"Digosipin sama si Marvel, tapi jadian sama sahabatnya. Siapa? Ya, Hani lah!"
Sebuah kotak hadiah yang hendak diberikan kepada sang pujaan hati, malah dengan terpaksa harus berakhir di tangan Hani. Kala itu, Hani yang tengah apes dengan kedatangan t...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Setelah ini, aku hanya berharap semoga yang tersisa di dalam pikiranmu hanyalah kenangan manis yang tercipta di antara kita."
— Alfa Adhitama Anjello
📦📦📦
"Kakak nggak makan?"
Alfa yang ditanyai Hani hanya menggeleng singkat seraya menampilkan senyumannya. "Nggak, Han. Kamu yang habisin aja."
"Serius nih? Aku beneran habisin loh ya roti cokelatnya?" Hani menggoyangkan roti yang sedang ia pegang untuk memastikan.
Alfa mengangguk. Ia kembali tersenyum saat melihat senyuman gadisnya. "Iyaaa, Hani. Kamu yang habisin aja atau kamu mau lagi? Aku beliin lagi loh."
"Jangan, Kak! Nanti mubazir, aku cukup habisin ini aja."
"Ya udah aku nggak beliin lagi, kamu habisinnya pelan-pelan aja."
Hani tidak lagi menjawab, ia tengah fokus menghabisi roti cokelat favoritnya. Ralat, favoritnya bersama Alfa. Jika kalian masih mengingat saat Alfa memberikan sebuah roti cokelat pada Hani di kantin, maka roti yang dimaksud sekarang adalah roti tersebut.
Seraya menyantap makanan itu, Hani sesekali bersenandung kecil dan tersenyum. Sepertinya gadis itu sangat menyukai apa yang sedang ia santap.
Sementara Hani sedang merasa gembira dan bahkan tidak sanggup untuk menyembunyikan senyumannya, Alfa justru merasa bersalah. Alfa juga tidak yakin jika setelah ini, Hani dapat tersenyum seperti itu lagi. Tetapi tidak ada yang bisa ia perbuat selain menuruti perkataan Mamanya.
Alfa sadar jika cita-cita dan masa depannya adalah sebuah prioritas utama dibandingkan dengan segala hal, tetapi ia juga tidak ingin membuat gadisnya merasa kecewa. Di saat yang bersamaan, Alfa juga tidak dapat egois dan serakah untuk menginginkan kedua pilihan yang ditawarkan oleh Aura.
Situasi seperti ini memanglah berat dan sulit bagi Alfa, tetapi apa pun yang terjadi, ia harus tetap memilih salah satu pilihan tersebut dan menanggung konsekuensi atas keputusannya kelak.
***
Meskipun daftar nama siswa-siswi yang eligible atau terpilih untuk mengikuti SNMPTN telah diumumkan melalui soft file, nyatanya tidak membuat jumlah siswa-siswi yang berkerumun di depan MACIOUS berkurang.
Dengan penuh harapan, masing-masing dari mereka sedang fokus untuk mengecek namanya.
"DEMI APA DIO MASUK DAFTARNYA?!" kejut Cathy yang tak dapat menahan teriakannya.
"Gue tahu, sih, SNMPTN itu sifatnya gaib tapi nggak gini juga woi? Masa Dio yang sering bolos bisa masuk juga ke dalam daftarnya?"
Mendengar ucapan Indah yang terkesan julid, membuat Dio tak kuasa untuk menahan dirinya menjawab. "Heh, julid mulu lo jadi orang! Gue juga bolos buat OSIS doang kali, sisanya gue selalu jadi anak yang rajin."