3 - Kembali ke Masa Lalu

907 80 6
                                    

"Nenek, Lala takut," ucapnya.

Kelopak mata gadis itu bergerak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kelopak mata gadis itu bergerak. Bak kuncup bunga yang mulai mekar, mata itu perlahan terbuka. Netra berwarna abu-abu berkedip-kedip. Semburat cahaya lembut menyambut indera penglihatannya. Aroma bunga mawar menyeruak di seluruh ruangan. Bau yang asing, pikirnya. Kamar pribadinya selalu wangi jeruk yang segar. Lalu bau kamar siapa ini?

Gadis itu bangun. Kasur yang ia duduki tidak seempuk kasur miliknya. Juga kamar ini lebih luas dibandingkan kamarnya. Ini kamar siapa?

Kayla melihat sekeliling ruangan. Kamar tidur ini besar, dua kali lebih lebar dari kamarnya. Perabotannya di dominasi kayu bercat hitam dengan warna dinding putih tulang. Lalu di sisi dinding ada sebuah cermin besar berukir dengan bentuk oval, lengkap dengan meja rias dan kursi kayu yang juga berukir. Tidak terlalu jadul untuk style tahun 2021, tapi tidak bisa juga dibilang modern. Ini jelas bukan kamarnya. Seingat Kayla, bukankah ia tertabrak mobil? Lalu kenapa ia ada disini dan bukannya di rumah sakit?

"Haaah?" Kayla menutup mulutnya. Ia terbabrak mobil? Ia tertabrak mobil? Spontan dirabanya seluruh tubuh, tidak ada yang sakit. Ia lalu berlari ke arah cermin besar. Tidak ada lecet atau memar sedikitpun. Tidak ada tanda-tanda ia habis kecelakaan. Ia bahkan masih memakai kontak lens terakhir kali yang ia pakai saat pemotretan. Hanya saja, bajunya telah diganti. Kayla melihat baju yang kini melekat di tubuhnya. Persis seperti baju jaman dulu. Berwarna putih tulang dan berenda dengan lengan panjang, sebawah lutut. Kayla tidak habis pikir, siapa yang memakaikannya baju ini. Ia lebih suka tidur hanya memakai tanktop dan celana pendek saat tidur, itu lebih nyaman baginya. Kayla masih saja memperhatikan tubuhnya di cermin, hingga seseorang mengetuk pintu kamar.

Tok tok tok

Kayla tidak langsung membuka pintu.

"Si-siapa?"

"Sarah kamu sudah bangun? Lekas bersiap lalu sarapan," ucap seorang wanita di balik pintu.

"Sarah? Siapa itu," ucap Kayla pelan. Apa ada oranglain di kamar ini? Kayla menegok ke seluruh kamar. Hanya ada dirinya disini.

"Sarah, Mbak tunggu di meja makan." Lalu terdengar langkah kaki menjauh.

Kayla bingung. Tapi ia tidak bisa berpikir saat ini. Perutnya lapar. Entah mengapa rasanya sangat lapar dari biasanya. Ia lalu membuka pintu perlahan. Menegok keadaan diluar. Hal pertama yang ia lihat adalah rumah bergaya semi eropa bercat putih tulang seperti kamarnya. Terdapat lorong yang lumayan panjang. Bisa Kayla simpulkan bahwa rumah ini besar, mirip seperti rumah-rumah Belanda jaman dulu yang pernah dilihatnya di internet.

Kayla perlahan keluar dari kamar, mencoba mengendap takut ada oranglain. Kayla tidak kenal tempat ini. Sangat asing. Ia takut ada orang jahat disini. Dari tempatnya berdiri, tercium aroma seduhan teh. Kayla mencoba mengikuti arah bau itu. Benar saja seperti dugaan Kayla, rumah ini sangat luas. Khas sekali rumah-rumah petinggi Belanda jaman dulu. Di ruang yang ia yakin adalah dapur, meja makan panjang berkursi 10 langsung menyita perhatian Kayla. Meja makan panjang itu di isi oleh seorang dua wanita dewasa, satu remaja, dan satu anak perempuan. Kayla mengintip. Ia tidak kenal seorangpun diantara mereka. Kayla masih melihat-lihat hingga salah satu wanita dewasa itu melihatnya. Kayla kaget.

Will Never EndWhere stories live. Discover now