The Unwanted Queen || 24

Mulai dari awal
                                    

Alissya terkekeh pelan saat melihat Thezza yang terlihat sangat malu dengan penyataan yang diucapkan oleh ayahnya. Namun Alissya sangat bahagia saat mengetahui sahabatnya sangat mengkhawatirkan dirinya.

"Kalau begitu lebih baik kita segera memulai pertemuan ini." Ujar Evan menyela percakapan mereka. Lord Edgar dan Lord Jackson yang mendengar itu pun menganggukkan kepalanya setuju.

Evan pun menatap ke arah Alissya dan mengusap puncak kepala wanita itu dengan lembut. "Aku akan melakukan pertemuan sebentar saja. Kau bisa menghabiskan waktumu bersama Thezza." Ujarnya.

"Tentu. Cepatlah ke sana, mereka pasti sudah menunggumu." Ujar Alissya sambil sedikit mendorong tubuh Evan untuk menjauh darinya.

Evan yang mendengar itu menganggukkan kepalanya. Namun sebelum pergi, pria itu mendekati Alissya dan mengecup kening wanita itu dengan lembut.

"Segera panggil aku jika terjadi sesuatu." Ujar Evan dan langsung berjalan menuju aula, tempat dimana pertemuan dilangsungkan.

"Ekhm! Lihatlah, kalian sudah berani mengumbar kemesraan." Ujar Thezza membuat Alissya bersemu merah.

Thezza pun berjalan menghampiri Alissya dan sedikit menyenggol tubuh wanita itu sambil berbisik, "Coba katakan, sudah sampai mana hubungan kalian? Apa kalian sudah melakukannya?"

Alissya langsung membulatkan matanya saat mendengar ucapan Thezza. Bahkan wajah wanita itu sudah sangat memerah. Kejadian kemarin malam kembali muncul diingatan wanita itu, membuat Alissya merasa sangat malu.

"Sebaiknya kita ke taman belakang." Ujar Alissya berusaha mengalihkan pembicaraan dan kemudian berjalan terlebih dahulu meninggalkan Thezza yang masih berdiri di tempatnya.

"Benar dugaanku, kalian pasti sudah melakukannya! Cepat ceritakan padaku malam pertama kalian. Aku sangat penasaran." Teriak Thezza sambil tertawa melihat kelucuan Alissya. Sedangkan wanita itu langsung menutup telinganya dan terus bergumam agar tidak mendengar ucapan dari sahabatnya.

Namun, Livia yang mendengar percakapan mereka berdua langsung mengepalkan tangannya kuat. Mendengar itu, membuat api cemburu mulai menguasai dirinya.

"Tidak! Evan hanya milikku!" Geram Livia.

Saat itu juga, Livia langsung melesat meninggalkan istana untuk kembali ke kerajaannya. Kali ini ia akan membuat sebuah rencana yang mampu memisahkan pasangan tersebut.

*****

Di aula istana, Evan kembali mengadakan pertemuan untuk membahas permasaahan yang terjadi. Tentu ini bukanlah masalah yang mudah. Ini menyangkut kesejahteraan rakyat mereka.

"Sesuai dugaan, dalang di balik ini semua adalah Kenzo, Yang Mulia." Ujar Lord Edgar setelah mengeluarkan kekuatannya untuk mencari tahu siapa dalang di balik permasalahan itu.

"Benar, aku sudah menduganya saat menangkap pria itu." Sahut Evan.

"Tapi untuk apa dia melakukan ini?" Tanya Alpha Hardwin dengan raut wajah bingung.

"Tumbal." Ujar Lord Jackson sontak membuat semua orang membulatkan katanya. Namun tidak dengan Evan yang tersenyum tipis dengan jawaban pria itu.

The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang