ENAM

16.6K 2.1K 128
                                    

𝗧𝗛𝗘 𝗛𝗘𝗜𝗥𝗦

𝗧𝗛𝗘 𝗛𝗘𝗜𝗥𝗦

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

CW//BXB, MATURE.

About Cr: Semua media yang ada berasal dari Pinterest, Twitter, Google, dan YouTube. Sebisa mungkin aku akan mencantumkan nama artist dibalik karya yang digunakan dalam book ini.

Jika ada kesalahan kepenulisan atau salah pengejaan tolong ditandai dengan komentar ya bestie. Sebisa mungkin akan aku perbaiki, secara bertahap.





❤️ Selamat Membaca ❤️




Setelah acara sarapan bersama waktu itu, Ala dan Ian semakin dekat. Keduanya berkirim pesan, melakukan panggilan sebelum tidur, bahkan Ala sudah sangat jarang menggunakan mobilnya karena Ian selalu mengantar jemput Ala. Ketika pagi sebelum berangkat, mereka akan sama-sama mencari sarapan, sedangkan ketika sore hari setelah pulang kerja, Ian akan mengajak Ala berjalan-jalan ke banyak tempat yang bahkan terkadang tak pernah Ia kunjungi.

Sore ini pun Ian mengatakan akan menjemputnya tapi pria itu agak telat karena harus mampir ke beberapa tempat, jika biasanya Ala akan langsung menuju ke basement, kali ini pria itu menunggu di lobby kantor. Beberapa karyawan yang melihatnya mengucapkan sapaan yang dibalas anggukan singkat dengan senyuman oleh Ala. Ia melirik jam tangannya, sudah sekitar 20 menit ia berada di sini dan Ian tak kunjung memberikan kabar lain, terakhir kali pria itu mengatakan akan berangkat menuju kantor Ala.

Selang beberapa saat Ian menelfon dan mengatakan ia sudah ada di depan kantor Ala, jadi pria itu buru-buru keluar dari sana. Ketika melihat sekitar ia menangkap satu mobil yang terparkir tak jauh dari sana, Ala langsung mendekat dan membuka pintu mobilnya. Baru saja ia masuk sudah di sambut dengan senyuman hangat dari Ian. Pria itu tampak begitu cerah dengan paduan kemeja putih serta jaket warna kuning. Ala lagi-lagi kagum dengan pemilihan pakaian yang Ian gunakan, cocok dengan dirinya.

Cup

"Maaf ya telat." Ian mendaratkan kecupan di bibir si manis setelah Ala benar-benar duduk dengan nyaman.

"Kemana dulu emang?" tanya Ala penasaran.

"Bantu Ibu beresin taman. Ga tau deh mau dibikin gimana lagi itu taman." Jawabnya, Ian melepas seat belt kemudian mengambil sesuatu dari bangku belakang. Ia menyodorkan seikat bunga yang ditata tak begitu rapi tapi cukup indah. "Dari taman di rumah." lanjutnya.

Baru kali ini seseorang memberikannya bunga di acara kencan, mungkin hal-hal romantis memberikan bunga sudah terkesan klise jadi tak ada yang melakukan itu lagi tapi nyatanya sensasi memberi bunga mampu membuat gejolak besar dalam hatinya. Ia tersenyum cerah kemudian menerima seikat bunga yang Ian berikan. Ala memperhatikan bunga itu, ada bunga warna putih dan juga sejenis ilalang yang entah apa namanya, memang sih bunganya tidak harum, hanya beraroma rumput, benar-benar membuktikan kalau rangkaian ini dirangkai sendiri oleh Ian dari bunga yang ada di taman rumahnya. Entah kenapa hal itu membuat seikat bunga itu makin berharga.

The Heirs [END]Where stories live. Discover now