SEPULUH

13K 1.8K 64
                                    


𝗧𝗛𝗘 𝗛𝗘𝗜𝗥𝗦

𝗧𝗛𝗘 𝗛𝗘𝗜𝗥𝗦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CW//BXB, MATURE.

About Cr: Semua media yang ada berasal dari Pinterest, Twitter, Google, dan YouTube. Sebisa mungkin aku akan mencantumkan nama artist dibalik karya yang digunakan dalam book ini.

Jika ada kesalahan kepenulisan atau salah pengejaan tolong ditandai dengan komentar ya bestie. Sebisa mungkin akan aku perbaiki, secara bertahap.





❤️ Selamat Membaca ❤️





Menjelang rencana pembuatan produk baru, Ala disibukan dengan beberapa hal. Pria itu terus mendapatkan laporan perkembangan dari lapangan, sehingga ia harus membaca satu persatu sebelum akhirnya memutuskan akan memberikan revisi apa. Produk kali ini agaknya memang sedikit diburu-buru, karena Ala dituntut untuk mengejar target demi mendahului peluncuran produk milik Hartono Holding. Sejujurnya, bekerja yang seperti ini, adalah yang paling dibenci oleh Ala, tetapi mau bagaimana lagi, ia seorang CEO dan juga putra dari Agung Pangestu, tak ada tempat untuknya berlari.

"10 menit lagi balik, udahan Ala." Raiden yang baru saja masuk langsung menegur saudaranya yang masih terfokus pada layar monitor.

Sudah beberapa hari ini Ala memang tak pergi ke Club karena terus bersama dengan Ian, tapi biasanya jika sudah mulai jam pulang kerja, pria itu akan bersemangat pulang karena pastinya Ian sudah menunggu di parkiran. Namun semenjak rapat direksi waktu itu, Ala seolah kembali menjadi mode workaholic. Pria itu memang punya jiwa perfectionist yang kuat, semuanya harus sesuai, sempurna, dan yang paling penting sukses. Terkadang Raiden merasa kasihan pada Ala, saudaranya itu pasti menanggung beban yang berat selama ini.

"Lo dijemput Ian kan?"

"Iya. Kita mau jalan ke Mall."

"Mall rame banget. Hati-hati, kalo bisa ga usah terlalu mencolok."

Jika biasanya Ala dan Ian akan melakukan kencan sesuai dengan ide Ian, maka kali ini Ala memutuskan memilih tempat kencan yang sesuai dengan dirinya. Ala berniat mengajak Ian menemaninya berbelanja, di tengah semua kesibukan dan stress yang ia rasakan, rasanya shopping bisa menjadi obat paling mujarab. Ala sudah tidak sabar menggesek kartu hitam miliknya di semua toko yang menjual barang-barang indah.

Begitu sampai di basement, senyumnya langsung terkembang, ia melambaikan tangan menyapa sosok Ian. Seperti biasa, keduanya berciuman singkat, kemudian masuk ke dalam mobil. Wajah Ala tampak bersinar dari biasanya, pria itu bersenandung kecil sembari melihat ulang tampilan wajahnya di cermin, rasanya ia begitu bersemangat mengunjungi surga belanja.

The Heirs [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang