E M P A T B E L A S||•14

Start from the beginning
                                    

"Ah, itu...", Emmalya tersenyum bodoh, "efeknya baru bisa hilang setelah 3 jam, hehehe..."

"APA?!".

Author POV end

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•


"Ayo, sayang buka mulut mu, aaaaa", rayuku dengan suara bergetar menahan tawa.

Der menatap ku jijik, tapi tetap memakan makanan yang aku sodorkan dengan pipi merah, menahan malu.

1, 2, 3...

Brrpph! Pemuda itu menyemburkan makanan itu dengan wajah merah khas seperti orang kepedasan, cepat cepat dia menghabiskan segelas air.

Sontak tawaku meledak, ini lebih menyenangkan daripada menjahili Ale!

"Kau ingin membunuhku, hah?!", Seru Der, sedikit meringis, kepedasan.

"Tentu saja tidak", jawabku masih dengan sisa tawa, " aku tak menyangka kau lemah sekali, padahal hanya sebuah cebai hijau yang kecil"

"Sudah selesai? Setelah ini mau kemana?", Tanya Der yang masih kepedasan membuat ku jadi iba.

Tangan ku menyodorkan segelas susu, "minumlah, ini bisa mengurangi rasa pedas lalu setelah itu kita cari toko buku".

Setelah menghabiskan susu itu, aku membayar semua makanan yang tadi kami pesan, lalu meninggalkan restoran kecil itu. Di perjalanan beberapa kali aku melihat pasangan sejenis sedang berkencan, di kekaisaran Ellada homoseksualitas bukanlah hal yang tabu, walaupun begitu, jumlahnya hanya sedikit.

  Langkahku berhenti saat tubuhku mulai menyusut, tanpa ba-bi-bu kutarik lengan Der ke arah salah satu gang sepi.

"Ada apa?", Tanya Der

"Efek ramuannya memudar, dalam hitungan menit aku akan kembali ke sedia kala", jelasku.

Perlahan tubuhku diselimuti cahaya kekuningan dan tak butuh waktu lama, aku kembali pada bentuk asliku sebagai perempuan.

"Sampai jumpa wajah tampan ku", bisik ku sembari mengubah warna rambut ku menjadi hitam dan menyamarkan warna Orchid menjadi kelabu.

Jemariku bergerak mengikat helaian yang sudah menghitam itu secara asal, membiarkan beberapa anak rambut jatuh membingkai wajahku, Selesai,lalu kami lanjutkan pencarian toko buku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jemariku bergerak mengikat helaian yang sudah menghitam itu secara asal, membiarkan beberapa anak rambut jatuh membingkai wajahku, Selesai,lalu kami lanjutkan pencarian toko buku.

Berjam-jam telah lewat, namun tempat yang kami tuju belum menunjukkan batang hidungnya. Ku dudukan tubuh disembarang tempat yang untungnya tidak menghalangi pejalan kaki karena sepi.

"Capek..." Keluhku, "mungkin saja kini kakiku sudah jadi keriting."

"Payah, masa jalan segitu saja sudah banyak mengeluh," cibir derrick, ikut duduk disampingku.

Si sialan ini...

"Cih! Kau tau bukan aku jarang sekali keluar, wajar saja aku mudah kelelahan!" Ketusku, mulai sebal, "lagipula kapan kita sampai?"

Kening Derrick mengerut, ekspresinya dengan jelas mengatakan 'bukankah ku yang tau jalannya?' membuatku berkedip beberapa kali, bingung.

"Aku kira kau tau tempatnya," cicitku yang dibalas dengan helaan nafas Derrick yang terdengar menahan emosi.

•••

  Tubuhku melesak dalam nyaman nya kasur, hari ini sungguh menyenangkan, hingga aku tak bisa lagi menghitung berapa kali aku tertawa.

  Sebelum ke toko buku, sebenarnya aku dan Der singgah ke beberapa toko furniture dan aksesoris. Beberapa kali aku menemukan benda sihir, dari yang kuat hingga lemah dan aku membeli beberapa yang kuanggap berguna.

  Ternyata berbelanja itu sangat menyenangkan, apalagi dengan kekayaan yang dimiliki Duke Lacrux. Pantas saja di kehidupanku sebelumnya banyak wanita yang tergila-gila dengan berbelanja.

Kini tatapan ku bergulir ke ujung kamarku tepat pada sebuah manekin dengan gaun tanpa lengan berwarna langit malam dengan beberapa pernak-pernik berlian berbentuk bintang dan sabit disekelilingnya. Cantik, namun aku selalu merinding saat membayangkan berapa harga satu set gaun itu. Kudengar Rafellio memesannya khusus untukku disebuah butik ternama untuk kukenakan saat perjamuan yang akan diadakan lusa.

Yaps! Jadwal perjamuan itu diundur hingga lusa depan, entah apa penyebabnya tapi jika boleh jujur, itu membuatku merasa lega.

Ahhh malam ini aku akan bermimpi indah!

Belum sempat alam bawah sadar ku menyentuh alam mimpi, sebuah ketukan disusul suara Aleandro yang memanggil ku membuat tubuhku beranjak dari kasur.

"Ada apa Ale?", Tanyaku setelah membuka pintu dan mendapati Ale yang menatapku malu-malu.

"Aku... Tadi bermimpi buruk", cicitnya, "jadi bolehkah Ale tidur bersama kakak?"

Ku usap rambutnya, gemas, "boleh, ayo masuk".

Tubuhku dan Ale tenggelam dalam hangatnya selimut, siap tertidur tapi...

"Kenapa rubah licik itu disini?" Tanya Der, yang entah sejak kapan sudah duduk di salah satu sisi kasur disebelah Ale.

Aku sudah tak terkejut lagi dengan kedatangan Der yang tiba tiba, "maksud mu?".

"Apa kau kira bocah ini benar-benar polos? Emmalya jangan tertipu, dia itu rubah-".

"Jaga ucapan mu! Ale itu memang polos, sekali lagi kau mengucapkan yang tidak-tidak tentang Ale, aku akan merobek mulutmu!", Ancamku sembari memeluk Ale erat, "aku lelah! Ale mari kita tidur saja dan abaikan makhluk itu".

Tanpa kusadari Ale melempar senyum kemenangan kearah Der, membuat pemuda itu menggeram kesal.

Bocah sialan!

-
-
-

Gimana chap kali ini? Apa kalian puas ?

Sebelumnya aku minta maaf klo banyak kekurangan 🙏🙏

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Sampai jumpa lagi!!

Evil Sister In Novel BL(REVISI)Where stories live. Discover now