#4 - Rafara

204 10 0
                                    

To : Rafa :*

Lagi dimana honey?

Send...

From : Rafa :*

Di perpus.

Begitulah kekasih ku, Rafa Prasetya cowok terganteng di Hayden International School. Cuek dan terkesan dingin.

"Kenapa lagi lo far. Rafa masih cuek?"

Aku cuma memutar bola mata menanggapi ucapan dimas. Dia adalah sahabat baikku.

"Masih betah aja sama bongkahan es itu"

"Nama nya juga cinta dim"

"Makan tuh cinta far"

Aku bangkit dari tempat duduk ku dan berjalan menuju kelas. Aku tercekat saat melihat rafa sedang tertawa lepas dengan citra. Aku aja nggak pernah bisa buat dia ketawa lepas kayak gitu.

To : Rafa :*

Masih di perpus kah?

Send..

Aku mengintip dari balik pilar. Aku harap dia nggak ngeliat aku disini.

From : Rafa :*

Iya. Jangan ganggu aku lagi belajar.

Ouh. Belajar ya.. Berduaan sama cewek lain ketawa-tawa gitu nama nya belajar. Baru tahu aku.

Aku terus bergulat dengan pikiran ku dan batinku. Rafa ,kekasihku selama setahun ini ternyata jago bohong juga. Aku berjalan mendekati keduanya.

"ouh ini ya yang namanya belajar. Ini taman loh bukan perpus"

Jujur aku pengen nangis tapi aku tahan dengan susah payah. Berusaha berucap dengan santai.

"Far. Ini nggak seperti yang kamu lihat"

"Makasih ya raf udah bikin hari-hari aku berwarna setahun ini. Dan berapa kali nih kamu bohongin aku?. Makasih aja deh. Kayak nya kita emang harus putus"

"Far---"

Aku berjalan menjauh dari rafa.

*

Semenjak kejadian itu aku benar-benar menghindari apapun yang berhubungan dengan rafa. Aku jarang ke perpus ataupun ke lapangan basket. Makan aja aku minta di bawain sama dimas.

Seperti hari ini aku membawa bekal dari rumah dan segera berjalan ke taman belakang. Kayak nya disana sepi, kalo di kelas rawan. Bisa-bisa rafa nyariin aku. Hell.. Mana mungkin sih far dia nyariin kamu. Mungkin dia lagi ketawa-ketawa sama citra ataupun pacar baru nya.

Aku menghela nafas panjang. Aku jadi sering melamun sekarang. Aku pun duduk dibangku panjang dan segera memakan bekal ku. Sesekali menatap ayunan di depan ku.

"Far--"

Aku menoleh mencari siapa yang memanggilku. Dan lagi-lagi aku tercekat , aku membereskan bekal ku dan mulai berjalan. Namun tangan ku ditarik oleh seseorang.

"Sampai kapan kamu menghindar dari aku. Kita butuh ngomong far--"

"Sorry. Aku masih ada urusan--"

"Far. Dengerin aku sebentar"

"Raf. Aku harus masuk kelas"

"Kita harus ngomong. Semua nggak seperti yang kamu pikirin--"

"Kamu selingkuh raf dan betapa bodohnya aku karena buta dengan semua--"

"Pacar siapa far? pacar ku itu cuma kamu"

"Bulshit. Citra itu apa? Ketawa-ketawa berdua bilangnya diperpus"
"Maaf aku bohong tentang itu. Aku cuma ngobrol biasa aja kok sama dia. Dan kalo aku balas aku lagi sama citra apa kamu nggak akan marah? Bakal marah juga kan. Aku cuma nggak mau kamu mikir yang negatif far. Aku akui aku emang cuek dan seakan nggak peduli dengan sekitar. Itu karena aku sulit buat beradaptasi. Kalo kamu sms kenapa aku bales pendek? Jujur far-- aku nggak tau harus bales apa. Aku terlalu seneng bisa sama kamu, aku ini nggak bisa romantis dan kayak nya nggak berbakat deh. Jadi aku cuma bales sekenanya. Maaf kalo itu bikin kamu ragu dengan aku. Always love you, Fara gabriela"

Aku cuma bisa diam membatu. Tindakan ku sangat bodoh, kenapa aku nggak dengerin penjelasan rafa dulu. Kenapa aku bertindak sesuka hati gini.

"Sorry--"

Aku nggak bisa ngomong apa-apa lagi selain kata itu.

"Fara. Aku mau kamu jadi fara aku lagi. Kita pacaran kayak dulu. Aku bener-bener hancur waktu kamu jauh dari aku."

Aku menelan ludah susah payah.

"Always love you Rafa Prasetya"

Aku memeluk rafa erat. Aku bener-bener kangen moment-moment kayak gini.

"Always love you Fara gabriela"

-----------

Jika punya masalah selesaikan dengan kepala dingin. Jangan memutuskan sesuatu dengan asal dan akan membuatmu menyesal di kemudian hari. Berbicara lah baik-baik dan minta penjelasan padanya.

[ Story 4 - Rafara ]

Cheers, TamyBie

Rainbow After RainDonde viven las historias. Descúbrelo ahora