02 [ Saya Imam ]

7K 433 47
                                    

Ayah tidak bercanda soal perjodohan ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ayah tidak bercanda soal perjodohan ini.

Pagi tadi bunda diminta ayah untuk mengingatkan Aisyah kembali bahwa hari ini akan ada pertemuan keluarga. Ayah ataupun bunda tidak mengizinkan Aisyah pergi kemanapun, sampai waktunya tiba.

"Bun.. Aku takut." Aisyah merengek saat beberapa menit lagi mereka akan berangkat menuju rumah sakit, a pertemuan keluarga diadakan.

Sambil merapikan barang keperluannya, bunda menjawab, "Apa yang kamu takuti, Aisyah?"

Aisyah menghela napasnya sejenak. "Selama ini aku kan jarang ada di dapur, jarang bantuin bunda masak. Terus kalau aku udah punya suami nanti, aku harus mikirin setiap harinya harus masak apa. Gimana kalau suami aku bawel dan nggak mau menerima kekurangan aku? Aku takut, Bun.."

Bunda menghampiri Aisyah yang sedang duduk di sofa ruang tengah. Mengusap kepala Aisyah sambil memberikan senyum terbaiknya. "Ayah pasti sudah menyeleksinya sebaik mungkin untuk kamu. Jadi Aisyah jangan khawatir, ya.. Nanti kita lihat langsung bagaimana calon suami Aisyah."

Aisyah hanya mengangguk dan terus merapal doa semoga Aisyah juga bisa menerima pernikahan itu nantinya.

"Ayo, Aisyah, kita berangkat," ajak bunda membuat jantung Aisyah kembali berdebar.

Membutuhkan waktu beberapa menit Aisyah dan bunda diperjalanan, akhirnya mereka sampai.

Sebelum masuk ke ruangan ayah, Aisyah menggenggam tangan bunda erat-erat. Bunda meyakini Aisyah bahwa semua akan baik-baik saja.

Sesampainya di dalam kamar, Aisyah tak melihat laki-laki muda seumuran dengannya. Yang Aisyah lihat hanya ada ayah, dan dua tamu sepasang suami istri.

"Aisyah sini duduk," ucap ayah sambil menepuk-nepuk ranjang kosong di dekatnya. "Aisyah.. Ini Abi Yuda dan umi Hanifah. Anggap saja mereka orang tuamu juga, ya."

Aisyah tersenyum ke arah Abi Yuda dan umi Hanifah. "Saya Aisyah, Abi, umi.."

"Aisyah cantik banget yaa," puji umi. Sedangkan Aisyah hanya bisa tersenyum menanggapinya.

"Oh iya, Aisyah. Sebelum ayah bilang mau menjodohkan kamu, ayah sudah lebih dulu sepakat sama mereka," kata ayah menunjuk ke arah Abi dan umi. "Justru mereka yang menginginkan perjodohan ini ada."

Aisyah tersenyum kikuk.

"Iya, Aisyah.. Soalnya anak kami mau ta'aruf aja daripada berpacaran. Tapi dia belum dapat jodohnya. Jadi daripada menunggu lama, kami jodohkan saja dia dengan kamu. Kamu setuju, kan?" tanya umi membuat Aisyah mau tak mau mengangguk setuju. Walaupun di dalam hatinya saat ini sedang berdebar-debar.

"Tunggu sebentar, ya, Aisyah. Imam masih dalam perjalanan. Tadi dia habis dari pesantren dulu," ucap Abi Yuda.

"Iya, Abi.."

"Oh iya, Aisyah sekarang masih kuliah, ya? Semester berapa?" tanya umi Hanifah.

"Sebentar lagi Aisyah memasuki semester empat, Umi.."

[✓] IMAMWhere stories live. Discover now