Bab 30

326 31 0
                                    

30. Papa, Mama.

"UDAH, sini!" ujar seseorang dari belakang Emilia, dia merebut kamera itu dari tangan Emilia.

Emilia tersentak, melihat Abangnya yang tiba-tiba muncul. Tak disangka Gibran dan pacarnya datang ke pertandingan basket di sekolahnya. Demi apa? Demi Rado? Tentunya.

"Biar Nindy yang ambil!" jawab Gibran, seraya menyerahkan kamera kepada Nindy yang bersedia melakukannya.

Cewek itu tersenyum dan menyapa Emilia dengan melambaikan tangannya.

"Ayo!" Gibran menarik lengan Emilia, membawa adiknya masuk ke dalam barisan tim putra dan cheerleader.

"Eh! Bang Gibran?" seru Bara kaget, wajahnya senang melihat Gibran datang menyaksikan pertandingannya.

Gibran hanya tersenyum sumringah seraya menaikkan kedua alisnya. Seketika perhatian semua anggota tertuju pada Emilia dan Gibran. Rado hanya tersenyum dengan ulah sahabatnya itu. Emilia yang merasa senang berdiri di tengah, antara Gibran dan Bara, memasang senyum yang lebar. Sementara itu di sebelah Bara ada Tama, Bella dan Rado.

"Siap, ya?" seru Nindy, mengambil perhatian semua. "Satu, dua, ciiis..." gadis mahasiswi itu membidik kameranya begitu mereka siap.

Setelah Nindy membidik kamera satu kali, Bara menarik lengan Emilia, membawa gadis itu berpindah ke sebelah kanannya. Sekarang Emilia berada di antara Bara dan Tama. Ah, Emilia menoleh pada Bara, cowok itu tidak balas menoleh, tapi ini cukup membuat Emilia merasa senang, dan diam-diam, Bella merasa iri melihatnya.

Setelah bidikan ketiga, teman-teman yang lain pada ikutan ingin berfoto dengan tim sekolah mereka. Mita segera mengambil posisi di sebelah Bella.

"Gue tahu lo iri sama Emil," bisiknya ke telinga Bella. "Tapi gue saranin, lo nggak usah fokus sama Emil. Gue udah pastiin kalau Emil nggak punya rasa sama Bara dan dia juga bilang sendiri sama gue kalau dia nggak ada kepikiran tentang Bara. Lo perhatiin, aja."

Bella mengikuti perkataan Mita, melayangkan pandangannya kearah Emilia. Usai berfoto, dia mencermati sikap Emilia kepada Bara. Ya memang, tidak ada tanda-tanda kalau Emilia suka sama cowok incarannya itu. Emilia malah segera meladeni cewek yang datang bersama Gibran.

"Emang nggak ada sih," desis Bella pada Mita.

"Kalau gitu, fokus aja sama Bara. Cowok itu suka atau nggak sama lo."

DEG!

Bella mendelik. Ucapan Mita seakan memukul hatinya. Akan sangat kecewa jika Bara ternyata tidak menyukainya. Tapi bukan Bella namanya jika dia tidak percaya diri. Dan menurutnya, kecil kemungkinan Bara tidak suka padanya, karena nyaris semua cowok di sekolah tergila-gila padanya.

"Hei, Bel!" sapa Luna dari belakang membuat Bella menoleh, diiringi Mita. "Kita semua mau kumpul untuk makan bareng di kafe dekat sini. Lo mau ikut?"

Bella melirik Mita sejenak, "Boleh, tapi gue mau ngajak Mita."

"Oke, nggak masalah."

0o-dw-o0

Masih di sisi lapangan basket, Gibran mengucapkan selamat atas kemenangan tim putra, khususnya kepada Bara.

"Selamat ya, Bro!" seru Gibran, menepuk pelan lengan Bara.

"Iya Bang, sama-sama. Makasih karena udah datang."

Setelah mengucapkan selamat kepada Bara, Gibran langsung menghampiri Rado, begitu juga dengan Nindy, gadis itu mengikuti langkah Gibran setelah menyerahkan kamera ditangannya kepada Emilia. Sedangkan Bella dan Mita pamit duluan, mereka ingin pergi merayakan keberhasilan penampilan cheerleader yang luar biasa tadi bersama anak-anak cheerleader lainnya. Dia membawa Mita untuk menemaninya agar ada teman bicara selain anak-anak cheerleader.

DELUVIEWhere stories live. Discover now