"Jangan ngobrol kalau lagi makan!" Tekannya.

Leyla langsung menunduk dan memakan sarapannya. Sedangkan Zeyn malah menampilkan senyum jahilnya pada Agam.

Zeyn membisikkan sesuatu ke telinga Elvan. "Menurut lo, si Agam cemburu ga tadi?"

Elvan berpikir sebentar, kemudian dia balas berbisik di telinga Zeyn. "Kalau aku sih yes, ga tau kalau mas Anang."

Zeyn menatap datar Elvan. Ia pun kembali melanjutkan acara makannya yang tertunda.

Agam selesai dengan makanannya begitu juga Leyla. Agam mengode Leyla menggunakan jarinya untuk berdiri dan mengikutinya.

Leyla berdiri dan mengikuti langkah Agam yang keluar mansion. Ia mengerutkan dahinya ketika Agam memasuki mobil, lantas Leyla ikut masuk kedalam.

Mesin mobil dihidupkan dan berjalan meninggalkan area mansion.

"Ini ceritanya Kakak yang nganterin aku sekolah? Bukan bodyguard Kakak?" Tanya Leyla.

"Untuk hari ini gue yang nganter, pulangnya di jemput bodyguard."

"Oh begitu."

Mobil berhenti di depan SMA Rajawali. Sebelum turun, Leyla mengucapkan terimakasih kepada Agam karena sudah mengantarnya.

"Makasih kak. Aku turun ya," pamit Leyla.

"Tunggu," tahan Agam sebelum Leyla membuka pintu mobil.

Agam terlihat mengeluarkan dompetnya dan menarik beberapa lembar uang seratus ribu.

"Pegangan lo." Agam memberikan lima lembar uang seratus ribu pada Leyla.

"Buat aku? Banyak banget kak. Satu aja deh." Leyla hanya mengambil selembar uang itu.

"Ambil atau lo ga boleh sekolah?" Ancam Agam.

Dengan cepat Leyla mengambil sisa uang itu. Daripada tidak sekolah, kan?

"Lumayan dapat lima ratus ribu, hehehe," batin Leyla tersenyum senang.

"Udah Kak. Sekarang aku bisa turun, kan?"

"Hm."

Leyla turun tak lupa menutup kembali pintu mobil. Melangkah memasuki area sekolah. Senyumnya tak luntur sejak tadi, sesekali ia membalas sapaan adik kelas dan orang yang dikenalnya.

Baru saja kakinya memasuki kelas 12 IPA 1, suara heboh nan cempreng langsung menyambut pendengaran Leyla.

"LEYLA??!!! AKHIRNYA LO MASUK SEKOLAH, HUAAAAA GUE KANGEN BUAAANGETTT!!!" Teriak Liqa menghampiri sahabatnya itu.

"Aku juga kangen pake banget sama kamu." Leyla membalas pelukan Liqa.

"Pokoknya lo harus ceritain semuaaaaanya, titik!" Seru Liqa.

"Iya-iya, aku bakal ceritain sampai ke akar-akarnya," sahut Leyla.

"Nice. Ayo duduk," ajak Liqa.

Kebetulan bel masuk masih 15 menit lagi, jadi, Leyla akan menceritakan kejadian yang menimpanya beberapa hari kemarin kepada Liqa.

"Jadi, lo pacaran sama tu cowok?!" Leyla mengangguk.

"Daripada aku mati, mending diterima aja."

"Trus lo ga bakal pulang ke rumah gitu? Orangtua lo pasti nyariin," cicit Liqa.

AGAM [terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang