Ia menyimpan kembali senjatanya, dia tidak bisa menggunakan alat ini untuk membunuh ular itu. Agam menarik tangan Leyla untuk keluar dari kamar. Di telponnya Elvan Agar ia naik ke atas.

Elvan datang dengan membawa alat khusus menangkap ular. "Buat apaan, Gam?" Tanya Elvan.

"Didalam kamar Leyla ada ular."

"Hah?! Kobisa?!" Kaget Zeyn yang tiba-tiba muncul dari belakang Elvan. Padahal cowok itu tadi masih berada di dalam kamar.

Agam mengabaikan pertanyaan Zeyn, ia mengambil alat yang di bawa Elvan tadi dan kembali memasuki kamar.

"Lo tunggu diluar aja," cegah Agam ketika gadis itu ingin ikut kedalam.

Leyla mengangguk. Dia berdiri menunggu didepan pintu kamar.

Elvan dan Zeyn mengikuti Agam dari belakang. Saat melihat ular yang disebut Agam tadi, keduanya kaget.

"Gila! Si Garaga kenapa bisa sampai sini?!" Seru Zeyn.

"Bisa, Gam? Atau gue panggil yang lain aja buat nangkapnya?" Usul Elvan.

"Panggil Panji aja ga sih? Kan dia pawangnya ular," sahut Zeyn.

"Gimana kalau lo aja yang nangkap?!" Sarkas Agam.

"Next lah, Gam. Kalau gue kepatok trus meninggal, yang jagain kacamata gue siapa?"

"Bacot, Zeyn! Jangan sampai si Agam ngelempar lo buat jadi mangsa tu ular!" Peringat Elvan. Zeyn langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

Hap

Ular berhasil Agam tangkap, dia mengadahkan tangannya kebelakang meminta karung pada Elvan. Elvan segera membuka karung supaya ular bisa masuk kedalam.

"Bunuh, jangan biarin dia hidup." Agam memberikan karung itu pada Elvan.

"Oke, Gam."

"Panggil maid buat periksa setiap sudut kamar." Agam menyuruh Zeyn.

"Siap laksanakan." Keduanya meninggalkan kamar Leyla.

"Yang di dalem karung tadi itu ularnya, Kak?" Tanya Leyla yang masuk ke kamar.

"Hm. Untuk hari ini lo jangan tidur disini dulu, takutnya dia ga hanya satu," ucap Agam. Leyla mengangguk setuju.

"Tapi, nanti aku tidurnya di mana, kak?"

"Di kamar gue," sahut Agam santai.

"Kakak lagi bercanda ya? Masa kita tidur di satu kasur?!"

"Ga usah mikir yang aneh-aneh, nanti gue yang tidur di sofa," jelas Agam.

Leyla jadi malu sendiri akibat pikirannya yang tidak-tidak itu.

"Bawa barang yang lo butuhin ke kamar gue sekarang," suruh Agam.

Leyla menurut dan mulai memilih barang yang ia perlukan, seperti buku pelajarannya untuk besok. Keduanya berjalan menuju kamar Agam.

"Kalau lo mau mandi, mandi aja. Gue bakal keluar," ucap Agam bersiap-siap keluar kamar.

"Oke, Kak. Nanti aku panggil kalau udah selesai mandi," sahut Leyla.

"Hm."

Setelah Agam keluar, Leyla langsung masuk kamar mandi. Selama hampir sejam barulah ia selesai. Maklum, perempuan.

Menyisir rambutnya terlebih dahulu baru berjalan keluar menemui Agam. Ternyata Agam menunggunya di sofa lantai dua, ia pikir Agam berada di lantai satu.

"Aku ud- aaaaaaa." Leyla terjungkal akibat tidak melihat jalannya. Beruntung Agam sigap menangkap tubuh gadis itu sebelum wajahnya terbentur meja sofa.

AGAM [terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang