reaksi mereka di luar dugaan. Umi langsung memeluk Aisyah sambil sesekali mengecup kepalanya.

Aisyah merasa beruntung telah memiliki mertua super balik seperti mereka. Umi dan Abi sama seperti ayah dan bunda yaang selalu treated like a queen.

Selepas dari pesantren, mereka kembali ke rumah.

"Mas, boleh keluar nggak? Mau ketemu sama Caca."

Imam menggeleng, "Nggak capek memangnya habis dari dokter kandungan, terus lanjut ke pesantren?"

"Nggak kok. Kalau aku capek, nanti istirahat bentar di cafe sama Caca. Boleh, ya?"

"Nggak boleh."

"Mas.. Ayolah izinin bentar aja." 

Imam yang sedang sibuk mengulang hafalan Qur'an agar tidak lupa, lantas berhenti dan menatap Aisyah. "Kemarin ngerengek minta libur, pingin istirahat bobo di rumah. Sekarang giliran kuliahnya udah libur, udah beres tinggal nunggu sidang, malah pengen keluar."

"Cuma sebentar ajaaaaa.."

"Sebentar tuh ngapain? Sudah ketemu langsung pulang gitu? Nggak mungkin, kan?" tanya Imam yang kemudian dapat tatapan tajam dari Aisyah. "Kamu tuh sekarang lagi hamil, Aisyah. Jangan capek-capek. Lebih baik gunakan waktu kamu untuk istirahat di rumah. Mumpung aku libur juga, kan."

Aisyah hanya diam menatap televisi yang menyala dengan tatapan kesal. Sedangkan tangan Imam merangkul bahunya dan diusap-usap.

Imam meletakkan kepala Aisyah di bahu miliknya agar Aisyah bisa menonton sambil bersandar.

"Jangan marah-marah mulu, nggak baik buat kesehatan anak kita."

Aisyah memajukan bibirnya, "Cuma mau main sama caca. Aku udah jarang ketemu sama dia."

"Ya sudah, Caca suruh main ke sini."

Seketika Aisyah merubah ekspresinya, "Serius Caca boleh main kesini?" tanya Aisyah yang dibalas anggukkan kepala oleh Imam. Lalu dengan cepat Aisyah menelepon Caca untuk datang ke rumahnya.

Sangat singkat Caca rapi-rapi, ia langsung mengendarai mobilnya menuju rumah Aisyah. Namun sebelum sampai, Caca sempat berhenti di salah satu toko untuk membeli camilan. Karena tidak enak datang dengan tangan kosong.

Sesampainya di sana, Caca disambut dengan ramah oleh Aisyah. Entah, semenjak hamil aura Aisyah berbeda. Moodnya juga suka berubah-ubah. Jadi Caca lebih was-was.

"Lama banget nggak ketemu, Ca.."

Caca mengerutkan keningnya, "Lama apaan? Baru juga tiga hari lalu ketemu."

"Segitu mah lama."

"Ya terserah dah," ucap Caca pasrah. Lalu Caca menyodorkan tentengannya, "Siapa tau pengen kan. Lumayan tuh bayi mau nyobain."

"Caca emang the best," ucap Aisyah sambil merangkul bahu Caca. Lalu mereka masuk ke dalam dan menemukan Imam yang sedang mengulang hapalannya agar tidak cepat lupa.

Imam memejamkan mata tanpa tahu ada Aisyah dan Caca di dekatnya.

"Biarin aja dia di sini. Kita ke taman belakang yuk." Masih dengan posisi merangkul, Aisyah mempersilahkan Caca masuk ke taman yang lumayan besar. Sampai Caca yang melihat itu terkagum-kagum.

[✓] IMAMWhere stories live. Discover now