4

2.5K 365 5
                                    

Setelah berdiskusi melalui via grup chat. Para anggota kelompok A-2 sepakat untuk berkumpul lagi di basecamp pagi ini. Mengapa pagi? Karena mereka akan membahas terlebih dahulu masalah nginap menginap yang diusulkan oleh Dava. Seperti ada sesuatu yang sangat penting yang ingin disampaikan oleh pria itu. Begitu pula dengan Jihan yang seperti mendapat petunjuk atas kasus yang akan mereka selidiki

Ting tong! Ting tong!

Ansel menatap malas Jaka yang asyik memencet bel apartemen milik Jeffrey, “Lo ngapain sih pake bawa guling segala, Ka?”

Jaka menghentikan kegiatannya dan menatap Ansel, “Gue masih ngantuk, koh”
“Ya tidur”
“Kalo gue tidur, yang ada gue telat kumpul-kumpul. Ketinggalan berita gue”
“Terus ngapain bawa guling?”
“Numpang tidur dikamar si Jep”

“Apart gue bukan tempat penampungan ya” suara si pemilik apartemen dari arah belakang mereka, menginterupsi Ansel dan Jaka. Keduanya menatap Jeffrey dari atas hingga bawah--sepertinya pria itu baru saja selesai jogging

“Darimana lo?”
“Jogging”
“Bawa kantong belanja?” Ansel dan Jaka memyingkir agar Jeffrey bisa masuk duluan ke apartemen miliknya
“Habis jogging, gue mampir ke supermarket. Yok masuk” Jaka langsung melemparkan tubuhnya ke atas sofa tepat setelah sang pemilik apartemen mempersilahkannya masuk

“Gak usah repot-repot lah, Jep. Kita kan bisa pesen makanan lewat g*jek”
Seketika Jeffrey menatap Ansel sinis, “Gak usah kepedean lo, ini bukan buat kalian. Bahan makanan gue emang udah ha--”
Ansel dan Jeffrey sama-sama menoleh saat mendengar suara dengkuran dari arah sofa, “Dia cuma numpang tidur di apart gue?”

Satu persatu anggota kelompok A-2 berkumpul di apartemen Jeffrey. Ada yang masih pakai piyama, ada yang cuma kaos oblong celana pendek, ada yang pakai masker wajah, ada yang bawa sarapan, bahkan ada yang…

“Lo ngapain bawa koper, Madava?!” tanya Yuju kaget pada Dava yang datang dengan koper di tangannya
“Minggat lo?!”
“Katanya nginep…”
“Hari ini baru dibahas, astaghfirullah!”

“Jadi gimana? Kita jadi nginep?” tanya June yang asyik melahap nasi goreng buatan Jihan
“Lo yakin? Kalo kita di grebek gimana?” tanya Mina
“Nah itu. Kan gue udah bilang di grup kemarin” tambah Winwin

“Tapi kita kan nginep rame-rame. Bukan cuma Roje sama Jepri aja misalnya. Kalo berdua doang mah di grebek”
“Napa gue yang jadi contohnya, Madava?!” protes Roje
“Contoh doang, elah”

“Kalo rame-rame malah dikira lokalisasi lagi” ucap Yudha sambil terkekeh
“Mulut lo, Yud. Emang siapa yang mau jual diri ke cowok cowok kayak lo pada”

“Si Teri mah jual diri ke pak Siwo--AMPUN” Bama segera berlindung di belakang tubuh Jeffrey saat melihat Easter berjalan ke arahnya dengan sebuah bantal di tangannya

“Jadi gimana? Jadi gak nginep?” tanya Dika
“Gue setuju sama Dava. Untuk mempermudah info info yang kita dapet dalam penyelidikan. Daripada kita harus bolak balik ke sini kan?” ucap Jihan
“Iya juga sih” setuju Lisa, “Oke, gue setuju”
“Gue ngikut aja”

“Gimana yang lain?” tanya Jeffrey
“Boleh sih, tapi kalo bilang aja dulu sama keamanannya gimana? Takur kalo ada apa-apa kan? Bilang aja kita emang ada tugas dan rumah kita jauh-jauh semua” usul Yuju
“Terus yang tanggung jawab kalo ada apa-apa, siapa?” tanya Bama
“Ya pemilik rumah lah, masa gue”
Jeffrey menatap malas pada Yuju, “Enak di lo semua dong!”


“Gimana yang lain?” tanya Jeffrey“Boleh sih, tapi kalo bilang aja dulu sama keamanannya gimana? Takur kalo ada apa-apa kan? Bilang aja kita emang ada tugas dan rumah kita jauh-jauh semua” usul Yuju“Terus yang tanggung jawab kalo ada apa-apa, siapa...

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Satu persatu anggota kelompok A-2 kembali ke rumah dan kost masing-masing untuk mengambil keperluan mereka selama seminggu ke depan setelah mereka semua sepakat untuk menginap bersama di apartemen milik Jeffrey. Bahkan pria itu harus memohon-mohon pada dua kakaknya agar para anggotanya itu diperbolehkan untuk menginap di apartemen mereka. Jeffrey juga harus meribetkan diri untuk 'meminta ijin' kepada keamanan di apartemen miliknya itu, agar tidak ada hal yang membuat mereka dicurigai

“Jef, nanti kumpul lagi jam berapa?” tanya Jihan yang baru saja kembali dari dapur setelah membereskan piring milik para anggota tidak tau diri itu

“Terserah aja. Sore atau siang mungkin. Kita perlu diskusi juga kan?”
Jihan menganggukan kepalanya, “Oke”

“Ji, mau gue anter ke kost? Sekalian gue balik” tawar Jaka
“Oh, nggak usah. Gue sama Easter”
“I-iya..maksudnya gue anter lo berdua”

Jihan menatap gadis yang menunggunya sambil duduk di sofa itu, namun Easter hanya mengangkat bahunya, “Tiba-tiba banget lo baik?”
“Emang gak boleh?!” protes Jaka pada Easter

“Pasti ada maunya ya?”
“Astaga, niat gue baik loh padahal. Yaudah kalo lo gak mau, Jihan aja. Gimana Ji?”

“Enak aja lo! Gue sama Ibun sepaket ya! Ibun pulang, gue juga”
“Ya makanya ayo, Teri!”

Jihan, Easter, Jaka dan June menaiki lift bersama karena keempatnya memang memiliki tujuan yang sama--ke parkiran

Ting!

“Kak June?” suara seorang gadis membuat June menoleh setelah keluar dari lift
“Oh, hai Karina. Tinggal disini juga?” tanya June basa-basi

Namun gadis itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum simpul, “Nggak kak, mau bantuin keluarganya Selena buat beresin kamarnya dia” Jihan dan Easter membelalakan matanya terkejut, sedangkan June mencoba untuk menyembunyikan keterkejutannya

“Selena? Dia tinggal di apartemen ini?”
Lagi-lagi gadis itu tersenyum simpul dan menganggukan kepalanya, “Iya kak”

Jeffrey mengambil tas dan kunci mobil di kamarnya lalu berjalan ke arah rak sepatu“Mau kemana Jep?” tanya Dava yang masih asyik rebahan di depan televisi sambil ngemil--udah berasa rumah sendiri“Mau keluar bentar, ada janji”

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Jeffrey mengambil tas dan kunci mobil di kamarnya lalu berjalan ke arah rak sepatu
“Mau kemana Jep?” tanya Dava yang masih asyik rebahan di depan televisi sambil ngemil--udah berasa rumah sendiri
“Mau keluar bentar, ada janji”

Seketika Dava bangun dari tidurnya dan menatap Jeffrey dengan bibir cemberut, “Lah? Gue sendirian dong?”
“Kan nanti anak-anak kesini”
“Tetep aja, Jep! Masa gue sendirian?! Gue ikut dong”

“Nggak, gue gak ngajak lo”
“JAHAT!”
“Udah lah, jaga rumah aja. Nanti kalo anak-anak kesini, bukain pintu”
“LO KIRA GUE PEMBANTU LO?!”

Kring!

Bunyi bel di pintu sebuah kafe terdengar, menandakan seseorang baru saja memasuki kafe. Pria itu menatap sekitarnya dan tersenyum saat menemukan segerombolan temannya yang duduk di pojok kafe. Dengan senyum sumringah, ia melangkahkan kakinya menuju ke tempat teman-temannya itu berkumpul

“Bang!”
“Eh Jef, dateng juga akhirnya”
“Gimana pidper lo?” tanya seorang pria tinggi dengan lintingan rokok di sela jarinya
“Pusing bang” ucapan Jeffrey membuat teman-temannya tertawa

“Bang Tuy mana?” tanya Jeffrey setelah menyadari ada seseorang yang tidak hadir dalam rapat dadakan ini
“Ke rumah sakit” jawab seorang pria dengan kacamata yang bertengger di hidungnya
“Bang Tuy sakit?”

Pria itu menggelengkan kepalanya, “Ceweknya sakit, habis lihat orang bundir”
Seketika Jeffrey menoleh pada pria berkacamata itu dan menatapnya serius, “Bundir?”
“Iya, si Chesa kan saksi matanya Selena yang bundir itu”

Jangan lupa vote + comment ya

Salam
BesiBromIodin

The Case  |  97Line  [SEASON 1, 2 & 3 END] ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora