11 - Setangkai Mawar Putih

730 87 5
                                    

"Beri aku seribu masa, dan aku akan memilih jatuh kepadamu lagi"
Kayla Abhimana

"Eh pak jangan kasar dong sama anak kecil," ucap Kayla sinis. Ia lalu melepas kasar tangan si pedagang. Perlakuan Kayla itu sukses menarik orang-orang untuk mendekat.

"APA-APAAN!!" pedagang itu tidak memedulikan suara nyaringnya yang menarik perhatian orang-orang yang kini berkumpul mengelilingi mereka. Bukan untuk membeli, melainkan menonton pertengkaran seorang gadis pemberani dengan pedagang buah pelit di pasar ini.

Kayla berkacang pinggang, "Jangan main kasar!!"

"JANGAN IKUT CAMPUR. BOCAH INI SUDAH SERING MENCURI BUAHKU!!" ucapnya dengan nada yang makin tinggi.

"Saya tidak akan ikut campur jika anda tidak main kasar dengan anak kecil," Kayla melihat ke arah anak laki-laki itu. Wajahnya tertunduk. Namun Kayla bisa melihat bahwa bocah itu menahan tangis. Badannya sedikit bergetar. Di genggaman tangannya terlihat buah apel busuk yang sudah lembek.

"Itukah buah yang anda maksud? Dia hanya mengambil apel busuk," ucap Kayla serak. Gadis itu berusaha menahan tangisnya. Sungguh hati siapa yang tidak teriris jika melihat bocah lelaki ini. Anak itu hanya ingin mengisi perutnya yang lapar, walau tahu kalau buah apel busuk itu tidak akan menghilangkan rasa laparnya.

Kayla kini menatap orang-orang yang tengah mengelilinginya. Hati Kayla lebih teriris lagi ketika tidak ada satupun orang yang membela bocah malang ini. Seolah hal seperti ini bukan sesuatu yang baru mereka lihat.

"Orang-orang tamak seperti anda inilah yang akan menjadi sumber penderitaan bagi negeri ini," ucapnya pelan.

Kayla berjongkok, ia berusaha menggapai bocah laki-laki itu sebelum si pedagang kembali berteriak, "PERGI KALIAN PERGI!! HEI BOCAH SIALAN CEPAT KEMBALIKAN BUAH ITU SEBELUM HABIS SABARKU!!"

Pedagang itu berusaha merebut apel dari tangan bocah laki-laki, namun bocah itu tetap mempertahankan apel dalam genggamannya. Si pedagang tidak habis akal, ia menarik keras tangan bocah itu kemudian mendorongnya dengan kasar. Bocah lelaki itu terjatuh. Si pedagang lantas merebut apel dari anak itu. Kayla mendidih melihatnya, emosinya sudah di ubun-ubun.

"KU BILANG JANGAN KASAR!!" Kayla mendorong pedagang itu sekuat tenaga hingga pedagang itu jatuh terjerembab ke arah buah jualannya. Beberapa buah itu jatuh ke tanah. Si pedagang yang tersulut emosinya pun membalas Kayla.

"BERANINYA KAU!!" pedagang itu menarik kasar rambut Kayla hingga ikat rambutnya terlepas.

"AKKKH," Kayla yang kesakitan berusaha melepaskan rambutnya. Namun sia-sia, tenaga pedagang itu lebih kuat darinya.

"MAKANYA JANGAN JADI PAHLAWAN KESIANGAN," ujar pedagang itu nyaring.

Kayla terus berusaha melepaskan rambutnya drai cengkraman pedagang itu.

"LEPAS!!" Kayla merasa kulit kepalanya perih. Pedagang ini seperti kerasukan, ia benar-benar menyalurkan emosinya pada Kayla.

"SARAH," sontak semua orang yang melihat pertengkaran Kayla dan pedagang itu menoleh ke sumber suara. Pak Nas beserta 4 orang ajudan dan pengawalnya keluar dari tempat makan setelah mendengar keributan. Pak Nas yang berpakaian lengkap dengan atribut jendral nya pun mendapat tatapan dari semua orang. Banyak diantara mereka yang takut.

Melihat Pak Nas dan pengawalnya, seketika si pedagang buah melepaskan cengkraman tangannya dari rambut Kayla. Pak Nas segera menghampiri adik iparnya itu.

Will Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang