• Duwa

235 17 1
                                    

Vote dulu cantik!
--

"Jadi pacar gue, ya?" saat itu posisinya aku yang sedang makan dikantin bersama satu teman ku tentu saja menoleh terkejut.

Kita sama sama menatap lelaki itu dengan tatapan bingung, kaget dan tak percaya. Bagaimana tidak, seorang Felix Lee yang notabe nya adalah lelaki incaran satu sekolah karena ketampanan serta kecantikan yang dimiliki lelaki itu kini berdiri disamping meja yang ku tempati dan menatapku dengan tatapan penuh yakin.

Aku menyikut Daira, teman ku yang duduk disampingku. Meminta bantuan padanya untuk mengatasi lelaki bernama Felix itu.

"Lo sakit?" Daira dengan berani bertanya.

Felix mengangkat kepalanya menatap temanku sekilas lalu kembali menatapku.

"Mau, ya?" ini ceritanya maksa, ya? Aku mengernyit menatapnya.

"Maaf, gue gak bisa. Gue gak kenal lo." semoga kalian mengerti yang aku maksud tidak mengenalnya bukan yang itu. Tentu semua tau siapa Felix tentu aku juga tahu. Maksudku, aku tidak mengenal sisi dalam dari dirinya. Ku harap kalian mengerti.

Felix menatapku terkejut.

Sejak aku menolaknya, Felix ternyata tak menyerah. Ia bahkan dengan terang terangan terus menghampiriku berusaha menunjukkan bentuk cintanya pada ku. Aku bingung darimana lelaki itu bisa jatuh hati pada ku yang memiliki tampang biasa saja.

Karena usaha nya, akhirnya aku luluh dengan sendirinya. Aku menerimanya setelah ia berusaha menyakinkanku selama 2 bulan. Cukup lama menurutku karena itu adalah bentuk pengenalan ku pada nya.

Dan saat ini lelaki yang sudah menjadi pacarku selama 5 bulan tengah menggenggam tanganku dengan erat. Pandangannya lurus kedepan dengan wajah tanpa ekspresinya. Ia memang seperti itu, tapi kalau kalian mengenalnya lebih dekat lagi, Felix itu merupakan sosok lelaki ramah dan hangat.

"Kamu gak apa risih diliatin banyak orang?" tanyaku mengudara setelah lama aku melihat banyaknya tatapan tertuju pada kami berdua atau lebih tepat nya pada Felix saja.

Felix menoleh, senyum nya mengembang menatapku. "Ngeliatin kamu kali, 'kan kamu cantik." jawaban itu tentu tak membuat ku tenang.

Aku sendiri merasa tidak cantik, yang cantik adalah Felix. Sering sekali aku merasa minder saat bersamanya, tapi hal itu harus selalu ku tepis demi Felix.

"Kita makan dulu baru nonton, ya?" tawaran Felix hanya bisa ku angguki.

Sampai direstoran yang terletak didalam mall, kami berdua langsung menuju tempat yang kosong. Setelah mendudukkan diri, seorang pelayan datang dengan buku menu. Ku lihat, dia berbinar menatap Felix. Ya, pacarku memang semenarik itu.

"Kamu mau apa, bae?" tanya Felix padaku yang tengah terdiam. Aku melihat buku menu, sebenarnya hanya melirik.

"Ngikut kamu aja." Felix langsung menyebutkan pesanannya dan pelayan itupun pergi.

Aku menghela nafas dan Felix mendengar itu. Matanya langsung tertuju padaku.

Tangan nya meraih tanganku yang ada diatas meja dan ia genggam dengan hangat.
"Kamu kenapa? Bete? Mau pulang aja?" Felix memang sepeka itu. Tapi aku selalu mengelak semua tebakan Felix sebab tak ingin merepotkan.

Aku menggeleng dan tersenyum.

"Aku ke toilet bentar, ya?" Felix terlihat menatapku dengan tatapan memastikan namun akhirnya lelaki itu mengangguk dan melepas genggaman tangan nya.

Aku tersenyum meletakkan tas selempang kecil dikursiku lalu berlalu pergi ke toilet yang tersedia disini.

Selesai urusan kecil ku, aku belum keluar dari bilik toilet karena ingin mendengarkan obrolan kecil perempuan diluar sana. Mereka membicarakan pacar ku.

"Serius itu ceweknya? Kok biasa aja, ya?"

"Iya, gue denger tuh cowok manggil ceweknya pake bae bae an gitu. Ceweknya sadar gak sih kalo cowoknya lebih cantik dari dia?"

"Iyaa, masa' cowoknya yang cantik sedangkan ceweknya jadi keliatan biasa aja. Jadi kasihan sama si cewek."

Aku dengar semuanya.
Itu jelas tertuju padaku dan Felix.
Jujur sejujur jujurnya, aku sudah pernah mendengar obrolan seperti ini ditempat lain. Mereka juga bilang kalau Felix cantik membuat ku terlihat biasa saja. Dan aku hanya menyimpan itu tanpa membicarakannya pada Felix.

Tak terdengar suara lagi, aku pun keluar dari bilik toilet.

Berdiri didepan cermin dan memandangi diriku sendiri. Kalau diteliti lebih cermat, aku memiliki paras yang cantik, lumayan jika bersanding dengan Felix. Tapi sepertinya itu tidak cukup karena pacar ku lebih dari segalanya.

Aku menggeleng.
Tak boleh seperti ini atau aku bisa terlihat drop didepan Felix.

Selesai urusan toilet ku, aku keluar dan melangkah menuju Felix yang tengah memainkan ponselku dengan makanan yang sudah tersaji diatas meja.

•『 ♡ 』•

Selamat datang!
Jujur, aku gak begitu excited dengan cerita ini tapiii semoga kalian yang baca suka.

Silahkan di vote dan dimasukkan ke perpustakaan.

Beauty Lix | Lee Felix [End]Where stories live. Discover now