Daichi menoleh ke arah Tsuki, "Oikawa ingin membawa Hinata ke Aoba Johsai, tentunya Suga yang mendengar itu murka," jelas Daichi.

"APA?" Teriak mereka berdua serentak. Daichi yang berada tepat di samping mereka terkejut. Bahkan, bukan hanya Daichi saja yang terkejut.

Suga dan Oik yang sedang ribut saja langsung berhenti dan menoleh ke arah Kageyama dan Tsukishima. Terlihat dari aura mereka, bahwa mereka marah.

Oik yang melihat itu merinding, dia punya firasat bahwa kemarahan itu ditujukan kepadanya. Tamatlah riwayat hidupnya, menghadapi Suga saja dia kewalahan. Apalagi dia menghadapi dua junior dari Karasuno itu.

Seketika dia menyesal. Kalau tau mereka berdua sudah datang, dengan sukahati Oik membiarkan Suga mengambil Hinata dari pelukannya.

Sedangkan di sisi Kage dan Tsuki, Daichi menghela napas. Sia-sia saja dia menggiring mereka berdua untuk meredakan amarah mereka.

Baru saja Kage dan Tsuki ingin menghampiri Oikawa, pintu gym terbuka. Terlihatlah Takeda sensei serta coach Ukai yang mematung di depan pintu Gym. (I'm so sorry tapi aku lupa di chap sebelumnya aku bicara tentang apa soal mereka, jadi maaf ya kalau ga nyambung)

Seketika suasana menjadi Hening, mereka kembali kepada posisi mereka masing-masing. Suga sudah tak lagi menarik baju Oikawa, hanya saja tatapannya tidak pernah lepas dari Oikawa. Begitu pula dengan Kageyama dan Tsukishima.

Untuk menghilangkan kecanggungan Daichi berdeham, "Ehem!" Karena deheman Daichi Takeda sensei dan coach Ukai terbangun dari lamunan mereka.

"Jadi... ada yang bisa jelaskan apa yang sedang terjadi saat ini?" Takeda sensei memulai pembicaraan.

"Tunggu, sebelum itu antarkan Oikawa dan Iwaizumi terlebih dahulu." Dengan itu Ennoshits serta Kinnoshita langsung mengantar kedua orang tersebut. Tanpa kata, Oikawa dan Iwa mengikuti mereka.

Sesampainya di gerbang, Oikawa sangat terpaksa memberikan Hinata kepada Ennoshita dan mengucapkan terima kasih karena sudah mengantar. Bergegas mereka kembali ke dalam Gym.

Di sisi lain....

Melihat tidak ada yang bersuara, Takeda sensei mengarahkan pandangannya ke Daichi. Melihat itu Daichi menghela napas dan mulai menceritakan semua kejadiannya dari awal.

Beberapa menit kemudian....

Coach Ukai dan Takeda sensei menghela napas. "Lalu, apakah kalian sudah menghubungi orang tua Hinata mengenai keadaannya?" Kali ini coach Ukai yang bertanya.

Mereka semua menggeleng, "Syukurlah, biar nanti aku dan Takeda sensei saja yang berbicara kepada orang tua Hinata. Sekarang masalahnya adalah Nekoma ingin mengadakan latih tanding dengan kita. Dan latih tanding itu akan di adakan besok, makanya kami berdua cepat-cepat datang kemari. Tak kusangka ada kejadian mengejutkan saat kami berdua pergi."

"Bagaimana? Apa kalian tetap ingin menerima permintaan dari Nekoma atau tidak? Tidak perlu khawatir Hinata akan ikut bersama kita, tidak mungkin kita meninggalkannya dalam kondisi seperti ini" tanya Takeda sensei.

Mereka semua saling berpandangan, "Aku rasa kita tetap menerima saja. Bagaimanapun Nekoma sudah lama menjadi rekan kita. Sungkan rasanya menolang tawaran tersebut." Kali ini Ennoshita mengucapkan pendapatnya.

Takeda sensei mengangguk, "Bagaimana? Kalian semua setuju?", "Tidak/Iya" jawaban berbeda didapatkan oleh Takeda sensei.

Coach Ukai memijat kepalanya,
"Siapa yang menjawab tidak dan berikan alasannya," ujar coach Ukai.

Tentu saja Suga, Kageyama, Tsukishima, Tanaka, dan Noya yang memgangkat tangannya.

"Baiklah, dimulai dari Suga terlebih dahulu. Apa alasanmu?" tanya Takeda sensei.

Our Sun Where stories live. Discover now